Headline Tribun Jabar

Seburuk Apapun Sesak Napasnya, Pasien Akan Ditolak Masuk IGD, Penyebabnya karena Kurang Stok Oksigen

Headline Tribun Jabar, hari ini, mengulas kekurangan oksigen di rumah sakit. Ada rumah sakit yang membatasai pelayanan IGD karana kekurangan oksigen.

Editor: Fauzie Pradita Abbas

"Kan sesak napas teh banyak kan ya, ada yang terpapar Covid-19, ada juga yang bukan. Terus, yang Covid-19 juga tidak selalu sesak napas. Maka akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, apakah pasien tersebut harus dirawat di rumah sakit atau tidak," ucapnya.

Ia mengatakan, biasanya produsen mengirim oksigen ke RS Al Islam hingga tiga kali sehari. Namun, karena kebutuhan oksigen di berbagai tempat tengah tinggi, sudah seminggu ini RS Al-Islam tak mendapat pasokan sehingga harus secara mandiri datang ke produsen.

"Sekarang tidak dikirim, tetapi harus bawa sendiri, mencari sendiri," ujar Iqbal.

Iqbal berharap pemerintah dapat segera menyelesaikan permasalahan ini. Terlebih saat ini, RS Al Islam sedang merawat sebanyak 120 pasien Covid-19, jumlah yang sebenarnya sudah melebihi kapasitas tempat tidur yang disiapkan untuk pasien Covid, yakni 107 unit. Beberapa pasien Covid, kata Iqbal, terpaksa harus menjalani perawatan di luar kamar perawatan, dan menunggu antrean untuk memperoleh kamar perawatan tersebut.

"Pasien yang dirawat di luar (kamar perawatan) ini, kan, ada juga yang butuh tabung oksigen. Kalau yang di dalam sudah ada fasilitas oksigennya. Tapi kalau seperti ini terus kita kewalahan karena ketersediaan oksigen makin lama makin habis, dan prediksinya mungkin cuma cukup untuk beberapa hari ke depan," katanya.

Di RSUP Hasan Sadikin Bandung, tersendatnya pasokan oksigen dari distributor juga mulai terasa dampaknya. Mereka tak bisa lagi menunggu pasokan seperti biasanya, tapi harus jemput bola, mendatangi para distributor demi menjamin ketersediaan oksigen bagi pasien.

"Kami selalu berkontak dengan pemasok oksigen untuk RSHS, dan mereka masih menjanjikan ketersediaannya tetap untuk RSHS. Cuma untuk memasoknya biasanya sekali tiga hari sekarang ini satu kali 24 jam," ujar Plt. Direktur Utama RSHS Bandung, dr Irayanti, dalam keterangan persnya, kemarin.

Untuk oksigen tabung, RSHS harus menjemput langsung ke distributor. Ini karena pihak distributor, kata Irayanti, juga kekurangan personel untuk mengantarkan gas ke rumah sakit.

Ia mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) isolasi bagi pasien Covid-19 di RSUP Hasan Sadikin sudah mencapai 92,5 persen dari 287 total ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi intensif ICU dan non ICU.

"Hingga pagi tadi masih cukup banyak pasien yang harus antre di IGD karena penuhnya tingkat keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 saat ini," ujarnya.(cipta permana/nandri prilatama/nazmi abdurahman)

Simak Headline Tribun Jabar dan berita terkait di sini

Video pilihan Tribun Jabar

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved