Headline Tribun Jabar
Seburuk Apapun Sesak Napasnya, Pasien Akan Ditolak Masuk IGD, Penyebabnya karena Kurang Stok Oksigen
Headline Tribun Jabar, hari ini, mengulas kekurangan oksigen di rumah sakit. Ada rumah sakit yang membatasai pelayanan IGD karana kekurangan oksigen.
Headline Tribun Jabar, hari ini, mengulas kekurangan oksigen di rumah sakit. Ada rumah sakit yang membatasai pelayanan IGD karana kekurangan oksigen.
Simak Healdine Tribun Jabar selengkapnya di bawah ini.

Tiga rumah sakit di Kota Bandung akhirnya membatasi pelayanan instalasi gawat darurat (IGD) mereka menyusul kelangkaan oksigen.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung, Rumah Sakit Al-Islam Bandung, dan Edelweiss Hospital yang telah mengumumkan kebijakan tersebut di akun Instagram resmi masing-masing rumah sakit. Untuk sementara, ketiga rumah sakit itu tak menerima pasien dengan keluhan sesak napas.
Direktur Utama RSUD Kota Bandung, Mulyadi, mengatakan ketersediaan oksigen medis di RSUD Kota Bandung sudah sangat tipis seperti yang terjadi di rumah sakit-rumah sakit lainnya di Kota Bandung.
Vendor atu distributor oksigen, kata Mulyadi, tak dapat menjamin distribusi oksigen ke RSUD Kota Bandung secara rutin sesuai kebutuhan.
"Apalagi sekarang banyak pasien-pasien covid yang lagi dirawat," ujarnya kepada Tribun saat dihubungi melalui telepon, Senin (5/7).
Mulyadi mengatakan, oksigen medis yang tersedia di RSUD Kota Bandung hanya tinggal untuk pasien-pasien yang tengah dirawat di ruang isolasi, IGD non-Covid, dan operasi yang emergency. Jika tak ada lagi pasokan, persediaan oksigen diperkirakan hanya cukup sampai pukul 00.00 WIB.
"Kami sekarang masih menanyakan lagi ke vendornya dan jawabannya belum pasti untuk pengiriman oksigen berikutnya," katanya.
Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan RSUD Kota Bandung, Holidon, mengatakan ketersediaan oksigen di RSUD Kota Bandung hingga Senin siang tinggal dua tabung besar dan beberapa tabung kecil. Oksigen dalam tabung besar, kata Holidon, bisa digunakan selama tiga jam pemakaian. Adapun oksigen tabung kecil hanya digunakan untuk cadangan. I
“Harusnya kita punya delapan atau 10 tabung besar. Sehingga kalau punya 10 tabung besar oksigen berarti dapat digunakan selama 30 jam," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara, mengatakan berdasar laporan hasil peninjauan ketersediaan oksigen medis per Minggu (4/7) pukul 16.00 WIB di 29 rumah sakit, dari kebutuhan oksigen 35.754,05 meter kubik per hari, ketersediaan hanya 16.222,55 meter kubik. Ahyani mengatakan, dengan jumlah tersebut, estimasi habis sekitar 0,45 hari.
"Itulah sebabnya rumah sakit-rumah sakit lakukan buka-tutup (penerimaan) pasien Covid. Yang membutuhkan oksigen itu kan bukan hanya di Kota Bandung melainkan seluruh Indonesia," ujarnya, kemarin.
Dihubungi, Minggu (4/7), Direktur Utama RS Al Islam dr Muhammad Iqbal, mengatakan kebijakan pembatasan pelayanan IGD di Al-Islam terpaksa mereka ambil karena khawatir mereka tak dapat menangani pasien baru lantaran keterbatasan oksigen. Terlebih, banyak pasien yang tengah menjalani perawatan dengan keluhan sesak napas.
"Saat ini banyak pasien yang kami rawat memerlukan oksigen karena penggunaan ventilator yang masif. Jangan sampai justru mereka tidak terbantu," ujarnya.
Iqbal mengatakan, pembatasan IGD untuk pasien dengan keluhan sesak napas tidak hanya untuk mereka yang didiagnosa terpapar Covid-19.