Tabung Oksigen Isi Ulang di Sejumlah Apotek di Kota Bandung Alami Kelangkaan: Harus Waiting List

Akhmad Alam Maulana mengaku, tingginya permintaan konsumen, membuat ketersediaan tabung oksigen mengalami kekosongan sejak seminggu terakhir.

Editor: Mumu Mujahidin
Tribunjabar.id/Cipta Permana
Foto tabung oksigen isi ulang volume satu meter kubik kosong yang berjejer di depan pintu masuk apotek Kimia Farma 43 Buah Batu, Minggu (27/6/2021) 

Laporan wartawan TribunJabar.id, Cipta Permana.

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Melonjaknya kasus penyebaran Covid-19 di Kota Bandung beriringan dengan tingginya permintaan isi ulang tabung oksigen cair bagi kebutuhan pasien positif Covid-19

Kondisi ini selain berdampak pada langkanya tabung oksigen di pasaran bagi konsumen, tapi juga bagi penyedia jasa isi ulang, seperti apotek yang mengalami pembatasan pengiriman oleh pihak suplyer oksigen.

Asisten Apoteker Prima Jaya di Jalan Tubagus Ismail, Akhmad Alam Maulana mengaku, tingginya permintaan konsumen, membuat ketersediaan tabung oksigen mengalami kekosongan sejak seminggu terakhir.

"Minggu kemarin kita benar-benar kosong, hari Jumat kemarin memang ada pengiriman, tapi jumlahnya di batasi hanya sepuluh tabung ukuran satu meter kubik dari biasanya kita di kirim 20 tabung oksigen dari suplayer. Alasannya, pasokan dibagi-bagi ke beberapa wilayah area, bukan cuma di Kota Bandung tapi juga luar Kota Bandung," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (27/6/2021).

Alam menjelaskan, selama beberapa pekan setelah hari raya Idulfitri, permintaan konsumen akan isi ulang tabung oksigen, meningkat pesat. Bahkan, seiring terbatasnya ketersediaan barang, membuat sejumlah konsumen memilih untuk membeli tabung lengkap dengan regulatornya.

"Kalau dulu sebelum hari raya, konsumen yang ngisi ulang tabung oksigen itu paling hanya satu atau dua orang, tapi beberapa hari ini lebih dari lima orang. Malahan terakhir itu hari Jumat pagi kita ngisi datang sepuluh tabung, Jumat malam itu sudah tinggal sisa dua lagi, bahkan beberapa konsumen harus waiting list, dan minta untuk dikabari kalau tabung oksigen datang dari suplyer, sampai segitunya," ucapnya. 

Meski demikian, untuk saat ini ia mengaku belum berniat untuk menaikan harga jual maupun melakukan pembatasan penjualan kepada para konsumen.

Dimana, untuk harga jual tabung isi ulang ukuran satu meter kubik dihargai Rp. 38 ribu. Sedangkan untuk harga jual tabung oksigen Rp. 650 ribu.

"Saat ini kami masih belum berniat untuk menaikan harga jual, tapi kalau untuk pembatasan pembelian mah sepertinya akan ada, misal maksimal seorang hanya bisa beli dua tabung," ujar Alam.

Baca juga: Kebutuhan Oksigen di Kabupaten Garut Meningkat Empat Kali Lipat, Bupati Jamin Stok Aman

Akan tetapi, berdasarkan informasi dari pihak suplyer, bahwa nanti akan ada penyesuaian harga jual distributor, namun hingga sekarang, pihaknya belum tahu berapa kenaikan harga, dan akan diterapkannya kebijakan tersebut.

"Tapi melihat kondisi saat ini, bisa jadi harga tabung oksigen naik dari Rp. 650 ribu jadi Rp. 700-750 ribu, tapi engga tahu kapan bakal naiknya. Selain isi ulang tabung oksigen, yang juga ikut melonjak adalah pembelian vitamin. Kalau Oxycan atau oksigen portabel malah udah kosong lama di kita, katanya mah kosong pabrik, engga tahu kapan bakal ada lagi," katanya.

Kondisi serupa terkait kosongnya tabung oksigen pun dialami oleh apotek Kimia Farma 43 Buah Batu. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan isi ulang tabung oksigen, manajemen terpaksa mencari ketersediaan hingga ke distributor di Jakarta.

Kepala Apotek Kimia Farma 43 Buah Batu, Aji Sutarmaji mengaku, dari 20 tabung oksigen volume satu meter kubik yang dimiliki apoteknya, hanya dalam kurun waktu dua hingga tiga hari ketersediaan tersebut langsung habis diserbu pembeli.

"Kosong kondisinya (tabung isi ulang) di Kota Bandung sekarang, terakhir itu saya cari dan dapat oksigen itu dari Jakarta hari Selasa lalu, itupun hanya dapat 20 tabung, langsung habis dua tiga hari saja. Terus bagian pengadaan di apotek saya pesan lagi, malah katanya harus COD (cash on delivery) sekarang, dan itu pun barangnya belum tentu ada, karena informasi suplyer prioritas sekarang pengiriman ke rumah sakit, jadi apotek engga kebagian," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (27/6/2021). 

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved