Covid-19 Varian Delta Sudah Bermutasi Lagi Menjadi Delta Plus, Para Pakar Pun Merasa Khawatir
Setelah bermutasi menjadi Alpha kemudian varian Delta yang telah menjadi strain dominan secara global dan yang kini mendapat perhatian adalah varian D
TRIBUNCIREBON.COM - Virus corona, Covid-19 telah bermutasi berulang kali sejak muncul di China pada akhir 2019.
Setelah bermutasi menjadi Alpha kemudian varian Delta yang telah menjadi strain dominan secara global dan yang kini mendapat perhatian adalah varian Delta Plus.
Varian Delta ditemukan di India di mana ia memicu lonjakan ekstrem dalam kasus Covid-19 sebelum menyebar ke seluruh dunia .
Namun kini telah muncul mutasi dari varian tersebut, yang disebut Delta Plus yang mulai mengkhawatirkan para pakar global.
Baca juga: Gejala Baru Virus Corona Varian Delta, Pasien Bakal Alami Flu Berat, Rasakan Kepala Pusing
India telah memperhatikan varian Delta Plus sebagai karena ada kekhawatiran bahwa varian ini berpotensi lebih menular.

Dikutip dari CNBC News pada 16 Juni 2021 kasus varian Delta Plus juga telah diidentifikasi di Amerika Serikat, Kanada, India, Jepang, Nepal, Polandia, Portugal, Rusia, Swiss, dan Turki.
Sebelumnya World Health Organization (WHO) memperingatkan varian Delta berpotensi menjadi lebih mematikan daripada virus corona yang berasal dari Wuhan.
Baca juga: Peneliti China: Dua Vaksin Covid-19 Buatan China Kurang Efektif Melawan Varian Delta
Baca juga: Studi Terbaru Ungkap Covid-19 Pertama Muncul di China pada Oktober 2019, Ahli: Bukan Buatan Manusia
Varian Delta disebut lebih cepat menular dan membuat pasien menjadi sakit parah.
Hal ini diungkapkan Dr. Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO.
Menurutnya varian Delta menjadi varian paling dominan di seluruh dunia.
Varian Delta yang sangat menular adalah jenis virus corona tercepat dan terkuat yang pernah ada dan akan mengambil orang yang paling rentan, terutama di tempat-tempat dengan tingkat vaksinasi Covid-19 yang rendah.
“Varian Delta ini lebih cepat, lebih bugar daripada varian sebelumnya, dan oleh karena itu jika ada orang yang dibiarkan tanpa vaksinasi, mereka tetap berada pada risik tertinggi,” kata Ryan.
Bahkan WHO melabeli varian Delta sebagai varian yang menjadi perhatian bulan lalu.
Sebuah varian dapat diberi label sebagai 'perhatian' jika terbukti lebih menular, lebih mematikan, atau lebih resisten terhadap vaksin.

Baca juga: Varian Delta Bikin Sydney Hadapi Masa Paling Menakutkan Sejak Pandemi Dimulai
Baca juga: Varian Delta Catat 20 Persen Kasus Baru Covid-19 AS, Ahli Medis Prediksi Akan Jadi Strain Dominan
"Varian Delta sekarang menggantikan Alpha, varian yang sangat menular yang melanda Eropa dan kemudian AS awal tahun ini," ujar Dr. Paul Offit, Direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia dikutip Tribunnews dari CNBC News, Kamis (24/6/2021).