Dengar Ada Penolakan Pasien di RSUD 45 Kuningan, Bupati Acep Marah Siapkan Sanksi Hingga Pemecatan
Bupati Kuningan H Acep Purnama mewanti-wanti kepada petugas pelayanan medis. Terlebih muncul kabar bahwa lembaga medis daerah ini melakukan penolakan
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN – Bupati Kuningan H Acep Purnama mewanti-wanti kepada petugas pelayanan medis di Kuningan.
Terlebih dengan muncul kabar bahwa lembaga medis daerah ini melakukan penolakan terhadap warga alias calon pasien.
“Jika memang terjadi adanya penolakan pasien untuk mendapat pelayanan dari Rumah Sakit Umum, tolong sampaikan dan kami telah siapkan sangsi hingga melakukan pemecatan kepada bersangkutan,” ungkap Bupati Acep disela kegiatan TMMD ke – 111 di Desa Jamberama, Kecamatan Selajambe, Kuningan Jawa Barat, Selasa (14/6/2021).
Baca juga: Buntut Penolakan Pasien Kritis yang Sempat Heboh di Kuningan, Manajamen RSUD 45 Jelaskan Begini
Menurutnya, kesehatan merupakan pelayanan yang harus di utamakan. Apalagi kebutuhan untuk sehat itu bagi masyarakat,sekaligus seagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19.
“Soal kesehatan itu merupakan yang utama dan meski mendapat pelayanan priotitas, apalagi dimasa sekarang bahwa sehat itu harus di miliki dalam mencegah penyebaran covid-19,” ujarnya.
Kaitan dengan lonjakan kasus Covid-19 di Kuningan, Bupati telah menyiapkan panduan bagi lapisan masyarakat daerah. Hal ini tidak jauh beda dengan pelaksanaan sebelumnya, yakni menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).
“Lonjakan kasus Covid-19, kami akan memberlakukan PPKM bagi masyarakat Kuningan, baik yang berada di daerah maupun di pusat kota. Tindakan ini sama diterapkan kepada pembatasan jam operasional pengusaha dan toko modern,” ungkapnya.
Baca juga: Pasien Kritis Ditolak di RSUD 45 Kuningan, Pengantar Nyaris Ribut dengan Sekuriti, Ini Kronologinya
Hanya mengingatkan, Sempat terjadi penolakan terhadap calon pasien untuk mendapatkan pelayanan medis di RSUD 45 Kuningan, kontan mendapat tanggapan langsung dari Dirut RSUD 45 Kuningan, dr Deki Saefullah melalui Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD 45 Kuningan, yakni dr Lidya.
Alasan Penolakan semalam yang di lakukan petugas jaga di RSUD, kata dia akibat jumlah kasus COVID-19 yang terus mengalami lonjakan signifikan di Kabupaten Kuningan, sehingga membuat tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan saat ini dalam kondisi penuh.
"Sebenarnya itu bukan penolakan, tapi lagi dekontaminasi dan untuk di RSUD 45 Kuningan sekarang memang penuh untuk ruang isolasi," kata dr Lidya Kepasa wartawan, Selasa (15/6/2021).
Akibat keterisian ruang isolasi di RSUD 45 Kuningan penuh, sebagai langkah lain akhirnya mengaktifkan kembali eks RS Citra Ibu (RSCI) untuk dijadikan tempat isolasi.
"Disana (eks RS Citra Ibu) ada 25 tempat tidur dengan jumlah pasien ada sebanyak 6 orang. Sementara untuk di RSUD 45 ada 40 total tempat tidur," ujarnya.
Sekedar informasi, adanya penolakan pasien oleh manajemen RSUD 45 Kuningan. Kontan membuat sejumlah warga sekaligus pengantar pasien terpancing emosi dan nyaris terjadi bentrok dengan petugas Satpam alias Security setempat.
Saat di lokasi kejadian, Uju (47) warga Desa Ciherang, Kecamatan Kadugede ini mengaku sebelumnya kaget dengan tindakan penolakan yang di lakukan bagian manajemen RSUD setempat. Pasalnya, pasien yang diketahui bernama Neni (45) dalam keadaan kritis dengan penyakit yang di deritanya.
"Tadi saya kaget ada penolakan, padahal sudah bilang ini pasien sakit. Kasihan dia tuh lihat saja," kata Uju lagi.
Tidak lama dari keributan tadi, Uju bareng warga, akhirnya mengikuti saran Security untuk membawa pasien ke Rumah Sakit Juanda.
"Kami sangat aneh saja, bawa pasien kesini malah mendapat penolakan. Terus anehnya, kami malah disuruh membawa pasien ke Rumah Sakit Juanda," katanya.
Sesampainya di Rumah Sakit Juanda, kata Uju mengaku nasib serupa pun diterima bahwa pasien tidak bisa dilanjutkan pengobatan atau perawatan di rumah sakit tersebut.
"Tadi pas ke Rumah Sakit Juanda, kami bawa pasien juga di tolak oleh manajemen sana. Akhirnya kami putuskan balik ke Rumah Sakit Umum untuk minta hak pelayanan kesehatan masyarakat hingga bisa langsung, pasien bisa masuk dan mendapat perawatan medis," ungkapnya.
Di tempat sama, Fery sekaligus petugas Security RSUD 45 Kuningan mengaku bahwa tadi terjadi bukan penolakan.
"Tadi tuh bukan penolakan, melainkan kami menyarankan untuk bertobat ke RS Juanda, karena ruangan di sini lagi dekontaminasi atau penyetrilan ruangan," kata Fery tadi.
Masih kata Fery mengaku bahwa pelaksanaan dekontaminasi ini sebagai bentuk pencegahan terhadap paparan Covid19. Terlebih jumlah pasien Covid19 di Rumah Sakit 45 ini banyak.
"Iya, dekontaminasi tadi dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid19. Sebab semua ruang isolasi full tank dengan pasien Covid19," katanya. (*)