Sehari Bisa 15 Jenazah Pasien Covid-19 yang Dikuburkan di TPU Cikadut, Naik 100 Persen Lebih
jumlah jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di TPU Cikadut melonjak, hingga 100 persen dari kondisi sebelum lebaran.
Laporan wartawan TribunJabar.id, Cipta Permana.
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Meningkatnya kasus penyebaran Covid-19 di sejumlah daerah di Jawa Barat, termasuk Kota Bandung pasca libur lebaran, turut berdampak pada peningkatan jumlah jenazah pasien Covid-19 yang di makamkan di TPU Cikadut, Kota Bandung.
Koordinator Jasa Pikul Jenazah Pasien Covid-19 di TPU Cikadut, Fajar Ilfana membenarkan tekait kondisi tersebut.
Bahkan menurutnya, jumlah jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di TPU Cikadut melonjak, hingga 100 persen dari kondisi sebelum lebaran.
"Sebulan kemarin (Mei) jumlah jenazah pasien Covid-19 yang di makamkan meningkat sampai 151 jenazah. Bahkan, seminggu kemarin ini saja (bulan Juni), kami memakamkan sampai 35 jenazah," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus 100 Per Hari, Bandung Terancam Kolaps, Satgas Sebut Bisa Cegah Dengan Cara Ini

Fajar menuturkan dibandingkan dalam kondisi normal, pihaknya mengaku hanya memikul 2-3 jenazah pasien Covid-19 per hari.
Namun selama beberapa hari terakhir, lonjakan mencapai belasan jenazah pasien Covid-19.
"Malahan, Sabtu kemarin sampai malam kami sampai harus memikul 15 jenazah, delapan jenazah di Sabtu pagi sampai siang, terus magrib sampai subuh itu tujuh jenazah. Belum lagi pas Minggu paginya dua jenazah. Jadi jumlah paling banyak itu 15-20an (jenazah) sehari," ucapnya.
Meski dengan kondisi jumlah jenazah yang terus melonjak, namun Fajar menuturkan, pihaknya tidak memiliki rencana untuk menambah jumlah personel untuk dapat meringankan beban.
Sebab, saat ini jumlah pemikul jenazah yang ada sudah mencapai 36 petugas.
Baca juga: Kasus Corona di Bandung Meroket, tapi Satgas Covid-19 Bilang Masih Terkendali
"Kalau untuk tambah personel sampai sekarang engga ada niat atau rencana ya, InsyaAllah kami masih siap dan sanggup lah, karena kami ada tiga sif tugas harian, tiap sifnya ada 12 orang.
Harapan kami mah, Pemkot Bandung, khususnya dinas terkait, dapat lebih memperhatikan kami aja, apalagi APD sekarang sering kurang, dan kesejahteraan teman-teman juga agar lebih diperhatikan saja. Gaji bulan kemarin juga belum turun, sudah telat beberapa hari, tapi kami akan tetap profesional kok," katanya.
Terancam Kolaps
Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana mengkhawatirkan Kota Bandung akan mengalami kolaps, bila lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus meningkat dan tidak terkendali setiap harinya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Ahyani Raksanegara menjelaskan, bahwa maksud dari situasi kolaps tersebut, adalah ketidakmampuan fasilitas kesehatan untuk dapat memberikan layanan kepada masyarakat secara maksimal, akibat beban pertumbuhan kasus yang terus bertambah.
"Jadi maksudnya kondisi itu (kolaps) bisa terjadi, apabila penyebaran kasus terkonfirmasi positif Covid-19 terus tidak terkendali, lonjakan kasus terus terjadi, maka ada resiko terganggunya pelayanan kesehatan akibat beban besar yang terus bertambah," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (6/6/2021).
Baca juga: Kota Bandung Dikhawatirkan Kolaps Akibat Lonjakan Kasus Covid-19, Yana Mulyana Bilang Begini
Ahyani menuturkan, upaya mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 di masyarakat pun telah dilakukan selama ini melalui benteng pertahanan secara berlapis.
Dimana pada lapis pertama adalah kepatuhan dan kedisiplinan setiap individu terhadap protokol kesehatan.
Kemudian lapis kedua adalah dilakukannya Testing, penelusuran kontak erat atau Tracing, dan tindak lanjut perawatan pada pasien covid-19 atau Treatment, dengan memisahkan pasien melalui isolasi atau karantina mandiri, serta lapis berikutnya adalah pelaksanaan vaksinasi covid-19.
Namun, seiring dengan terus meningkatnya lonjakan kasus positif Covid-19 di masyarakat, bahkan hingga menembus lapisan pertahanan terbawah, maka pelayanan kesehatan lah harus harus menahan laju dari penyebaran kasus Covid-19 tersebut.
Baca juga: Kronologi Sejumlah Warga Subang Kuningan Positif Covid-19, Awalnya Ada 7 Orang yang Terpapar Corona
"Inilah yang menjadi kekhawatiran bukan hanya Pak Wakil (Walikota) tapi juga semua pihak, bahwa dengan beban besar yang ditimbulkan efek dari situasi tersebut, maka diperlukan peningkatan jumlah tenaga kesehatan hingga ketersediaan infrastruktur pelayanan, seperti tempat tidur pasien yang perlu terus di tambah. Sebab bila hal ini tidak dilakukan, maka akan banyak pasien yang tidak terlayani," ucapnya.
Ahyani menuturkan, upaya pengendalian kasus Covid-19 di Kota Bandung telah dilakukan dengan sangat baik.
Dimana, biasanya temuan kasus harian Covid-19 Kota Bandung sejak awal Mei lalu hanya berada di bawah lima puluh temuan kasus per hari.
Namun sejak beberapa hari terakhir, jumlah temuan kasus positif Covid-19 meningkat signifikan, hingga seratus kasus per hari.
Hal ini pun, lanjutnya, selain menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 di masyarakat terus meningkat. Tapi juga membuktikan bahwa upaya testing dan tracing, terus menerus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung secara efektif.
Baca juga: Meski Ada Warga Terkonfirmasi Positif Covid-19, Objek Wisata di Subang Kuningan Tetap Buka
Dampak dari situasi itu pun mengakibatkan, kesiapan dari sarana prasarana fasilitas kesehatan yang harus terus ditingkatkan.
Apalagi rumah sakit yang berada di Kota Bandung ini, bukan hanya diperuntukkan hanya melayani warga Kota Bandung, tapi juga warga Bandung Raya dan sekitarnya.
Terlebih, dengan kesiapan dan kelengkapan fasilitas serta jenis rumah sakit di Kota Bandung yang dinilai masyarakat lebih baik dari kondisi rumah sakit di daerahnya, mengakibatkan 40 persen warga luar Kota Bandung di rujuk ke rumah sakit di Kota Bandung untuk mendapatkan pelayanan kesehatan setiap harinya.
"Maka demikian, bukan hanya kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Bandung saja, tapi juga kenaikan kasus di daerah lain dapat mempengaruhi kekuatan dan kemampuan dari fasilitas pelayanan kesehatan dalam menahan laju penyebaran covid-19 ini," ujar Ahyani.
Oleh karena itu strategi yang telah dan akan terus dilakukan Satgas Covid-19 Kota Bandung dalam mengendalikan laju pertumbuhan kasus ini, yaitu tetap memasifkan upaya 5M+3T+Vaksinasi kepada masyarakat.
Penerapan 5M inilah, kata Ahyani menjadi kunci utama dalam upaya pengendalian, sehingga memerlukan kesadaran, kedisiplinan, serta kerjasama kolaborasi dari setiap individu, keluarga, dan seluruh lapisan masyarakat lainnya untuk dapat mematuhinya dalam setiap aktivitas.
Sebab, upaya penindakan aturan terhadap pelanggaran protokol kesehatan yang selama ini terus dilakukan pemerintah melalui Satgas Covid-19, tidak akan pernah efektif bila tidak diikuti dengan kesadaran, kedisiplinan, serta tanggung jawab bersama dari seluruh komponen lapisan masyarakat.
Selanjutnya, Pemerintah Kota Bandung telah berkomitmen untuk tidak akan pernah menurunkan kapasitas untuk Testing dan Tracing. Bahkan, apabila standar yang ditetapkan WHO hanya 1/1000 penduduk per pekan atau 500 penduduk per hari.
Sementara, yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung selama ini adalah 700 penduduk per hari. Dengan demikian, upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bandung telah di atas standar WHO.
Selanjutnya upaya lainnya, yaitu memisahkan isolasi dan karantina bagi warga yang terkonfirmasi positif covid-19. Upaya ini juga memerlukan kerjasama dari masyarakat dan sektor lain.
Disamping saat ini Kota Bandung telah memiliki tempat Isolasi terpadu bersama yang merupakan hasil kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Secapa AD, dan BPSDM.
Namun, setiap kecamatan di Kota Bandung pun telah diwajibkan untuk dapat memiliki tempat Isolasi di kewilayahan masing-masing, sebagai solusi pencegahan terjadinya lonjakan kasus positif covid-19.
"Saat ini dari 30 kecamatan se-Kota Bandung, baru ada 19 kecamatan yang telah memiliki tempat Isolasi atau karantina mandiri di wilayahnya masing-masing. Mengapa hal tersebut, wajib dilakukan karena tidak semua yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu harus ke rumah sakit, bahkan 80 persen itu, biasanya berstatus tanpa gejala, ringan atau sedang, sehingga bisa di lakukan isolasi mandiri tanpa harus ke rumah sakit," ucapnya.
Sedangkan untuk vaksinasi, pihaknya terus berupaya memasifkan pelaksanaan vaksinasi covid-19 bagi seluruh warga Kota Bandung tanpa terkecuali, agar segera dapat terbentuknya herd immunity secara maksimal di Kota Bandung. (Cipta Permana).