EKSKLUSIF: Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis Bicara Soal Provinsi Cirebon, Cerita Juga Masa Kecilnya
Adapun Nasrudin Azis ternyata sejak kecil tak jauh-jauh dari pemerintahan, sebab pria murah senyum ini lahir dan besar di dekat Alun-alun Kejaksan
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Wawancara Ekslusif dengan Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis
Wacana pembentukan Provinsi Cirebon sudah lama bergulir dan hingga kini kerap disuarakan sejumlah orang, namun bagi Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis wacana itu kini tidak relevan lagi, seiring pemerataan pembangunan yang kini berjalan di Provinsi Jawa Barat.
Kota Cirebon juga pernah menjadi satu-satunya kota/kabupaten di Jawa Barat yang menyandang status zona merah Covid-19, bagaimana semua itu terjadi dan bagaimana dalam tempo satu minggu status itu berubah menjadi zona oranye?
Adapun Nasrudin Azis ternyata sejak kecil tak jauh-jauh dari pemerintahan, sebab pria murah senyum ini lahir dan besar di dekat Alun-alun Kejaksan, pusat segala kegiatan di Kota Cirebon. Untuk mengungkap sosok dan pandangan pria yang satu ini, wartawan Tribuncirebon.com Ahmad Imam Baehaqi berkesempatan mewawancari secara ekslusif Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis di ruangkerjanya, pekan lalu.
Hasil wawancara dituangkan dalam bentuk lima tulisan di bawah ini, selamat membaca.

Provinsi Cirebon Sudah Tidak Relevan
Wacana tentang pembentukan Provinsi Cirebon yang meliputi Kota dan Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, serta Kuningan (Ciayumajakuning) bergulir sejak beberapa tahun lalu.
Namun, Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis justru meminta masyarakat Ciayumajakuning tak terlalu memikirkan wacana tersebut. Sebab, tidak meratanya pembangunan di Jawa Barat yang menjadi salah satu alasan bergulirnya wacana itupun kini tidak relevan lagi.
Azis menilai, saat ini di era kepemimpinan Gubernur Jabar Ridwan Kamil terlihat jelas pemerataan pembangunan di Jawa Barat. Bahkan, daerah-daerah di Ciayumajakuning pun merasakannya secara langsung.
"Jika pembangunan di Jawa Barat sudah merata maka wacana pembentukan provinsi baru tidak perlu bergulir lagi. Dari dulu, Kota Cirebon bukan termasuk penggagas dalam rencana tersebut," ujar Nasrudin Azis.
Ia optimistis siapapun orang yang memimpin Jawa Barat di masa depan bakal melaksanakan pembangunan secara merata ke seluruh daerah. Bahkan, menurut dia, hal itu mulai terlihat dari sekarang.
"Apa yang telah dilakukan dan dirintis Bapak Gubernur Ridwan Kamil saat ini, Insya Allah akan diikuti siapapun calon pemimpin Jawa Barat di masa yang akan datang. Kota Cirebon sudah merasakannya secara langsung," kata Nasrudin Azis.
Ia juga meminta dukungan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun Kota Udang. Pasalnya, pembangunan Kota Cirebon akan berjalan maksimal manakala seluruh stakeholder sebagai penyelenggara pemerintahan bisa satu visi, satu pandangan, dan satu niat.
Misalnya, Pemkot Cirebon bersama segenap SKPD harus satu pandangan dengan DPRD Kota Cirebon dan lembaga yudikatif yang meliputi TNI, Polri, Kejaksaan, Pengadilan, serta lainnya. Azis meyakini jika jajaran eksekutif, legislatif, dan yudikatif suatu daerah dapat menyatukan pandangannya maka akan mempercepat proses pembangunan.
"Hal tersebut berlaku juga untuk Kota Cirebon, karena kunci untuk mempercepat pembangunan adalah kesamaan pandangan. Agar pembangunan dapat berjalan lancar di Kota Cirebon yang kita cintai ini," ujar Nasrudin Azis.*