Ridwan Kamil Klaim Sudah Bertemu Petinggi PKS hingga Nasdem, Adakah yang Akan Melamar Untuk Pilpres?

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merasa harus tahu diri ketika membicarakan peluang maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden ( Pilpres) 2024.

Editor: dedy herdiana
Tribun Jabar/ Muhamad Syarif Abdussalam
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Sate, Selasa (1/12/2020). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyinggung agar Menko Polhukam Mahfud MD ikut bertanggung jawab atas kisruhnya kerumunan massa di acara Rizieq Shihab. 

Emil juga sempat diisukan akan menjadi kader Partai Golkar, didekati oleh PAN, bahkan sempat pula dikabarkan menjadi kandidat petinggi Partai Demokrat.

Meski belum menunjukkan kecenderungannya ke partai mana akan berlabuh, niatan untuk bertarung pada kancah Pilpres 2024, sebelumnya sempat diungkapkan Emil saat bertemu dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno, akhir Februari lalu.

Emil mengatakan, bukan tidak mungkin ia akan bertarung dalam Pilpres 2024.

Hanya saja, kata Emil, kini ia masih fokus menjadi Gubernur Jabar.

"Bukan tidak mungkin, tapi tidak sekarang. Tidak ada yang tidak mungkin. Tapi saya menyelesaikan Gubernur," kata Emil.

Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran, Firman Manan, Emil memang masih memperhitungkan berbagai kemungkinan mengenai karier politiknya ke depan.

"Setahu saya Kang Emil itu kan politisi yang kalkulatif. Jadi dia sangat mengkalkulasi segala kemungkinan. Kalau saya melihat, ya memang sampai hari ini Kang Emil itu di satu sisi dia ada benarnya juga masih fokus mengurus pemerintahan dalam masa krisis yang memang tidak mudah, jadi tidak bisa dibagi-bagi fokusnya," kata Firman kepada Tribun, saat dihubungi melalui telepon, kemarin.

Kalkulasi politik di masa sekarang, kata Firman, memang tak mudah bagi Emil. Apakah memilih mengikuti Pilgub Jabar kembali atau Pilpres 2024. Terlebih, kini revisi UU Pemilu tengah dikaji, sehingga ada kemungkinan Emil harus memilih ikut pilpres atau pilgub pada 2024 nanti.

"Yang juga tidak mudah kan karena itu butuh dukungan partai. Paling tidak, itu yang sampai saat ini belum tergambarkan. Kalau perlu dukungan partai ya partai mana yang kemudian pas dan memang bisa memberikan insentif politik buat dia," katanya.

Baca juga: Ezra Walian Datang, Persib Bandung Langsung Bidik Juara Liga 1 2021

Baca juga: Persib Bandung Akhirnya Daratkan Ezra Walian, Ini Kisah di Balik Gabungnya Eks Ajax Itu

Ridwan Kamil yang bukan merupakan kader partai, kata Firman, memang membuka peluang sejumlah partai untuk mengusungnya dalam pilpres atau pilgub. Ini berbeda dengan sejumlah kepala daerah yang sudah memiliki partai, yang kecil kemungkinan bagi partai lain untuk mengusungnya.

"Memang, pertanyaannya apakah Kang Emil tertarik untuk 2024. Nah, sebagai politisi, saya pikir sesuatu yang wajar ya beliau jadi walikota kemudian naik menjadi gubernur, tidak menutup kemungkinan bahwa ada ketertarikan untuk menjadi presiden. Apalagi sudah ada contoh Presiden Jokowi yang seperti itu. Akan tetapi memang kalau kita lihat 2024 itu masih agak lama dan beliau masih memegang jabatan Gubernur sampai 2023," katanya.

Jika terlalu dini diusung atau bergabung dengan partai, katanya, justru bisa menjadi problem bagi Emil. Artinya, bisa menimbulkan sentimen negatif dari publik atau kalau salah mengambil keputusan justru bisa memperkecil peluang kemenangan.

"Jadi kalau menurut saya sih jawaban dia yang mengatakan bahwa dia masih fokus untuk bekerja supaya kinerjanya dinilai baik oleh publik dan elite-eliet politik itu memang jawaban yang pas. Tapi juga tidak bisa dilupakan harus membangun komunikasi politik yang baik dengan partai-partai sepanjang kalau dia memperhitungkan kemungkinan kemungkinan untuk bisa menjadi salah satu kandidat di 2024," katanya.

Mengenai sejumlah partai yang mendekati Emil, Firman mengatakan fenomena tersebut tidak lepas dari sistem yang selama ini diterapkan partai politik, baik di tingkat daerah maupun nasional, yang menjadikan elektabilitas sebagai salah satu ukuran rekruitmen.

Alasan lainnya, kata Firman, Emil hingga saat ini belum menduduki jabatan apapun dalam partai politik. Dengan kondisi tersebut, menurutnya, wajar bila partai politik memburunya. Apalagi, kata Firman, parpol pun kini tengah memasang kuda-kuda untuk menghadapi ajang Pilpres 2024.

"Jadi saya kira wajar, magnet politik Kang Emil memang kuat. Selain punya elektabilitas, dia pun belum berparpol. Tentunya ini menjadi daya tarik bagi parpol. Apalagi momentum Pilpres 2024 adalah momentum regenerasi pemimpin muda berkinerja baik, dan saya kira Kang Emil masuk dalam kriteria itu," kata Firman. (cipta permana/syarif abdussalam)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved