Petugas Gabungan Cekcok dengan Pengurus PHRI Pangandaran Gara-gara Pengumuman Pakai Megaphone

dikarenakan pengurus PHRI woro - woro dengan menggunakan megaphone dan memberitahukan calon wisatawan yang sudah booking

Editor: Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Padna
Petugas Gabungan Dengan Pengurus PHRI Kabupaten Pangandaran melakukan mediasi. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNCIREBON.COM, PANGANDARAN -  Penyekatan buka tutup di Bundaran Emplak Kecamatan Kalipucang, diwarnai kericuhan antara petugas gabungan dengan pengurus PHRI Kabupaten Pangandaran.

Kericuhan tersebut diawali dengan adanya pengurus PHRI yang datang ke lokasi penyekatan dan meminta bagi calon wisatawan yang berada di jalur penyekatan dan sudah booking hotel untuk segera dimasukkan.

Namun, mungkin dikarenakan pengurus PHRI woro - woro dengan menggunakan megaphone dan memberitahukan calon wisatawan yang sudah booking untuk memperlihatkan kode bookingannya.

Hal itu membuat para petugas gabungan yang berada di lokasi Penyekatan tidak menerima dengan yang dilakukan pengurus PHRI.

Sempat terjadi ricuh antara petugas gabungan di penyekatan Bundaran Emplak dengan pengurus PHRI Kabupaten Pangandaran.

Baca juga: Kecelakaan di Pangandaran Sabtu Pukul 08.30, Motor Hantam Truk Pasir, Pemotor Dibawa ke Puskesmas

Baca juga: Motor Yamaha NMAX Remaja di Pangandaran Dibawa Kabur Orang Tak Dikenal Pelaku Modus Mau Jemput Istri

Kapolsek Kalipucang Polres Ciamis, Kompol H Jumaeli mengatakan, bahwa memang (dalam penyekatan) ada sedikit miskomunikasi antara petugas di lapangan dengan pengurus PHRI Pangandaran.

"Intinya mereka itu (pengurus PHRI), mungkin dalam penyekatan di sini dianggap kurang pas. Padahal, kami di sini itu hanya melaksanakan perintah tugas dari atasan," ujar Jumaeli saat ditemui Tribunjabar.id disela sela istirahat tugasnya, Sabtu (22/5/2021).

Ia menegaskan, penyekatan di sini tidak ditutup total. Tapi disini, dilakukan buka tutup akses jalan untuk kendaraan.

"Dan kami selektif, bagi mereka yang di luar Priangan timur (Pangandaran, Banjar, Ciamis, Tasikmalaya) dan memiliki bukti bookingan hotel itu semua dimasukkan. Tidak ada yang diputarbalikan," kata Jumaeli.

Hanya, lanjut Ia, kalau ada informasi dari Pangandaran penuh. Untuk sementara pihaknya  memutar arah dahulu, agar longgar di kawasan objek wisata Pangandaran

Kemudian, manakala sudah longgar, kendaraan wisatawan dimasukkan kembali ke Pangandaran.

"Yang kami sayangkan itu, dia (pengurus PHRI) tidak ada komunikasi kepada petugas yang ada di lapangan."

"Bahasa Sundanya itu, ujug-ujug ngambil situasi di sini. Sehingga, dia berkoar koar menggunakan micropon. Jadi seolah olah, kami di lapangan kurang dihargai," kata Jumaeli.

Pihaknya berharap, untuk kedepannya kejadian ini (ricuh) tidak terjadi terulang kembali.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved