Cerita Kurir Ekspedisi Kerja Sambil Kuliah, Biayai Kuliah hingga Ngerjain Revisian Skripsi di Gudang
Kadang pulang ke gudang sambil revisian skripsi, suka di ejekin sama temen-temen lain, justru itu yang bikin seneng
Laporan wartawan Tribun Jabar, Shania Septiana
TRIBUNCIREBON.COM - Sebagian besar orang 'awam' menganggap pekerjaan kurir adalah pekerjaan yang paling gampang.
Tanpa tenaga, tanpa mengeluarkan modal yang banyak, ya, paling-paling modal pulsa dan bensin hanya mengantar ke alamat atau si penerima lalu selesai.
Padahal dibalik semua itu, terdapat cerita baik suka maupun duka yang dialami setiap kurir sepanjang mengantarkan paket.
Salah satu kurir expedisi pengiriman barang swasta bernama Alvy, menceritakan beragam pengalamannya bekerja menjadi kurir selama 1 tahun sembari kuliah.
"Sekarang saya semester 8, udah dari semester 6 saya kerja, selama itu juga biaya kuliah dan hidup saya tanggung sendiri. Ternyata asik ketika dijalani," ujarnya saat ditemui, Selasa (11/5/2021).
Baca juga: Cerita Seorang Ibu Gaptek Rajin Kirim Surat untuk Putranya di Perantauan, Sang Anak Kerap Menangis
Baca juga: Cerita Mudik Jalan Kaki Ternyata Bohong, Keluarga Masitoh Sengaja Hidup di Jalan Demi Bisa Hidup
Kepanasan dan kehujanan itu sudah biasa, belum lagi mendapat alamat fiktif, yang di mana alamat tidak lengkap beserta nomor hp si penerima tidak aktif.
"Hujan, panas, dingin udah jadi teman sehari-hari. Alamat fiktif, nomor penerima gak aktif udah sering dilewati," ucapnya.
Menurut mahasiswa 22 tahun itu, momen paling menyenangkan adalah ketika kembali ke gudang untuk mengambil barang.
Disana, dia bertemu dan bercerita dengan kurir lain. Untung, rugi dan apesnya sehari dia kerja bisa dia ceritakan
"Seneng banget, kaya bisa berkeluh kesah dulu gitu. Sambil packing sambil cerita tadi ngirim gimana. Jadi semangat lagi kerjanya," ucapnya.
Menurutnya, setiap hari bertemu dengan teman sesama kurir, dengan kepala gudang, dengan back office, jadi pengalaman yang seru.
"Setiap jam 06.00 kita udah ngumpul di Hub (gudang) yang Gak jauh dari kosan saya. Milihin barang sesuai dengan area pengiriman. Kemudian mensortir barang mana yang harus diletakkan di paling bawah tas, dan mana yang paling atas untuk alamat yang paling dekat.
Setelah itu mapping wilayah dan routing. Sedangkan pulangnya, entah sampai jam berapa tapi itu asik sih. Kadang pulang ke gudang sambil revisian skripsi, suka di ejekin sama temen-temen lain, justru itu yang bikin seneng," paparnya.
Sekarang menjelang lebaran, semakin banyak paket yang harus dia antara. Beragam ukuran, berat dan jenis paket dia kirim setiap harinya.
"Kalau mau lebaran gini, banyak penerima paket yang ngasih saya uang, THR katanya. Atau kalau saya nganter di jam buka puasa suka dikasih takjil atau bahkan nasi sama lauk, jadi gak bingung buka puasa dimana," ujarnya.
Alvy juga menceritakan pengalaman dukanya selama jadi kurir.
"Yang paling jadi duka sih waktu itu saya pernah bawa paket, gak kerasa paketnya ternyata jatuh, saya panik banget saya gak tau itu paket isinya apa, bagitu balik ke gudang, saya laporan, ternyata gak apa-apa, itu tanggung jawab perusahaan katanya, bersyukur banget itu.
Saya juga pernah nunggu sampai satu jam didepan rumah pemesan, karena waktu itu sistem bayarnya COD, mau gak mau saya harus nunggu, setelah satu jam yang punya rumah keluar, cuma bilang, maaf ya saya lagi tidur gak kedengaran. Astagfirullah itu saya kesel bangat, terus solat dulu di mesjid terdekat buat meredam amarah," ujarnya.
Baca juga: IG Sandiaga Uno Digempur, Netizen Anggap Sandi Uno Kok Cuma Ingat Sapri, Tak Ingat Tengku Zulkarnain
Baca juga: Pria yang Bakar Kekasihnya Tak Henti Menangis, Lalu Beberkan Alasannya Hingga Tega Membakar Pacarnya
"Terus yang paling bikin saya khawatir, waktu awal-awal kerja adalah mengenai penilaian kinerja saya, apa bagus apa jelek, karena saya berharap kerjanya manjang, saya ngelamar ditengah pandemi dan keterima, itu jadi privilege buat saya, dimana banyak orang di PHK, ini saya keterima kerja," ujarnya.
Alvy juga menceritakan, dia bekerja sepenuh tenaga untuk mengantarkan paket untuk mendapatkan gaji, dan untuk mendapatkan bonus dari staf admin yang membawahi kami.
"Kalau paket sukses 100%, pasti dapat bonus, namun sebaliknya, kalau paket tidak di ambil dengan berbagai macam alasan, otomatis gak t dapat bonus.
Semakin banyak paket, Semakin besar insentif. Semakin mudah terkuras tenaga kurir. Gak ada batas pengiriman paket, walaupun sudah overload masih harus masuk ke runsheet," jelasnya.
Hal tersebut selalu Alvy maklumi, karena menurutnya, tidak ada pekerjaan yang tidak melelahkan.(*)