10 Jam Pemudik Bawa Bajaj Jakarta-Kuningan, Ternyata Banyak Pemudik Pakai Bajaj Jadi Serasa Konvoi

Saat ditemui, Nur disela aktivitas di kampungnya, menceritakan, untuk perjalanan mudik tahun sekarang sengaja naik bajaj.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mumu Mujahidin
Ahmad Ripai/Tribuncirebon.com
Foto wawancara Nur (40) warga Kuningan Mudik Gunakan Bajaj Selama 10 jam 
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN – Pulang kampung atau mudik menjadi tradisi warga urban.
Seperti yang di lakukan Nur (40) warga Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana Kuningan Jawa Barat, Rabu (5/5/2021).
Saat ditemui, Nur disela aktivitas di kampungnya, menceritakan, untuk perjalanan mudik tahun sekarang sengaja naik bajaj.
Sebab tahun-tahun sebelumnya itu naik bus atau patungan rental mobil untuk mudik.
“Iya kebetulan tahun sekarang saja mudik naik bajaj, tahun sebelum-sebelumnya sih gak kaya bawa bajaj begini,” ujar Nur mengawali perbincangan tadi.
Polantas menghentikan bajaj biru yang mengangkut Darso dan keluarga saat melintas di Jalur Pantura Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Kamis 29 April 2021. Darso mudik ke kampung halaman, Banyumas, Jawa Tengah, sebelum masa larangan mudik 6-17 Mei 2021.
Polantas menghentikan bajaj biru yang mengangkut Darso dan keluarga saat melintas di Jalur Pantura Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Kamis 29 April 2021. Darso mudik ke kampung halaman, Banyumas, Jawa Tengah, sebelum masa larangan mudik 6-17 Mei 2021. (WARTA KOTA/MUHAMMAD AZZAM)
Sebelum melakukan perjalanan jarak jauh alias mudik, kata Nur mengaku bahwa kendaraan roda tiga ini mendapat pelayanan dan pemeriksaan kesegaran mesin serta kaki-kaki dari pada kendaraan tersebut. 
Tindakan itu dilakukan sebagai penambah kepercayaan diri saat melangsungkan perjalanan menggunakan kendararaan pabrikan negara India ini.
“Alhamdulillah, dalam perjalan kemarin tidak ada kendala atau masalah pada kendaraan. Sebab sebelum berangkat, bajaj kami masukan dulu ke bengkel untuk memastikan saat jalan benar aman tidak ada masalah,” ujarnya.
Dalam perjalan mudik menggunakan bajaj, kata Nur mengklaim bahwa di sepanjang jalan hingga masuk jalur pantura. 
Kendaraan roda tiga seperti digunaknnya itu terlihat lebih dari satu dan ini persis kaya lagi konvoi saja.
“Ya kang, kita start dari jembatan lima cuma sendiri. Eh tahunya di sepanjang jalan arah mudik, itu banyak sekali bajaj di jalur pantura terlihat kaya konvoi gitu.
Banyak bajaj di pantura itu mereka sama mau mudik, ada yang ke Solo, Malang dan daerah Jawa lainnya lagi,” ungkapnya.
Usaha perjalanan saat bawa bajaj, kata Nur mengaku sempat menjalani istirahat dan melakukan isi ulang bahan bakar selama dua kali. 
“Dalam perjalan mudik, kita istirahat dan isi ulang bahan bakar itu ada dua kali terjadi. Pertama kita istirahat di sambil ngopi-ngopi di daerah Cikampek dan kedua terjadi di daerah Jatibarang,” ungkapnya.
Menyinggung soal awak penumpang dalam bajaj tersebut, Nur menyebut bahwa bajaj yang di gunakan itu hanya berisi dua orang. 
“ya kita di bajaj dua orang, kebetulan pertama bawa bajaj dari Jakarat hingga Jati Barang, itu sama teman saya. Nah, kembali star dari Jati Barang hingga pulang ke halaman kampung itu sama saya,” ujarnya.
Saat perjalaan, kata Nur menambahkan bahwa rata- rata speedometer kendaraan roda tiga ini tidak dipasang pada umumnya.
Sebab, saat dalam menjalankan itu kecepatan bajaj bisa tembus hingga 120 km / jam.
“Untuk perjalanan saya mudik kemarin itu sektar 10 jam. Sebenarnya, untuk kecepatan itu kebanyakan bajaj tidak aktifkan speedometer. Sebab jika aktif speedometer saat jalan itu bisa capi 120 km/jam,” ungkapnya.
Pulang ke Banyumas Pakai Bajaj

Aturan larangan mudik juga tak menyurutkan Darso sekeluarga untuk mudik ke Banyumas memakai kendaraan bajaj.

Baca juga: Sarnoto Nekat Mudik dari Cibubur ke Tegal, Berangkat Saat Sahur, Siang Sudah Lolos Sampai Indramayu

Baca juga: Beda dengan Jokowi, Wabup Garut Perbolehkan Tukang Cukur & Warga yang Tak Menetap untuk Mudik

Baca juga: INGAT! Selama Masa Larangan Mudik, Kendaraan Luar Daerah Dilarang Masuk Kabupaten Cirebon

Jika tidak memiliki surat keterangan hasil swab antigen, mereka wajib menjalani swab antigen yang telah disediakan di lokasi posko pengamanan secara gratis.

Hal menarik dilakukan Darso (50) bersama keluarga yang pulang ke kampung halamannya di Banyumas, Jawa Tengah.

Darso bersama tiga orang keluarganya mudik menggunakan bajaj berwarna biru. Tampak barang bawaan memenuhi area dalam dan atap bajaj.

Laju kendaraan roda tiga itu mendadak berhenti saat melintasi Jalur Pantura Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Baca juga: Polisi Mulai Lakukan Penyekatan Larangan Mudik di Gerbang-gerbang Tol di Purwakarta

Baca juga: VIRAL Sopir Asal Indramayu Curhat Soal Larangan Mudik: Jangan Sampai Anak Istri Mati Kelaparan

Mereka dihentikan aparat Kepolisian Polres Metro Bekasi bersama Dinas Perhubungan dan Satpol PP Kabupaten Bekasi yang tengah melakukan operasi pengetatan larangan mudik.

Petugas menghampiri dan menanyakan kelengkapan surat hasil swab antigen.

Mereka tidak memilikinya, sehingga diminta turun untuk menuju posko melakukan swab antigen gratis.

"Enggak punya pak, ya udah enggak apa-apa kita tes semua," ujar petugas.

Darso sekeluarga menjalani swab antigen. Mereka tampak tegang saat hidung dicolek oleh petugas kesehatan.

Selesai itu, mereka diminta menunggu hasilnya. Setelah sekira 15 menit hasil tes n keluar dan mereka dinyatakan non reaktif.

Mereka dipersilakan melanjutkan perjalanannya. Diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan melakukan isolasi mandiri selama lima hari ketika sampai di kampung halaman.

Kepada awak media, Darso menuturkan, pihaknya sudah mengetahui mengenai aturan larangan mudik. Oleh karena itu, dia sekeluarga melakukan perjalanan mudik lebih awal.

"Ya saya tahu larangan mudik, tapi kan kalau sebelum tanggal 6-17 Mei itu masih boleh. Makanya pergi sekarang," kata Darso.

Baca juga: Demi Mudik ke Kuningan, Warga Jakarta Nekat Sembunyi di Truk yang Ditutupi Terpal, Ketahuan Petugas

Baca juga: Jabar Keluarkan Surat Edaran Terkait Larangan Mudik untuk Batasi Mobilitas Antardaerah

Petugas saat melakukan penyekatan larangan mudik di GT Cikedung Indramayu, Selasa (4/5/2021).
Petugas saat melakukan penyekatan larangan mudik di GT Cikedung Indramayu, Selasa (4/5/2021). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Darso mengaku tak khawatir kedatangannya ke kampung halaman akan menyebarkan virus corona.

Pasalnya, selama perjalanan dan di kampung halamannya akan terus menerapkan protokol kesehatan.

"Insya Allah enggak, sehat kita semua. Tadi buktinya sudah dites hasilnya negatif kan. Kita kan pakai masker selalu dan cuci tangan," ucapnya.

Darso bersama keluarga akan berada di kampung halamannya cukup lama. Mereka akan kembali setelah masa laranga mudik berakhir.

"Pulangnya nanti kalau sudah enggak ada aturannya, kemungkinannya di atas tanggal 17 Mei," ucap Darso.

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol Hendra Gunawan mengatakan, pihaknya gencar melakukan pengetatan sebelum diberlakukannya larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.

Pengetatan dilakukan dengan cara pemeriksaan kesehatan bagi pemudik yang hendak ke kampung halaman.

"Kita sebenarnya mengimbau agar jangan melakukan mudik, jika tetap memaksakan mudik kami arahkan untuk menjalani swab antigen. Kalau hasilnya reaktif, kami pulangkan untuk melakukan pengecekan serta perawatan lebih lanjut,"kata Hendra.

Hendra mengatakan, selama operasi pengetatan sebelum peniadaan mudik 6-17 Mei 2021, pihaknya telah melakukan swab antigen terhadap lebih dari 500 pemudik.

Dari jumlah itu, sebanyak dua pemudik dinyatakan reaktif sehingga diminta untuk kembali pulang ke rumah.

"Kami terus melakukan pengetatan, jangan sampai mereka yang memaksa mudik lebih awal dalam keadaan sakit. Kita tes kesehatannya dan imbau terus mematuhi prokes," ucapnya.

Akan tetapi, kata Hendra, pada 6-17 Mei 2021 semua akses keluar wilayah Kabupaten Bekasi akan ditutup. Tidak boleh ada yang melintasinya, kecuali sejumlah hal yang dikecualikan.

"Mulai dari 6-17 Mei dan kita lakukan penyekatan total di tanggal tersebut," kata Hendra Gunawan.(Tribun Network/zam/wly)

Berita lainnya terkait larangan mudik 2021

Baca juga: Seniman Rambut Garut Anggap Omong Kosong Niat Pemkab Garut Izinkan Tukang Cukur Mudik, Ini Sebabnya

Baca juga: Rombongan Ojol dari Jakarta Warnai Mudik di Jalur Pantura Indramayu, Mereka Pulang Jateng Bersama

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Kisah Darso dan Keluarga yang Nekat Mudik ke Banyumas Naik Bajaj, https://bali.tribunnews.com/2021/05/01/kisah-darso-dan-keluarga-yang-nekat-mudik-ke-banyumas-naik-bajaj

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved