Asal Mula Bedug Dilarang Dibunyikan di Jatisawit Indramayu, Ada Legenda Buaya Menjelma Jadi Manusia
Di Desa Jatisawit, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu tidak boleh menabuh bedug.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Di Desa Jatisawit, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu tidak boleh menabuh bedug.
Hal ini lah yang membuat setiap kegiatan keagamaan seperti malam takbiran menjelang Idulfitri maupun Iduladha di desa setempat selalu sepi dari suara bedug.
Termasuk pula setiap menjelang waktu salat pada Bulan Suci Ramadan 1442 Hijriah sekarang ini.
Baca juga: Di Masjid Indramayu Ini Ada Pantangan Menabuh Bedug, Jika Ditabuh Buaya Akan Datang

Pj Kepala Desa Jatisawit, Didin Nurudin mengatakan, pantangan menabuh bedug ini dikarenakan masih kentalnya mitos buaya yang dipercayai masyarakat setempat.
"Cerita itu berawal dari kisah saat lebe (perangkat) Desa Jatisawit bernama Ki Talun Kanta menemukan anakan buaya," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Masjid Jami Nurulmuhtadien Jatisawit, Kamis (15/4/2021).
Didin Nurudin menjelaskan, Ki Talun Kanta selain bekerja di kantor desa, ia juga suka menghabiskan waktu untuk memancing.
Hanya saja, saat itu walau hari sudah sore tak ada satu pun ikan yang berhasil ia pancing, Ki Talun Kanta pun memutuskan untuk pulang.
Ditengah perjalanan pulang, Ki Talun Kanta tidak sengaja menemukan anakan buaya yang kemudian ia pelihara. Buaya itu terus tumbuh dan semakin membesar.
Saat sudah besar itu, tanpa diketahui buaya tersebut menjelma menjadi manusia, buaya itu lalu memperkenalkan diri dengan nama Ki Jumad.
"Padahal lebe ini dan istrinya sebenarnya tidak memiliki anak, adanya anak angkat yang jelmaan anakan buaya tadi yang berubah jadi manusia," ujar dia.
Masih diceritakan Didin Nurudin, Ki Jumad ini memiliki paras yang tampan dan tubuh yang gagah, ia juga diketahui sering berkunjung ke kediaman Ki Kuwu Jagantaka yang merupakan kepala desa pertama di Desa Jatisawit.
Karena ketampanannya, anak dari Ki Kuwu Jagantaka, Suniah jatuh hati. Ia meminta kepada ayahnya untuk dinikahkan dengan Ki Jumad yang merupakan jelmaan buaya.
Ki Talun Kanta yang merasa heran dengan tawaran Ki Kuwu Jagantaka itu pun menjelaskan asal muasal dari Ki Jumad adalah jelmaan buaya.
Karena sudah terlanjur jatuh cinta, Ki Jumad dan Suniah pun akhirnya tetap menikah.