Jabar Ranking 1 Kinerja PPKM Mikro, Ada 3.196 Desa Kini Masuk Zona Hijau Covid-19

Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kinerja Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro terbanyak di Indonesia.

Freepik
Ilustrasi Covid-19 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kinerja Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro terbanyak di Indonesia.

Hal ini membuat Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus fokus melaksanakan PPKM Mikro sampai tingkat RT untuk memperkecil penyebaran Covid-19.

Dalam angka nasional tersebut, jumlah kinerja PPKM Mikro di Jabar mencapai 1.896.148 kegiatan, disusul oleh Provinsi Bali, DI Yogyakarta, dan Banten.

Sedangkan dalam hal pembentukan posko daerah dalam rangka PPKM Mikro, Jawa Barat membentuk 3.103 posko, terbanyak kedua setelah Jawa Tengah.

Baca juga: Duel Satu Lawan Empat, Seorang Pelajar di Sukabumi Tewas di Tempat Usai Dikeroyok, Ini Penyebabnya

Baca juga: Kisah Kepala Desa di Desa Miliarder Kuningan, Kerap Dikunjungi Sales dari Berbagai Kota

"Tidak ada lagi zona merah di Jawa Barat, mudah-mudahan seterusnya seperti itu. Kita fokus ke level RT, PPKM Mikro. Hasil asesmen nasional tanggal 11 April, produktivitas kinerja dari tim PPKM Mikro di level provinsi, Jawa Barat ini ranking 1, menandakan semua tim bekerja dengan maksimal," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Rabu (14/4).

Ranking 1 PPKM Mikro tersebut, katanya, diukur dari 12 indikator produktivitas. Jawa Barat, katanya, tercatat sebagai yang paling rajin melakukan edukasi dan sosialisasi, pembagian masker, penegakan disiplin, pengawasan keluar-masuk wilayah, penyemprotan desinfektan, pemasangan spanduk imbauan, pembubaran kerumunan, penutupan tempat-tempat yang melanggar prokes, pembatas jam malam, percepatan vaksinasi, dan pelacakan kontak tracing.

"Kepada para aparat di Desa, RT, RW, Babinsa, dan Babinkamtibmas, Satpol PP, semua, kinerja terproduktif ini yang diapresiasi pusat harus dipertahankan seterusnya," katanya.

Di sisi lain, katanya, angka keterisian rumah sakit di Jabar juga menurun menjadi tinggal 45 persen. Hal ini menandakan perawatan warga yang terpapar Covid-19 di Jabar kian turun.

"Tingkat kepatuhan juga di atas 82 persen. Pak Kapolda Jabar sudah menyiapkan juga skenario-skenario penyekatan mudik dari sekarang harus sudah disiapkan, sehingga mereka-mereka yang melanggar bisa dibalik kanankan," katanya.

Mengenai penambahan kasus harian Covid-19 yang masih terjadi di Jabar, katanya, masih ada saja kesalahan penanggalan data sehingga masih saja tercampur dengan kasus penambahan pada tanggal sebelumnya, disatukan dengan kasus baru.

"Saya tuh sebenernya nggak tertarik membahas kasus harian ya, karena sampai hari ini masih keneh masalahnya eta bercampur dengan kasus lama. Karena kalau membahas yang diumumkan pusat yang tadi itu hampir 40 persen, kadang-kadang setengahnya, pernah 70 persen, masih bercampur dengan kasus-kasus lama, sehingga untuk menjadi ukuran analisis itu susah," katanya.

Angka peningkatan kasus Covid-19 di Jabar, katanya, malah berbanding terbalik dengan penurunan keterisian ruang isolasi di rumah sakit.

Seharusnya jika benar angka penambahan kasus tersebut sesuai tanggalnya, seharusnya keterisian rumah sakit di Jabar pun meningkat.

Berdasarkan data pusat pula, selama PPKM, tren kasus baru di Provinsi Jawa Barat masih fluktuatif. Penambahan kasus baru pada Periode PPKM-2 mengalami kenaikan dibanding Periode PPKM-1

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved