Human Interest Story
Kisah Sedih Istri Pensiunan Polisi yang Jadi Pemulung di Sumedang, Pernah Hanya Dapat Uang Rp 2 Ribu
Setiap harinya, Erini membawa karung bekas dan berkeliling di pusat kota Sumedang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNCIREBON.COM, SUMEDANG - Erni Marliana (61), warga Kampung Nangkapanda, RT 3/4, Desa Mulyasari, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, harus hidup dengan segala keterbatasan setelah suaminya yang merupakan seorang polisi meninggal dunia.
Suami Erni bernama Awang Suryadi yang terakhir berpangkat Briptu dan mengemban tugas di Polsek Jatinunggal itu meninggal dunia pada tahun 2007. Sebelumnya Briptu Awang bertugas di Polda Metro Jaya, dan Polda Jabar sejak tahun 1979.
Selama suaminya masih hidup, kehidupan keluarganya begitu harmonis dan berkecukupan hingga dikaruniai 7 anak dan 10 cucu.
Namun, kehidupannya berubah setelah Awang meninggal dunia akibat sakit setelah tulang punggungnya patah saat menjalankan tugas.
"Sempat dirawat di Rumah Sakit Pakuwon Sumedang dua kali, dan terakhir meninggal dunia di Rumah Sakit Kramat Jati Jakarta," ujar Erni saat ditemui di kediamannya, Jumat (9/4/2021).
Setelah itu, masa-masa sulit mulai dirasakan Erni dan harus menjalani hidup apa adanya, dan dia juga harus membesarkan semua anak-anaknya sendirian dengan mengandalkan uang pensiunan dari suaminya.
"Kalau sekarang begini saja, apa adanya karena saya gak terlalu berharap dari anak-anak karena mereka juga kalau dagang agak sulit," katanya.
Baca juga: Jangan Coba-coba Mudik dari Jakarta Kalau Tidak Mau Dipulangkan, Ini Lokasi 8 Titik Penyekatan
Baca juga: Keren, Bocah Asal Majalengka Ini Jadi Mentor 3000 Programmer Dalam Negeri, Berawal Suka Main Game
Baca juga: Tata Cara Shalat Tarawih 8 atau 20 Rakaat dan Shalat Witir, Lengkap Dengan Bacaan Doa Berbuka Puasa
Kini, kondisi Erni tampak lusuh karena dia harus bekerja sebagai pemulung. Setiap harinya, Erini membawa karung bekas dan berkeliling di pusat kota Sumedang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selama ini, Erni juga tinggal di rumah sederhana yang sudah tidak layak huni, bahkan atapnya sering bocor saat turun hujan, hingga akhirnya Erni pun mendapat bantuan perbaikan rumah dari Polda Jabar dan Polres Sumedang.
"Saya memulung mencari botol plastik bekas, dan kardus, sejak tahun 2010. Sebelumnya saya sempat ngurus ayam, tapi karena ada kesalahan usahanya hancur," ucap Erni.
Sejak saat itu, dia mencoba menjadi pemulung dengan pendapat Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu karena belum mengerti caranya menjadi pemulung. Namun, setelah itu dia terus belajar hingga akhirnya mendapat uang Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per hari.
Uang tersebut, kata dia, digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena uang pensiunan suaminya sebesar Rp 2 juta per bulan habis untuk membayar utang pinjaman modal ke bank dan hanya tersisa Rp 200 ribu.
"Pensiunan dari suami ya dapat, cuma kan anak saya banyak. Pertama mereka kerja tapi karena gak berhasil pindah jadi pedagang. Jadi saya harus pinjem ke bank, karena belum berhasil juga, setiap tahun saya mengajukan lagi, harus dibagi-bagi," katanya.

Kini, dia tinggal bersama 3 orang anak, 1 cucu, dan 1 menantu di rumahnya yang sedang direnovasi, sedangkan anak-anak yang lainnya sudah tinggal di rumahnya masing-masing.