Human Interest Story

Keren, Bocah Asal Majalengka Ini Jadi Mentor 3000 Programmer Dalam Negeri, Berawal Suka Main Game

Adithya Firmansyah Putra, bocah asal Kota Angin menjadi mentor senior 3.000 programmer yang berasal dari dalam negeri.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Adithya Firmansyah Putra, bocah asal Kabupaten Majalengka yang kini mentor senior 3.000 programmer dari Indonesia 

Sebab, saat itu ia belum mempunyai laptop.

Namun, pembelajaran itu lah yang membuatnya jadi paham cara membuat game, bahasa pemrograman, hingga mendesain sebuah aplikasi.

"Iya benar. Dulu itu saya tidak punya laptop. Hanya modal buku sama pulpen. Saya tulis dulu semua materi yang ada, jadi biar mudah tinggal dipindahkan saat udah punya laptop," jelas dia.

Baca juga: INI Daftar Pemain Persib yang Diboyong ke Sleman, Hadapi Persebaya, Supardi Nasir Ikut Nggak? 

Baca juga: Sosok dan Biodata Lengkap Arya Saloka Pemeran Aldebaran di Ikatan Cinta, dan Deretan Sumber Uangnya

Baca juga: UPDATE Harga HP Vivo April 2021: Vivo Y20s G, Vivo V20 SE, Vivo X50 Pro, Dilengkapi Spesifikasinya

Ia menuturkan, masuk di jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMK Negeri 1 Majalengka menjadi awal dirinya memiliki perangkat laptop.

Dari situ juga lah, ia mulai disibukkan dengan kanal sekolah daring hingga paham tentang coding.

"Jadi bisa dibilang, peran Ayah saya sangat berarti. Karena berkat ayah saya, ayah jual kamera hanya untuk membelikan laptop. Padahal saya juga saat itu sebenarnya minat di dunia videografi," katanya.

Tahun 2020 lah, Adit mulai berani berkecimpung di dunia programing.

Lewat ajakan temannya untuk mengikuti kompetisi pembuatan game skala nasional, ia menjadi salah satu peserta dalam ajang tersebut.

Di kompetisi itu, ia bersama seorang temannya membuat game ber-genre Role-Playing Game (RPG) yang isinya tentang seorang polisi bersenjata.

Uniknya, di masa pandemi Covid-19 ini, senjata yang dibuatnya berasal dari hand sanitizer dan berpatroli sembari mengimbau kepada masyarakat untuk tetap di rumah atau Stay at Home.

"Tapi waktu itu saya tidak masuk nominasi. Karena banyak kontestan yang lebih baik. Tapi saya senang bisa bikin game kaya gitu," ujarnya.

Menurutnya, membuat game menjadi batu loncatan untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan di bidang programing.

Ia bersama beberapa temannya berkeinginan untuk mengembangkan aplikasi berbasis pendidikan.

Platform itu nantinya dilengkapi dengan beberapa fitur untuk merangsang bakat para mahasiswa/i di Indonesia.

Ia menjelaskan, di aplikasi itu dilengkapi dengan bimbingan konseling, mentoring, webinar dan sharing bersama praktisi.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved