Abah Sarji Bisa Capai 102 Tahun, Sang Istri Bongkar Rahasia Suami Sulit Mati, Ilmu Batara Karang?
Kehebatan serta ketangguhan Abah Sarji, kata Mak Juinah, sewaktu muda bawa barang dengan berat satu kuintal itu sudah terbiasa.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Menurutnya kemunculan arwah gentayangan itu sebetulnya untuk memberikan peringatan kepada yang hidup agar lebih meningkatkan beribadah.
"Abah juga pernah mencoba melihat langsung ke makamnya pada pagi hari untuk melihat apakah ada lubang atau tidak dari bekas asap keluar semalam. Nah, anehnya pada pagi hari lubang di makam yang malah tidak ada sama sekali," katanya.
Baca juga: Ini Identitas Pemeran Video Syur Bogor Rekam Adegan Mulai Check In hingga Lakukan, Bukan Suami Istri
Baca juga: Gisel Tak Mampu Menyembunyikan Kesedihannya Saat Video Porno Detik-19 Tersebar, Ngaku Auto Nangis
Abah Sarji mengungkap tidak bosen memberikan pesan kepada siapapun yang masih hidup untuk banyak beribadah, karena usia alam sudah tua dan banyak kerusakan alam oleh ulah tangan manusia.
"Siapa yang datang ke saung, Abah suka berpesan untuk meningkatkan ibadah. Kemudian yang sering datang itu pak Kesra kadang suka kasih Abah roko," ujarnya.
Selama hidup di dekat makam, Abah Sarji mengaku tidak pernah masuk angin atau mengalami kesakitan pada raganya.
"Iya tidak pernah masuk angin dan biasa saja. Usia 102 tahun semua masih normal, tapi kaki saja merasa tak kuat jalan dan kalau mau ke air suka ngesot serta jalan juga pakai tongkat," ujarnya.
Abah Sarji mengaku sengaja tinggal di sana karena ingin menghabiskan sisa hidupnya dekat kuburan.
"Iya saya memilih tinggal di sini sudah lima tahun dan saung dari bahan baku bekas, geribik dan tempat tidur seadanya," ungkap Sarji.
Alasan Sarji milih bertempat tinggal sekarang, sebagai bentuk penebusan dosa semasa hidup sebelumnya.
"Iya, itung - itung nebus dosa Abah sewaktu hidup jaman dahulu. Juga Abah minta kepada kawula muda agar cepat malik atau ingat, sebab usia alam sudah tua," katanya.
Baca juga: MENGENAL Betty Elista atau Belista, Pedangdut yang Diduga Kecipratan Duit Hasil Korupsi Edhy Prabowo
Baca juga: Hari Ini Aurel Hermansyah Bakal Jalani Proses Siraman, Krisdayanti Tak Bakal Hadir, Kenapa ya?
Di samping itu, kata Abah Sarji, ia menghabiskan waktu di sekitar lahan TPU tidak lain sebagai usaha dan dorongan untuk beribadah lebih meningkat.
"Iya setiap waktu dan malam malam hari, Abah tidak lepas berdoa dan zikir minta pengampunan terhadap Gusti Allah," ujarnya.
Mengenai kebutuhan makan minum dan keperluan lainnya, Sarji mengaku bahwa setiap hari suka ada yang mengirim makanan.
"Kiriman itu datang dari anak atau cucu. Biasanya bawa makanan dan rokok kaya gitu," ujar Sarji yang tak pernah mengenakan pakaian selama lima tahun terakhir.
Sementara itu, Dedi warga setempat mengatakan kondisi Abah Sarji yang hidup di Kawasan TPU jatuh sekitar 5 tahunan.
"Sudah lima tahun Abah Sarji tinggal di saung. Padahal anak,cucu dan istrinya masih ada. Nah, untuk istrinya memang sudah ripuh dan tidak bisa jalan apalagi mendengar, karena sudah tua juga," ungkap Dedi.
Mengenai saung tempat tinggal Abah Sarji, kata Dedi, rencana warga akan memindahkan dari tempat semula. Hal itu menyusul dengan lingkungan Saung sangat gelap pada malam hari.
"Kalau masalah pemindahan saung emang mau. Tempat tidak jauh dari situ dan Abah Sarji juga mau, tapi belum ada bahan-bahannya," kata Dedi.
Perhatian dari Desa
Irfan Fauzi selaku Kepala Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kuningan, Jawa Barat mengaku tak pernah lalai dalam memperhatikan dan melayani masyarakatnya.
Terutama dalam memberi perhatian kepada Abah Sarji (102) yang kini tinggal di saung kawasan TPU desa setempat.
"Kalau bentuk perhatian kami di desa, untuk Abah Sarji selalu diprioritaskan. Terutama ada program sosial dan bantuan lain menyangkut kehidupan masyarakat desa," ungkap Irfan saat berbincang dengan Tribuncirebon.com, Jum'at (19/3/2021).
Baca juga: Kisah Horor Abah Sarji Usia 102 Tahun, Selalu Lihat Arwah Berupa Asap dari Kuburan yang Belum 7 Hari
Mengenai saung yang menjadi tempat tinggal Abah Sarji, kata orang nomor satu di desa ini menyebut bahwa Abah Sarji memiliki keluarga dan rumah tinggal seperti pada warga pada umumnya.
"Iya kemarin kita juga kedatangan warga luar dengan label lembaga tertentu dan siap berikan fasilitas tempat tinggal layak," katanya.
Namun masalahnya, lanjut Irfan, lahan tempat tinggal Abah Sarji di kawasn TPU itu merupakan tanah wakaf.
Karenanya, bantuan untuk membuat tempat tinggal yang layak itu belum bisa diizinkan.
"Alasannya lahan calon tempat tinggal Abah Sarji itu tanah wakaf," katanya.
Mengenal sosok Abah Sarji, kata Irfan memang semua warga mengetahui kondisi dan keadaan hidupnya.
Baca juga: Seorang Wanita Nekat Membakar Diri di Tempat Umum, Bawa Jerigen Minyak Lalu Menyiram Dirinya
Namun warga belum tahu soal tujuan Abah Sarji yang tinggal di kawasan TPU itu sebagai upaya penebusan dosa.
"Iya, sosok Abah Sarji memang dikenal warga kami. Tapi pengakuan Abah Sarji yang tinggal disini dan mengaku sebagai penebusan dosa baru tahu dari pemberitaan di media. Karena, setiap waktu tertentu ketika ke makam hanya sapa salam saja. Tidak sempat ngobrol panjang lebar seperti begitu," ujarnya.
Irfan juga mengatakan bahwa TPU yang menjadi kawasan tempat tinggal Abah Sarji itu dikenal dengan sebutan Makam Panembahan atau Mbah Dako, Makam Syeh Muhibat, Makam Syeh Pakih Tolab, Makam Syeh Abdul Karim dan Makam Panjang KH Hasan Maolani atau yang terkenal dengan sebutan Eyang Maolani alias Eyang Manado.
"Nama-nama tadi merupakan warga terdahulu yang terkenal sebagai tokoh penyebar kebaikan dalam ajaran Islam. Kemudian untuk makam panjang Eyang Hasan Maolani memang di kita tidak ada kuburannya, tapi ada makam rambutnya saja. Karena, makam Eyang Hasan Maolani itu ada di Manado," ujarnya. (*)
Baca juga: Neno Warisman Hadir di Sidang Habib Rizieq sebagai Wartawan? Berikut Pernyataannya Saat Ditemui