SMKN 1 Kadipaten Lockdown
Suka Duka Guru di Majalengka Satu Tahun Lakoni KBM Saat Pandemi Covid-19, Ternyata Enak di Sekolah
Sebagai lakon utama dalam pembelajaran daring, Endi Affandi (57) memiliki suka duka mengajar selama masa pandemi Covid-19.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
"Pembelajaran secara tatap muka saja terkadang ada beberapa kendala kecil, apalagi seperti sekarang, dengan jarak jauh. Susah pastinya untuk memantau siswa satu-satu," ujar Endi saat ditemui selepas vaksinasi di Gedung Sindangkasih Kabupaten Majalengka, Selasa (23/3/2021).
Guru SMAN 1 Majalengka ini mengaku, kendala pembelajaran secara daring memang dinilai masih banyak.
Penyampaian materi tanpa tatap muka langsung dianggap masih kurang optimal dan siswa susah menyerap maksud dari pembelajaran yang disampaikan.
"Materi yang disampaikan terkadang kurang bisa diserap dengan baik oleh siswa. Jadi, siswa saya minta mencari materi terkait dari internet sebanyak-banyaknya untuk dipahami terdahulu," ucap guru berusia 57 tahun itu.
Selain materi, faktor penilaian siswa juga menjadi kendala tersendiri.
Menurutnya, siswa masih susah untuk bisa mengumpulkan tugas yang diminta guru sesuai waktu.
Endi mengungkapkan, siswa yang penting bersedia mengumpulkan tugas yang diberikan.
Kemudian, antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran secara online juga menjadi penilaian tersendiri.
"Untuk penilaian, tolak ukurnya pastinya berbeda dengan pembelajaran tatap muka, keaktifan siswa dalam pembelajaran juga menjadi pertimbangan" jelas dia.
Kesulitan mengajar secara daring juga dirasakan Euis Ratna Suminar (28), guru yang mengajar di SMAN 1 Maja, Kabupaten Majalengka.
"Mengajar secara daring memang susah, terlebih lagi dalam mata pelajaran tertentu, misal bahasa Indonesia tak hanya teori saja, tapi ada prakteknya."
"Kalau tatap muka kan siswa bisa lebih paham dan mengerti materi yang disampaikan," kata Euis saat ditemui di lokasi yang sama dengan Endi.
Selain dalam penyampaian materi, antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran secara daring juga sangat kurang.
"Terkadang ada beberapa siswa tidak absen dan juga susah mengumpulkan tugas. Beberapa siswa juga mungkin ada yang terkendala masalah jaringan dan mungkin jadi malas mengikuti belajar secara daring," ujarnya.
Di sisi lain, beberapa waktu yang lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim, akan menargetkan sekolah untuk kembali buka pada semester ganjil tahun ajaran 2021-2022 atau bulan Juli 2021 mendatang.