Human Interest Story
Cara Rumah Makan di Jalur Pantura Indramayu Bertahan Walau Akhirnya Permanen, Pun Banyak yang Pindah
Bangkai-bangkai rumah makan tersebut mulai bermunculan sejak keberadaan Tol Cikopo-Palimanan ( Tol Cipali) sepanjang 116 kilometer diresmikan
Penulis: Handhika Rahman | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Puluhan bangkai rumah makan di Jalur Pantura Indramayu banyak ditemukan.
Tidak sedikit pula kondisinya yang sudah sangat terbengkalai karena ditinggalkan oleh pemiliknya.
Bangkai-bangkai rumah makan tersebut mulai bermunculan sejak keberadaan Tol Cikopo-Palimanan ( Tol Cipali) sepanjang 116 kilometer diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2015 lalu.
Baca juga: Sisa-sisa Kejayaan Rumah Makan di Jalur Pantura Indramayu, Dijual Tak Laku Bangunan Pun Terbengkalai
Baca juga: Kakek Asal Ciamis Ini Tengah Malam Datang ke Indramayu, Ngaku Ingin Cari Jodoh Guru TK
Salah satunya dialami RM Sinar Minang di Jalur Pantura Desa Sumuradem Timur, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu.
Di sana, walau pemilik rumah makan sudah menyiasati berbagai upaya, namun tetap tidak bisa membuat bisnis kuliner di Jalur Pantura itu bisa tetap bertahan.

"Sudah 1 tahun tutup, sekarang ingin dijual tapi belum ada yang nawar," ujar Jasman (63) kakak dari pemilik RM Sinar Minang kepada Tribuncirebon.com, Jumat (19/3/2021).
Jasman mengatakan, guna mengurangi biaya operasional, pemilik RM Sinar Minang hanya buka di saat puncak arus lalu lintas.
Baca juga: Rest Area Tol Cipali dan Tol Palikanci Terapkan Pembayaran Digital, Calon Pemudik Harus Tahu Ini
Baca juga: Air Rebusan Rambut Jagung Ternyata Ampuh Obati Diabetes Melitus Jika Minum Secara Rutin
Seperti musim mudik Idulfitri, Iduladha, tahun baru, dan lain sebagainya.
"Alhamdulillah seperti mudik kemarin kan ada pengalihan arus, yang dari tol di alihkan ke Jalur Pantura, itu ada pengunjung," ujarnya.
Upaya tersebut mampu membuat RM Sinar Minang bisa bertahan walau pada 2020 harus tutup permanen.
Hal yang sama disampaikan Jasman juga dialami oleh pemilik rumah makan lainnya di Jalur Pantura Indramayu.
Berdasarkan informasi yang diterima Jasman, mayoritas memilih pindah usaha dan membiarkan rumah makan mereka terbengkalai.
"Ada yang pindah ke Subang, Cirebon," ujarnya.