Dianggap Meresahkan, Pengamen, Pengemis dan Anjal di Kuliner Cimanuk Indramayu Dirazia Satpol PP
Para pengamen dan pengemis itu pun dilakukan pembinaan karena dianggap meresahkan pengunjung.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Petugas Satpol PP melakukan razia terhadap para pengamen, pengemis, dan anak jalanan (Anjal) di Kuliner Cimanuk (Kulcim) Kabupaten Indramayu, Rabu (17/3/2021).
Para pengamen dan pengemis itu pun dilakukan pembinaan karena dianggap meresahkan pengunjung.
Plt Kepala Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Indramayu, Hamami Abdul Ghani mengatakan, mereka dibina untuk tidak menganggu para pengunjung yang sedang menyantap jajanan di sana.
"Mereka artinya boleh mengamen, tapi tidak terus-menerus, minimalnya sejam sekali," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.
Hamami Abdul Ghani juga meminta agar mereka selalu mengenakan masker, mengingat pandemi Covid-19 masih melanda Kabupaten Indramayu sampai dengan sekarang.
"Tadi yang terjaring razia ada 4 grup musik," ujarnya.
Dalam hal ini, patroli rutin akan terus dilakukan Satpol PP Kabupaten Indramayu guna menjamin kenyamanan para pengunjung.
Baca juga: Suami Bunuh Istri Lalu Menidurinya di Kamar Kontrakan, Pelaku Rekayasa Seolah-olah Istri Bunuh Diri
Baca juga: Wanita di Pangandaran Pilih Pisah Dengan Suaminya, Daripada Jadi Pikiran dan Dosa Mendingan Cerai

Persoalan gelandangan dan pengamen (Gepeng) masih menjadi pekerja rumah (PR) besar bagi pemerintah Kabupaten Indramayu.
Tidak sedikit orang tua yang mengaku kehilangan anaknya karena tidak pulang berhari-hari.
Terbaru, sebanyak 5 anak punk asal Kabupaten Indramayu dikabarkan terjaring razia oleh Satpol PP Surabaya.
Kini mereka tengah diamankan di UPT LIPOSOS milik Dinsos Surabaya.
Baca juga: Sejumlah Anak Punk Asal Indramayu Terjaring Razia Satpol PP di Surabaya Viral di Medsos
Baca juga: Teddy Suami Mendiang Lina Terancam Dipenjarakan, Waktu Pengembalian Aset Rizky Febian Habis
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Indramayu, Atu Ika Putri mengakui, persoalan gelandangan dan pengemis memang masih marak terjadi di Kabupaten Indramayu.
"Itu kan karena banyak gelandangan-gelandangan dan pengemis itu pak, karena kan kita memang lagi ramai masalah Gepeng ini," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selasa (2/3/2021).
Atu Ika Putri mengatakan, mayoritas dari mereka adalah anak putus sekolah.
Kumpulan anak punk itu biasanya banyak ditemui di lampu merah Jatibarang dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jatibarang.
Sebagian dari anak punk tersebut menjadikan tempat itu sebagai tempat tinggal dan tidak pulang selama berhari-hari.
Hal tersebut diketahui dari hasil penelusuran yang dilakukan Dinsos Kabupaten Indramayu melalui peksos atau pekerja sosial dan tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) dari kelima anak punk yang terjaring razia di Surabaya.
"Demikian hasil penelusuran keluarga klien yang anaknya berada di LIPOSOS Surabaya," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Jatibarang Indramayu menjadi tempat pelarian anak-anak punk kabur dari rumah.
Danramil 1604/Jatibarang, Kapten Kav Sugiyanto mengatakan, orang tua mereka bahkan sampai menangis mencari keberadaan anaknya di RTH Jatibarang.
Anak-anak itu diketahui terbawa arus dan menjadi gelandangan oleh para anak punk yang berkeliaran di sana.
"Ada orang tua yang sampai menangis mencari anaknya, dari Kecamatan Lelea, Widasari, Tukdana, bahkan dari Cirebon, dan Kecamatan Krangkeng pun ada," ujar dia kepada Tribuncirebon.com pada Jumat (1/1/2021).
Baca juga: Goyangan Rizky Billar dan Ayu Ting Ting Terekam, Unggahan Kekasih Lesti Kejora Diserbu Fans Leslar
Baca juga: Hampir Tiap Hari Dua Karyawati Ini Mendapat Pelecehan Seksual oleh Bos Perusahaanya di Kantor