Warga Bersihkan Makam Keramat di Gunung Simpay Kuningan untuk Digelar Ritual Tutulak di Bulan Rajab
Kegiatan bersih-bersih lingkungan juga sebagai langkah penyambutan warga dalam melaksanakan kegiatan ritual Tutulak atau tolak bala.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mumu Mujahidin
Dalam komunikasi yang dilakukan tadi, semata untuk mendapatkan posisi hitungan antara boleh dan tidak, berdasarkan rumus atau hitungan yang menjadi aturan main di lokasi pesugihan ini.
Baca juga: Duh Pihak Istana Sampe Buka Suara Soal Kaesang dan Felicia Tissue karena Ibu Feli Mention Jokowi
Baca juga: Nindy Ayunda Disebut Memiliki Pria Idaman Lain Usai Ungkap Perselingkuhan yang Dilakukan Suaminya
Dalam rumus itu terdapat bahasa mendasar yang mesti di pahami sebelumnya.
Ini juga sebagai ketentuan wajib saat hendak melaksanakan ritual pesugihan.
"Iya dalam rumusan itu kami bagi menjadi 6 istilah. Biasa kami sebut, mulai dari Gunung, Urug, Sagara, Saat (Surut), Pancuran dan Emas.
Istilah tadi kalau dalam lingkungan Jawa itu seperti Sri, Lungguh, Dunia, Lara dan Pati.
Jadi, jumlah nama terhitung dari pasangan suami istri akan dibagi enam, dan hasilnya ada salah satu diantara enam tadi," katanya.
Menyinggung bisa keluar jumlah dari nama calon pelaksana pesugihan tadi. Rumusnya itu biasa terungkap dalam budaya kejawen.
"Ya, rumus hitungan jumlah dari nama calon pelaksana tadi. Itu bisa diketahui dari hitungan dengan rumus Ha Na Ca Ra Ka Da Ta Sa Wa La, Pa Dha Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Tha Nga. Jadi total jumlah berapa itu bisa keluar boleh tidak.
Misal, ketentuan yang menjadi hak untuk melanjutkan ritual pesugihan itu jatuh pada hitungan Gunung, Emas, Pancur dan Sagara. Nah, jika jatuh pada Urug dan Saat atau Surut, kami berikan arahan untuk melakukan pencegahan dan mempersilakan pulang," ungkapnya.
Memasuki tahap selanjutnya, kata dia, calon pelaksana pesugihan itu harus melengkapi kebutuhan sebagai sesajii dalam menyambut mahluk gaibatau sejenisnya saat berhadapan untuk melakukan kontrak alias perjanjian.
"Bentuk sesaji itu seperti dua buah kelapa ijo, sate kambing dua tusuk, sembilan butir telur ayam kampung, air lima gelas berbeda rupa itu ada kopi manis, kopi pahit, teh manis, teh pahit dan air putih.
Kemudian tidak lupa di sediakan uang dengan pecahan terbesar sebagai sampel untuk memberi tahu mahluk gaib dalam berusaha nanti.
Setelah lengkap persyaratan dan pembekalan doa saat ritual nanti. Kami antar ke lokasi dan membuka jalur komunikasi atau istilah ngerekes," ujarnya.
Mengenai durasi dalam pelaksanaan ritual, kata Ading, ini bergantung pada nilai ke-khusyuan saat melangsungkan kegiatan tersebut.
"Biasanya, ketika sudah hadir dan berhadapan. Pelaksana pesugihan dan makhluk gaib itu melakukan perjanjian tertentu.