Virus Corona
Studi Terbaru Vaksin Pfizer Efektif 94 Persen Cegah Virus Corona untuk Semua Kelompok Usia
Baru-baru ini sebuah studi di Israel menunjukkan jika vaksin Pfizer/BioNTech efektif mencegah Covid-19.
Para peneliti mengatakan, mereka tidak dapat memberikan tingkat efektivitas tertentu.
Namun, varian Covid-19 baru yang disebut efektif terhadap Pfizer adalah varian virus corona yang sedang menjangkiti Israel saat penelitian.
Penelitian tidak menjelaskan apakah suntikan Pfizer akan tidak efektif terhadap varian lain, salah satunya yang sekarang dominan di Afrika Selatan.
Sejumlah vaksin corona diketahui tidak terlalu efektif melawan varian Covid-19 di Afrika Selatan.
Baca juga: Belum Genap Sebulan Menikah Anak Bos Aneka Sandang Kuningan Meninggal Diduga karena Covid-19
Baca juga: Dua Kali Dedi Mulyadi Ditabok Orang Sakit Jiwa, Dedi Sabar, Izin Daftarkan Anaknya Masuk Pesantren

Dari sembilan juta orang di Israel, hampir setengahnya telah menerima dosis pertama vaksin Pfizer dan sepertiga diantaranya menerima dosis kedua.
Vaksinasi di Israel dimulai sejak 19 Desember lalu, hingga disebut negara dengan vaksinasi tercepat di dunia.
Ini membuat negara tersebut dijadikan lokasi utama untuk studi nyata tentang kemampuan vaksin untuk membendung pandemi.
Studi tersebut meneliti sekitar 600.000 orang yang divaksinasi terhadap kelompok kontrol berukuran sama dari orang yang tidak divaksinasi.
Para peneliti di Harvard TH Chan School of Public Health, Harvard Medical School dan Boston Children's Hospital, juga ikut dalam pengujian ini.
"Ini adalah berita yang lebih baik, mengkonfirmasikan bahwa vaksin tersebut sekitar 90 persen efektif dalam mencegah infeksi terdokumentasi pada tingkat keparahan apa pun sejak tujuh hari setelah dosis kedua," kata Peter English, konsultan pemerintah Inggris dalam pengendalian penyakit menular.
"Makalah yang baru-baru ini dipelajari dari Israel adalah studi observasional."

"(Penelitian kali ini) menggunakan desain eksperimental yang dikenal sebagai studi kasus-kontrol, memberikan keyakinan yang lebih besar bahwa perbedaan antara kelompok disebabkan oleh status vaksinasi mereka, dan bukan karena beberapa faktor lain."
Studi yang diterbitkan pada Rabu itu merupakan analisis pertama dari strategi vaksinasi Covid nasional untuk ditinjau sejawat.
Studi ini juga menawarkan gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana vaksin itu bertahan dalam interval mingguan, sembari mencocokkan orang yang menerima vaksin dengan yang tidak.
Pencocokan didasarkan riwayat medis, jenis kelamin, usia, dan karakteristik geografis yang serupa.