Jadi Miliarder Karena Pertamina, Warga Tuban Ini Borong 4 Mobil, Ada L300, Xpander, Innova, dan HRV

Tanah Sutrisno seluas 2,2 hektar dihargai Rp 15,8 miliar. Sutrino mengaku menghabiskan sebagian uang tersebut untuk membeli empat mobil dan tanah.

Editor: Machmud Mubarok
(Tribunnews/Istimewa)
Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil beramai-ramai. 

Bahkan, ada satu orang yang membeli dua hingga tiga unit mobil sekaligus.

"Benar, terkait warga ramai-ramai beli mobil baru, kabarnya kemarin datang lagi dari Gresik atau Surabaya," katanya, Selasa (16/2/2021).

"Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang, terakhir kemarin ada 17 mobil baru," ujar dia.

Capture video viral warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil ramai-ramai
Capture video viral warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil ramai-ramai (Istimewa)

Rata-rata, warga mendapat uang sebanyak Rp 8 miliar dari penjualan tanah itu. Sedangkan warga yang memiliki empat hektare lahan mendapat uang sebesar Rp 26 miliar.

Nilai penjualan yang tidak sedikit diyakini membuat warga ingin membeli mobil yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Hingga kini mulai sejak warga mendapat pencairan dari penjualan tanah, sudah ada ratusan warga yang membeli mobil. Bahkan, satu orang ada yang memiliki dua hingga tiga mobil baru.

Ada juga warga Kota Surabaya yang memiliki lahan di sana mendapat Rp 38 miliar.

Sebab, Pertamina disebut menghargai tanah Rp 600.000-Rp 800.000 per meter, jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umumnya di sana.

Pembebesan lahan tersebut dilakukan Pertamina untuk membangun Kilang Tuban yang merupakan proyek New Grass Root Refinery (NGRR).

Proyek ini digarap perusahaan pelat merah itu untuk menciptakan kemandirian energi. Kilang baru itu akan memiliki kapasitas produksi sebesar 300.000 barel per hari.

Selain itu, Kilang Tuban juga akan menghasilkan bahan bakar dengan kandungan yang lebih berkualitas, berstandar Euro V.

Kilang Tuban merupakan proyek yang digarap oleh perusahaan gabungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yakni gabungan dari Pertamina dan perusahaan minyak dan gas asal Rusia, Rosneft.

Dilihat dari porsi kepemilikannya, Pertamina memiliki 55 persen saham Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, sementara Rosneft memiliki 45 persen kepemilikan saham.

Untuk merealisasikan proyek tersebut, Pertamina pun membutuhkan lahan seluas 841 hektar. Adapun total nilai proyek mencapai Rp 211,9 triliun.

Pertamina pun menargetkan kilang baru tersebut sudah dapat mulai beroperasi pada 2026.

Baca juga: Dayana Gadis Kazakhstan Tiba-tiba Marah dan Nangis Gara-gara Fiki Naki, Ini Klarifikasi Fiki

Baca juga: Nindy Ayunda Beberkan Jadi Korban KDRT Suami, Tunjukkan Bukti Wajah Lebam dan Rambut Dijambak

Baca juga: Air Rebusan Jahe, Kunyit, dan Sereh Punya Khasiat Luar Biasa untuk Tubuh, Dijamin Segar dan Sehat

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved