Tiga Kampung di Tasikmalaya Tak Berpenghuni Setelah Ditinggalkan Warga yang Takut Pergerakan Tanah
akibat musibah tanah retak berkepanjangan, warga di ketiga kampung itu sebagian sudah mengungsi.
Namun, lambat lain, para warga itu akhirnya menerima untuk direlokasi.
"Waktu bencana besar tahun 2016 masih ada 20 KK memilih tinggal tapi saat itu bencana besar akhirnya warga berhasil dibujuk untuk relokasi. Sekarang tersisa delapan KK tinggal itu juga kadang tidak menginap," jelas dia.
Disinggung terkait banyaknya warga yang meninggalkan tempat tinggalnya itu, Karwan menambahkan, bahwa wilayah tersebut masuk ke dalam zona merah bencana.
Hal itu diperkuat dengan adanya data hasil penelitian badan geologi Kementerian ESDM.
"Data badan geologi setiap 20 tahun sekali ada pergerakan tanah atau longsor. Bahkan tiap detik tanah tersebut juga bergeser kecil,"
"Cirinya kalau musim hujan tidak ada air mengalir atau keluar ke tanah berarti khawatir akan terjadi longsor besar kalau keluar air mengalir berarti longsor kecil," katanya.
Seperti diketahui, Blok Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka viral lantaran kini tak lagi dihuni oleh para warganya.
Puluhan rumah dibiarkan begitu saja dan kini kondisinya sangat kumuh serta kotor.
Kondisi seperti membuat masyarakat tak sedikit yang menyebut blok tersebut dengan sebutan 'kampung mati'.