VIDEO: ABK Asal Majalengka Jadi Korban Tenggelamnya Kapal di Korsel, Keluarga Tunggu Kabar

Seorang Anak Buah Kapal ( ABK) asal Kabupaten Majalengka berinisial IHP menjadi korban dalam kecelakaan tenggelamnya kapal di Korea Selatan

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Fauzie Pradita Abbas

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON, MAJALENGKA - Seorang Anak Buah Kapal ( ABK) asal Kabupaten Majalengka berinisial IHP menjadi korban dalam kecelakaan tenggelamnya kapal di Korea Selatan.

//

Informasi yang dihimpun, ada tiga ABK yang berasal dari Indonesia yang menjadi korban di kapal penangkap ikan '32 Myongminho'.

Informasi itu diperkuat dengan hadirnya perwakilan dari Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) dan PT Palomas Sejati sebagai lembaga resmi yang memberangkatkan ABK asal Majalengka tersebut.

Perwakilan SPPI dan PT Palomas Sejati itu datang menemui keluarga korban di rumahnya, Blok Cibasale, RT.01/12, Kelurahan Majalengka Kulon, Kecamatan/Kabupaten Majalengka.

Baca juga: 14 Tahun Tanpa Kedua Tangan, Pemuda Asal Indramayu Ini Akhirnya Diberi Bantuan Tangan Palsu

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Kuningan, Jumlah Pasien Positif Corona Meninggal Terus Bertambah

Baca juga: Sholawat Nariyah Sering Didendangkan Ustaz Jefri Al Buchori, Dibaca 300 Kali Agar Hajat Dikabulkan

Perwakilan PT Palomas Sejati, Nurhidin mengatakan pihak sengaja datang ke rumah keluarga ABK asal Majalengka sebagai perwakilan dari Menteri Luar Negeri untuk menyampaikan kondisi terkini proses pencarian.

Yang mana, proses pencarian sendiri sudah dilakukan sejak informasi tenggelamnya kapal pada 29 Desember 2020 lalu.

"Jadi sejak pencarian dimulai pada 29 Desember 2020 lalu itu ada 1.000 personel yang diterjunkan oleh Perdana Menteri Korea. Sementara, kru di kapal tersebut berisi 7 orang yang mana tiganya berasal dari Indonesia," ujar Nurhidin saat ditemui di rumah keluarga ABK asal Majalengka, Kamis (7/1/2021).

Dari tiga ABK asal Indonesia tersebut, jelas dia, semuanya hingga kini belum ditemukan.

Sembari menunggu update terkini, pihaknya menyambangi rumah korban.

"Hingga kini pencarian masih dilakukan, sambil menunggu update resmi dari KBRI. KBRI juga sumbernya valid dari cost nya Korea," ucapnya.

Nurhidin menjelaskan, jika nantinya ABK tersebut diketemukan dalam keadaan meninggal, pihaknya berjanji akan mempermudah proses kepulangannya.

Namun, pihaknya berharap kliennya tersebut ditemukan dalam keadaan masih bernyawa.

"Insya Allah sesuai prosedur perusahaan kami yang resmi, nanti kalau memang diketemukan terkait persiapan pemulangannya insyaAllah dipermudah. Kami akan koordinasi dengan Kemenlu, dibantu SPPI. Oleh karena itu, mohon doanya dari semuanya," jelas dia.

Selain memberikan informasi terkini dalam proses pencarian, sambung Nurhidin, pihaknya melakukan percepatan kesamaan DNA dengan keluarga ABK.

Sehingga, jika nanti diketemukan dalam keadaan meninggal, identifikasi korban cepat dilakukan.

"Kita belum memastikan korban dalam keadaan hidup atau meninggal. Namun, jika meninggal, maka kita mengambil sampel DNA dari orangtuanya untuk dikirim ke Korea supaya mempercepat identifikasi," kata Nurhidin.

Sementara, pantauan Tribun di rumah ABK asal Majalengka, tampak sejumlah anggota keluarga memperlihatkan kecemasan.

Salah satunya, yang sangat amat tampak cemas dan sedih istri dari ABK tersebut, Ade.

Ade mengatakan, dirinya sangat syok atas peristiwa yang menimpa suaminya tersebut di Korea Selatan.

Ia mengaku, terakhir komunikasi dengan suaminya sesaat sebelum kejadian.

"Pastinya sedih ya kejadian yang menimpa suami saya, kaget juga. Terakhir saya komunikasi pas kejadian, jadi saya lihat HP dia aktif, dibalas dua kali, tapi setelah itu hanya dilihat saja," ungkap Ade.

Dirinya menyampaikan, sudah sepuluh bulan suaminya tersebut menjadi ABK di Korea Selatan.

Ade berharap, suaminya cepat ditemukan dalam kondisi apapun.

"Semoga ada kabar baik dari peristiwa yang menimpa suami saya," pungkasnya.

Seperti diketahui, sebuah kapal penangkap ikan 32 Myongminho terbalik di laut dekat Pulau Jeju, Korea Selatan.

Sebanyak 3 anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) dinyatakan hilang.

Peristiwa itu juga membuat, Perdana Menteri Korea Selatan membentuk operasi gabungan yang terdiri dari 964 personel dan mengerahkan 8 kapal selam untuk mencari ketiga WNI yang hilang.

Baca juga: Suara Gisel Bergetar saat Minta Maaf soal Video Syur dengan MYD, Sebut Nama Gading Marten dan Wijin

Baca juga: Link Live Streaming Rosi di Kompas TV, Bakal Bahas Lengkap soal FPI, Narasumbernya Fadli Zon

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved