Efek Samping Vaksin Sinopharm Dibongkar Pakar Vaksin di China: Vaksin Paling Tak Aman
Pakar vaksin di China itu menyebut vaksin Sinopharm sebagai "vaksin paling tidak aman di dunia," karena memberikan 73 efek samping.
TRIBUNCIREBON.COM - Baru-baru ini salah satu akun media sosial pakar vaksin di China dihapus oleh pihak berwenang.
Penghapusan akun tersebut berkaitan dengan postingan atau tulisan pakar vaksin tersebut terkait efek samping vaksin Sinopharm.
Pakar vaksin di China itu menyebut vaksin Sinopharm sebagai "vaksin paling tidak aman di dunia," karena memberikan 73 efek samping.
Vaksin Sinopharm juga sudah dipesan Indonesia bersama Vaksin Sinovac.
Vaksin Sinopharm adalah vaksin pertama yang disetujui pihak regulator China.
Uji klinis fase tiga menunjukkan ektivitas vaksin Sinopharm mencapai 79,34%.
Baca juga: Ini Efek Vaksin Sinovac Pada Tubuh Usai Disuntikan, Menkes Minta Kepala Daerah Fokus Efek Vaksinasi
Baca juga: Ridwan Kamil Wajibkan Warga Jawa Barat Disuntik Vaksin Covid-19: Tak Boleh Ada yang Menolak!

Beijing Biological Products Institute Co, yang merupakan subsider dari perusahaan Sinopharm, menyatakan pada Rabu (30/12/2020) bahwa vaksin Sinopharm aman dan orang yang mendapat dua dosis bakal memproduksi antibodi dalam taraf tinggi.
Dalam keterangan kepada para wartawan pada Kamis (31/12/2020), Deputi Komisioner Lembaga Produk Medis Nasional, Chen Sifei, mengatakan pihaknya telah memberikan "izin secara bersyarat" pada vaksin Sinopharm.
Izin dalam kategori itu membantu obat darurat digunakan secara massal ketika uji klinis belum memenuhi standar, namun terindikasi berfungsi ampuh.
"Keuntungan yang diketahui dari vaksin baru virus corona Sinopharm lebih besar dari risiko yang diketahui dan yang berpotensi menjadi risiko," kata Chen sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Pemberian izin ini juga memberikan wewenang kepada pemerintah untuk "memperluas vaksinasi kepada kelompok berisiko tinggi, mereka yang rentan mengalami infeksi virus nan parah...dan para lansia," ujar Zeng Yixin, Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional.
China menghadapi tantangan untuk menyediakan vaksin bagi populasinya yang mencapai lebih dari 1,3 miliar jiwa.
"Secara umum, kami harus memvaksinasi 60% sampai 70% untuk menciptakan perlindungan universal," tambah Zeng.
China menargetkan 50 juta warganya sudah menjalani vaksinasi sebelum Imlek 2021 yang jatuh 12 Februari 2021.
Namun, ahli vaksin yang berbasis di Shanghai, Tao Lina, 43, baru-baru ini mengunggah versi digital dari instruksi manual vaksin Sinopharm ke akun Weibo-nya, seperti dilansir surat kabar Ming Pao Hong Kong.
Tao Lina menyatakan bahwa setelah dia membaca manual, "Saya menarik napas panjang yang dingin, dan menghitung kondisi yang tercantum di kolom 'reaksi merugikan'."
Baca juga: Teh Ninih Sebut Hidup Bahagia di Kontrakan Sempit dalam Ceramahnya di Tengah Isu Talak 3 oleh Aa Gym
Baca juga: Seorang Kakek Kepergok Berbuat Tak Senonoh pada Cucunya di Dapur, Pelaku Langsung Kabur
