Tujuh Kambing Kembali Mati Misterius
Serangan Ajag Mengganas, Camat Cibingbin Bentuk Tim Antisipasi Ancaman Hewan Buas
kawasan itu merupakan hutan belantara yang diduga banyak memiliki hewan buas liar
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Diduga Ajag
Riwayat kematian kambing misterius yang terjadi di Kecamatan Cibingbin, Kuningan terus dilakukan tim pemeriksaan dan identifikasi pemerintah.
“Kita sudah dua kali ke lokasi dan melakukan perekaman terhadap sejumlah tempat di lingkungan kandang kambing tersebut,” kata Kasi Keswan dan Kesmavet, yakni drh Rofiq mewakil Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Kuningan, Jum’at (18/12/2020).
Rofiq mengemuka bahwa tindakan ke lokasi kandang itu banyak ditemukan keterangan sebagai bahan peneliatian lebih lanjut.
“Iya kami ke lokasi bareng Tim dari BKSDA dan Petugas Balai Laborotirum dari Subang.
Kesimpulan sementara sepakat menyebutkan bahwa kematian kambing itu diduga akibat hewan sejenis anjing liar alias ajag,” ungkapnya.
Sebab, masih kata Rofiq, selain ditemukan sejumlah jejak kaki binatang sejenis anjing liar atau ajag. “Tim pun melakukan pemeriksaan dan menggali keterangan dari warga dan pemilik hewan ternak tersebut,” kata Rofiq lagi.
Dia menyebutkan, rekaman jejak kaki hewan dengan ukuran sekitar 2-3 senti meter. “Mengerecut bahwa serangan mematikan hewan ternak warga itu benar serupa ajag,” katanya.
Namun, kata Rofiq, pihaknya terus melakukan penggalian dalam pengungkapan kasus kematian kambing misterius tersebut.
“Sebab, perlu diketahui bahwa kebiasaan ajag itu merupakan hewan bergerombal dan ketika menerkam mangsa, otomatis tidak meninggalkan begitu saja.
Nah, yang pertanyaan itu kenapa bangkai kambing masih utuh?” ujarnya.
Sosok ajag, kata Rofiq, itu memiliki tubuh lebih kecil dari anjing dewasa pada umumnya. “Kemudian mereka melakukan serangan selalu bergerombol,” ujarnya.
Jumlah kematian kambing oleh hewan buas misterius di Kecamatan Cibingbin, kini bertambah menjadi 47 ekor.
Hal itu setelah sebelumnya terjadi di Desa Cipondok terdaat 24 ekor kambing mati dan disusul dengan 15 ekor kambing mati di Desa Sukaharja dan 8 ekornya lagi terjadi di Desa Ciangir.
“Iya di desa kami ada delapan ekor kambing mati dengan kejadian sama di Desa Cipondok,” ungkap Kepala Desa Ciangir Rahmat saat dikonfirmasi, Senin (14/12/2020).
Menurut Rahmat orang nomor satu di desa itu mengaku bahwa kejadian seperti ini.
“Pernah terjadi di beberapa tahun sebelumnya. Cuma bedanya dengan titik serangan terjadi kambing itu sendiri,” ujar Rahmat.