Ricuh Saat Demo Mahasiwa Kuningan Buntut Diksi Limbah, Kapolres: Bukan Ricuh tapi Misunderstanding
Mengenai kericuhan kecil tersebut, kata Lukman, semula para demonstran hendak menyampaikan aspirasinya dan masuk ke gedung DPRD Kuningan.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontibutor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Sempat terjadi kericuhan berskala kecil, mendapat tanggapan dari Kapolres Kuningan AKBP Lukman SD Malik saat ditemui usai aksi mahasiswa di Gedung DPRD Kuningan tadi, Jum'at (9/10/2020).
"Itu bukan ricuh saat depan pintu gerbang tadi, melainkan mis understamding saja dan kembali kondusif berjalan lancar," kata Lukman kepada awak media.
Lukman mengatakan, dalam pengamanan sewaktu aksi kalangan mahasiswa tadi, ada 300 petugas yang diterjunkan.
"Petugas gabungan dari Kepolisian, TNI dan Polisi Paming Praja," kata Lukman.
Mengenai kericuhan kecil tersebut, kata Lukman, semula para demonstran hendak menyampaikan aspirasinya dan masuk ke gedung DPRD Kuningan.
"Namun setelah mendapat persetujuan dan bisa menjamin terhadap kondusivitas, aksi mahasiswa berjalan kondusif dan lancar," ujarnya.
Sebelumnya, ratusan aktivis mhasiswa yang tergabung dari IMM, KAMMI, BEM STIS Husnul Khotimah, BEM STKIP Muhammadiyah dan BEM STIKES Muhammadiyah menggelar aksi demonstrasi di gedung DPRD Kuningan, Jumat (9/10/2020).
Teramati di lokasi, para demonstran di antaranya melakukan orasi dan menuntut Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy mundur dari jabatannya. "Kami minta Ketua Dewan turun," koar pendemo tadi.
• Jokowi Balas Surat Ridwan Kamil Soal Tolak UU Cipta Kerja: Semua Gubernur Wajib Dukung Omnibus Law
Sebelum sekitar pukul 10.00 WIB, aksi saling dorong antara mahasiswa dan petugas yang berjaga tidak terhindarkan. Peristiwa tadi pun terlihat pintu gerbang gedung DPRD rusak akibat sempat dijebol ratusan massa mahasiswa.
Ditempat sama petugas dari TNI Polri dan Satpol PP berhasil meredam emosi mahasiswa. Kemudian, setelah bernegosiasi dengan petugas, seluruh mahasiswa akhirnya diperbolehkan menggelar aksi demonstrasi di halaman gedung DPRD.
"Kami minta dengan kesadaran diri dan legowo kepada Nuzul Rachdy selaku ketua DPRD Kuningan untuk mengundurkan diri dari jabatannya," ucap Dendy Mochamad Fauzan presiden BEM STIS (Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Islam Syariah) Husnul Khotimah, Kuningan.
Tak lama sejumlah mahasiswa saat berorasi tadi, perwakilan pimpinan DPRD Kuningan dan Ketua Badan Kehormatan yang keluar menemui mahasiswa kemudian melanjutkan aksinya dengan memasang 'segel' di pintu masuk gedung DPRD.
• Nathalie Holscher Kaget Rizky Febian Ajukan Satu Syarat Ini Jika Ingin Jadi Istri Sule
Korlap perwakilan Aktivis Mahasiswa Ikatan Mahsiswa Muhamadiyah yakni, Ahmad Irsyad Imanudin, mengatakan, jika ucapan Nuzul Rachdy yang menyebut 'Ponpes Pembawa Limbah' telah menyakiti banyak pihak.
"Kami masyarakat sudah lelah dengan tingkah Ketua DPRD, maka kita mendesak beliau untuk mengundurkan diri sebagai Ketua DPRD Kuningan dan meminta BK untuk mencabut mandat Nuzul sebagai ketua," ujar Ahmad.