Pelaksanaan New Normal
Sultan Sepuh XV Jamin Pasar Rakyat dan Panjang Jimat Muludan Ditiadakan
Sultan Sepuh XV Jamin Pasar Rakyat dan Panjang Jimat Muludan Ditiadakan
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Sultan Sepuh XV, PRA Luqman Zulkaedin, memastikan pasar rakyat dan panjang jimat di Keraton Kasepuhan Cirebon pada tahun ini ditiadakan.
//
Hal itu sesuai rekomendasi Pemkot Cirebon melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Cirebon.
Luqman menyampaikan kepastian tersebut dalam Maklumat Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan Cirebon.
Dalam maklumat tersebut, Luqman menyebut pasar rakyat muludan di Alun-alun Kasepuhan dan sekitar areal keraton ditiadakan.
"Untuk tahun ini, pedagang musiman muludan di Alun-alun Kasepuhan ditiadakan," ujar Luqman Zulkaedin melalui pesan singkatnya, Rabu (23/9/2020).
Selain itu, menurut dia, tradisi panjang jimat yang dilaksanakan pada malam puncak atau pelal peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw juga ditiadakan.
Ia mengatakan, tradisi panjang jimat akan diganti pembacaan selawat, zikir, kitab Barzanji, doa bersama dan lainnya.
Namun, kegiatan itupun dilaksanakan terbatas hanya untuk Kaum Masjid Agung Sang Cipta Rasa, abdi dalem, dan keluarga besar Keraton Kasepuhan.
"Tentunya kegiatan tersebut akan dibatasi dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat," kata Luqman Zulkaedin.
Ia menyampaikan, ditiadakannya pasar rakyat dan panjang jimat muludan berdasarkan rekomendasi Pemkot Cirebon.
Hal itupun dilakukan untuk mencegah dan melindungi masyarakat Kota Udang dari penyebaran virus corona.
Karenanya, pihaknya memutuskan tradisi muludan ditiadakan dan hanya dilaksanakan secara terbatas untuk keluarga dan abdi dalem keraton.
"Mengenai tradisi muludan ini semata-mata dilakukan untuk melindungi masyarakat agar tidak tertular covid-19," ujar Luqman Zulkaedin.