Bupati Kuningan Terjun Langsung Melerai Konflik Petani dan Pengusaha Pembangunan Jalan Lingkar Timur

Melihat pengerjaan pembangunan jalan lingkar timur, kata H Acep Purnama, pihaknya berharap pengusaha bisa melayani kebutuhan para petani.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Kontributor Tribun Cirebon/Ahmad Ripai
Bupati Kuningan H Acep di proyek pembangunan Jalan Lingkar Timur 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Konflik antara petani dengan pengusaha yang tengah mengerjakan pembangunan jalan lingkar timur di wilayah Desa Karangmangu, Kecamatan Kramatmulya, mendapat penangan serius dari Bupati Kuningan, H Acep Purnama.

//

"Kepada para petani, kami mohon jangan terpancing emosi dengan kondisi seperti ini. Semua pasti ada solusi," kata H Acep Purnama dalam mediasi konflik petani dan pengusaha tadi di lokasi proyek pembangunan jalan lingkar timur, yang menghuhungkan perbatasan Desa Naggerang ke Desa Kedungarum, Kecamatan Kuningan, Selasa (8/9/2020).

Turbin PLTA Rusak Kena Longsor, Aliran Listrik di 2 Dusun Kampung Adat Ciptarasa Padam Sudah Sepekan

Melihat pengerjaan pembangunan jalan lingkar timur, kata H Acep Purnama, pihaknya berharap pengusaha bisa melayani kebutuhan para petani.

"Terutama saluran irigasi buat lahan peertanian yang mereka garap. Saya pikir, ini bisa dilakukan dengan cara syphon dalam penyaluran airnya," kata Acep kepada pengusaha yang diwakili konsultannya.

Gara-gara Diminta Uang Rp 150 Ribu, Suami di Indramayu Tega Bunuh Istri yang Dinikahinya Sejak 1982

Acep mengatakan, pembangunan jalan lingkar timur sebagai akses yang bisa bermanfaat bagi masyarakat Kuningan.

"Penanggulangan ini yakin cepat dilakukan dan kami pemerintah bertanggungjawab atas kelancaran aktivitas lingkungan pertanian disini," kata Acep lagi.

Jadi, masih kata Acep, kepada petani dimohon untuk bersabar dan pasti pasokan air, untuk kebutuhan pertanian akan segera normal kembali.

"Apalagi tidak lama lagi musim hujan," ujarnya.

Petani alami kerugian puluhan juta rupiah

Sejumlah petani di Desa Karangmangu, Kecamatan Kramatmulya, Kuningan mengalami kerugai puluhan juta rupiah.

//

Hal itu disebabkan karena adanya proyek pembangunan jalan lingkar timur yang tengah dilakukan oleh PT Seneca Indonesia.

"Kerugian kami alami akibat areal persawahan kami mengering, ini jelas akibat proyek pembanguna jalan," kata Ketua Kelompok Tani desa setempat, Juned saat ditemui di lokasi kawasan pembangunan jalan lingkar timur setempat, Selasa (8/9/2020).

 Akses Masuk ke Kompleks Pemkab Cirebon Dibatasi, Warga yang Tak Pakai Masker Bakal Ditegur

Juned mengatakan, sebelum terjadi pembangunan jalan lingkar timur ini, semua lahan garapan sawah dapat pasokan air yang cukup.

Namun, kata Juned, ada pembangunan jalan lingkar timur ini malah berdampak kurang baik pada kegiatan petani pada biasanya.

"Kami bukan tak mendukung pembangunan jalan ini, namun tolong perhatikan lingkungan lahan sawah dan jangan ganggu soal irigasinya," ujarnya.

 Zodiak Cinta Rabu 9 September: Aquarius Cari Kekasih Baru, Pisces Awas Terjerumus Hubungan Singkat

 Bertambah 3.000 Lebih, Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus Angka 200 Ribu, Meninggal Sebanyak 8.230

Juned mengatakan, kerugian yang di alami petani di taksir sekitar puluhan juta rupiah.

"Kalau hitungan kami, total kerugian dari sekitar luas 15 hektare, itu bisa mencapai Rp 20 juta," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Karangmangu, Nanda mengatakan, keluhan petani sebelumnya diterima pemerintah desa dan kini bupati juga melakukan mediasi.

"Iya petani mengeluh, akibat mereka rugi. Belum lama ini mereka patungan beli pipa untuk bisa mengairi sawah mereka," katanya.

 Hendak Dibawa ke Rumah Sakit, Gadis yang Positif Covid-19 Ini Malah Diperkosa Sopir Ambulans

Tak menunggu lama, Bupati Kuningan H Acep bersama rombongan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang HM Ridwan Setiawan dan Konsultan PT Seneca Indonesia, tampak hadir dalam peleraian masalah tadi.

Pantauan di lokasi pertanian, sejumlah tanaman milik tani desa setempat terlihat mengering, tidak sedikit hasil pertanian mereka rusak alias buruk akibat pasokan air tak menentu. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved