Bupati Kuningan Bertemu Pupuhu Akur Cigugur, Tegaskan Tak Ada Perseteruan Soal Batu Satangtung
kunjungan ini merupakan silaturahmi dalam membuka komunikasi antara pemerintah dengan warga Akur.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Polemik penyegelan pembangunan Tugu/Batu Satangtung di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan bukan perseteruan antara pemerintah daerah dengan keluarga Paseban.
Demikian hal itu dikatakan Bupati Kuningan H Acep Purnama, setelah berkunjung ke kediaman Djati Kusumah Pupuhu Akur Sunda Wiwitan Kuningan, di Kelurahan/Kecamatan Cigugur, Kamis (30/7/2020).
Acep mengatakan, kunjungan ini merupakan silaturahmi dalam membuka komunikasi antara pemerintah dengan warga Akur. Pembukaan komunikasi ini, untuk menjawab berbagai perbedaan pandangan.
"Adanya perbedaan tata cara pandang, tata cara kelola dan lain sebagainya, tentu harus ada komunikasi yang baik," kata Acep.
Bentuk komunikasi ini. kata dia, akan dilakukan secara berkala. Sehingga tidak ada perbedaan yang tidak bisa dikomunikasikan ulang.
"Ke depan kita akan melakukan komunikasi kedua, ketiga dan seterusnya. Juga perlu diingat bahwa ini tidak ada deadline waktu, kami tahu lakukan komunikasi ini dengan cara kami sendiri," katanya.
Mengenai polemik akibat penyegelan pembangunan bakal makam atau Batu Satangtung, kata Acep, pihaknya akan membentuk tim untik mengkaji ulang.
"Ke depan kami lakukan kajian ulang melalui tim, yang segera dibentuk dalam kebutuhan tersebut," katanya.
Acep berkunjung ke Cigugur bersama rombongan Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Jawa Barat.
Rombongan partai yang diketuai Ono Surono didampingi Bupati H Acep Purnama dan Wakil Bupati Kuningan HM Ridho Suganda serta Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy bareng anggota Fraksi PDIP DPRD lainnya.
Rombongan partai berlambang kepala banteng moncong putih, itu mendapat sambutan dari keluarga besar Akur Sunda Wiwitan Kuningan. Seperti terlihat Istri Djati Kusumah yakni Emalia Wigarningsih dan sejumlah putra - putrinya, Gumirat Barna Alam, Juwita, Dewi Kanti dan Pangaping Girang Akur Sunda Wiwitan, yakni Okky Satrio.
Juwita yang merupakan perwakilan keluarga Akur Sunda Wiwitan ini mengatakan, pembangunan Tugu/ BatuSatangtung ini merupakan pesan dari Rama Djati Kusumah.
"Terima kasih atas kunjungan bisa bersilaturahmi langsung ke sini," ungkap Juwita saat mengawal perbincangan dengan rombongan tadi.
Di tempat sama, Emalia Wigarningsih mengatakan, pihaknya hanya ingin mendapat pelayanan sebagai masyarakat biasanya.
"Tolong pak minta rehab nama atau identitas kami yang selama ini menjadi penilaian beragam dari masyarakat lainnya," katanya.
Sebagai anak bangsa, kata Emalia, pihaknya tidak ingin macam - macam dalam menjalani kehidupan, baik dengan lingkungan sekitar dan sosial.