Covid 19 di Secapa dan Pusdikpom
Ternyata Ini Awal Virus Corona Menyebar di Secapa Bandung dari 2 Pasis yang Derita Penyakit Ini
Hasil rapid tes tersebut, ditemukan 187 orang yang reaktif. Kemudian dilakukan swab tes untuk meyakinkan kondisi kesehatannya.
Laporan Wartawan TribunJabar Daniel Andreand Damanik
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Jenderal TNI Andika Perkasa menjelaskan kronologis awal ribuan orang di lingkungan Secapa AD terpapar virus corona.
"Laporan ini ada dua minggu yang lalu, saya menerima laporan dari Komandan Secapa AD. Diawali ketidaksengajaan dua orang Pasis (Perwira Siswa) yang berobat ke Rumah Sakit Dustira karena keluhan infeksi bisul dan satu lagi ada keluhan pada tulang belakang. Keduanya diswab dan dinyatakan positif corona," kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa di Makodam III/Siliwangi, Sabtu (11/7/2020).
Setelah ditemukannya dua orang Pasis yang positif corona, KSAD langsung memberikan bantuan berupa 1.250 alat rapid tes. Total siswa Secapa AD ialah 1.198 orang. Kelebihan jumlah alat rapid tes digunakan untuk pelatih dan staf yang tentunya memiliki kontak langsung dengan siswa.
Hasil rapid tes tersebut, ditemukan 187 orang yang reaktif. Kemudian dilakukan swab tes untuk meyakinkan kondisi kesehatannya.
"Jumlah orang yang sempat dirawat di rumah sakit pada saat itu, ada 30 orang, beberapa kategori ringan. Dari 30 orang itu, per hari ini sisa 17 orang lagi yang dirawat di rumah sakit Dustira. Rinciannya 16 orang positif tanpa gejala dan 1 orang sudah negatif namun masih dirawat karena masalah TBC Paru," katanya.
• Siap-siap, Mulai Minggu Depan Tak Pakai Masker di Tempat Umum di Jabar Didenda Rp 100 Ribu
Saat menggelar konferensi pers di Makodam III/Siliwangi, Sabtu (11/7/2020) KSAD menjelaskan informasi terkini, bahwa masih ada 296 orang yang menunggu hasil swab yang kedua kalinya.
"Jika ada yang sudah negatif, maka masih dikembalikan ke Secapa AD, kami sudah menyiapkan tempat yang terpisah, namun masih di lingkungan Secapa," katanya.
Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan, bahwa kondisi prajurit TNI dan anggota keluarga yang terpapar dalam kondisi baik. Sebelum menyambangi Makodam III/Siliwangi, KSAD terlebih dahulu berkunjung ke Secapa AD.
Saat berkunjung ke Secapa AD (11/7/2020), KSAD mengaku memberikan motivasi langsung kepada penghuni Secapa AD yang terpapar corona. Ia meminta agar sesama prajurit saling memberikan semangat agar bisa sembuh.
"Setelah ini saya akan mengunjungi Pusdikpom di Cimahi. Di sana ada 101 prajurit yang positif Corona. Ada 25 oranf staf Pusdikpom dan anggota, dan ada 76 orang siswa," katanya.
Saat menggelar konferensi pers, pihak Kodam III/Siliwangi secara ketat menerapkan protokol kesehatan.
Jarak podium KSAD dan awak media sekira 50 meter.
Langsung Diisolasi
Sebelumnya diberitakan, Kakesdam III/Siliwangi Kolonel Ckm Purwo Setyanto membenarkan bahwa saat ini terdapat 1.262 orang di Sekolah Calon Perwira TNI AD ( Secapa AD) di Bandung, Jawa Barat, yang dinyatakan positif Covid-19.
Hal itu pun membuat Secapa AD menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Jawa Barat.
"Selama ini kami terbuka. Kita semua link kami dengan Gugus Tugas baik provinsi maupun nasional. Tadi kan sudah disampaikan Jubir, dr Achmad Yurianto, jadi memang benar 1.262 itu positif," kata Purwo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/7/2020) sore.
Kendati demikian, ia enggan menjelaskan terkait temuan awal dari kasus tersebut. Purwo juga belum mengungkap hasil penelusuran yang telah dilakukan untuk mengetahui asal mula penularan virus corona di lingkungan Secapa AD.
Demikian halnya saat ditanya terkait penanangan yang telah dilakukan guna meminimalisir potensi penyebaran yang mungkin terjadi.
"Untuk penjelasan lebih lanjut, kami sudah komunikasikan dengan Kapendam untuk disampaikan pada jumpa pers," kata dia.
Hanya, ia menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan protokol kesehatan yang ketat untuk mengantisipasi potensi penularan.
Purwo menambahkan, mayoritas orang yang dinyatakan positif saat ini tengah menjalani isolasi di lingkungan Secapa AD. "Iya pasti lah. Semua di Secapa prinsipnya tanpa gejala. Kalau ada yang sedikit gejala, mulai sumeng, pilek-pilek, kami kirim ke (RS) Dustira," ungkapnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, penyelidikan epidemiologi terkait klaster ini sudah selesai dilakukan sejak 29 Juni lalu.
"Kita dapatkan keseluruhan yang positif dari klaster ini sebanyak 1.262 orang. Ini terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih disana," kata Yurianto dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (9/7/2020) sore.
• Persib Bandung Terancam Tak Bisa Duetkan Lagi Geoffrey-Wander di Lanjutan Liga 1, Ini Sebabnya
• PENAMPILAN Baru Tante Ernie Tante Pemersatu Bangsa, Tua-tua Keladi, Banyak Cowok Genit Menggodanya
• BMKG Sebut Jakarta Harus Waspadai Gempa di Selatan Banten dan Jawa Barat, Ini Alasannya
Yurianto menyebutkan, dari 1.262 yang positif, hanya ada 17 orang yang kini dirawat dan diisolasi di Rumah Sakit karena mengalami keluhan seperti demam, batuk, dan gangguan pernapasan.
Sisa lainnya 1.245 tanpa keluhan apa pun sehingga dilakukan karantina mandiri. Yurianto pun memastikan saat ini sudah dilakukan karantina wilayah di kompleks Secapa AD. Hal itu untuk mencegah penyebaran virus keluar.
"Seluruh komplek pendidikan perwira AD di Bandung kita lakukan isolasi, karantina, dan kita larang ada pergerakan orang masuk atau keluar komplek. Pengawasan dilakukan dengan ketat oleh unsur kesehatan Kodam 3 Siliwangi yang memantau terus menerus sepanjang hari," kata dia.
Klaster Baru
Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat ( Secapa AD) di Bandung menjadi klaster baru virus corona Covid-19. Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebutkan, penyelidikan epidemiologi terkait klaster ini sudah selesai dilakukan sejak 29 Juni lalu.
"Kita dapatkan keseluruhan yang positif dari klaster ini sebanyak 1.262 orang. Ini terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih di sana," kata Yurianto dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (9/7/2020) sore.
Yurianto mengatakan, dari 1.262 yang positif, hanya ada 17 orang yang kini dirawat dan diisolasi di rumah sakit karena mengalami keluhan seperti demam, batuk, dan gangguan pernapasan. Sisa lainnya, 1.245 orang tanpa keluhan apa pun sehingga dilakukan karantina mandiri.
Klaster baru ini membuat penambahan kasus baru di Jabar melonjak drastis. Yurianto menyebut ada penambahan 962 kasus di Jabar dalam 24 jam terakhir. Padahal, sehari sebelumnya hanya ada 96 kasus baru di Jabar.
Adapun secara nasional, penambahan kasus yang dilaporkan hari ini mencapai 2.657. Hal itu membuat total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 70.736.
Warga Tolak Rapid Test
Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, pihaknya sudah melakukan tracing dan rapid tes kepada warga sekitar Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat ( Secapa AD) di daerah Hegarmanah, Kota Bandung.
Meski demikian, Ema mengatakan pemetaan dan pemeriksaan untuk warha sekitar Secapa AD terkendala.
"Yang bersedia baru 28 orang, yang lainnya menolak," kata Ema di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Kamis (9/7/2020).
Ema mengatakan, banyak warga sekitar Secapa AD yang takut menjalani rapid tes. Meski tidak menyebutkan jumlahnya, menurut dia, pemeriksaan dilakukan kepada warga yang tempat tinggalnya paling dekat dengan Secapa AD.
"Mereka parno, panik setelah diperiksa tiba-tiba hasilnya positif," ujarnya.
Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, Pemerintah Kota Bandung langsung bergerak cepat untuk mengamankan warga sekitar Hegarmanah agar tidak tertular Covid-19 dari klaster baru Secapa AD.
"Saya minta kepada Pak Ema sebagai ketua harian (Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung dan jajaran mengamankan warga masyarakat sekitar Secapa AD," kata Oded.
Oded pun meminta kepada pihak puskesmas yang ada di sekitar Secapa AD untuk melakukan tracing kepada masyarakat terdekat dengan lembaga pendidikan pemerintahan tersebut.
"Betul-betul harus ditracing oleh kita dan Puskesmas sekitar betul-betul memperhatikan masyarakat sekitar. Sudah kita lakukan hari ini," ungkapnya.
Selain itu, sebagai pemimpin daerah, Oded mengaku telah melakukan koordinasi dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil agar selanjutnya bisa berkoordinasi dengan Panglima Kodam III Siliwangi agar bisa melakukan pengamanan di lingkungan Secapa AD.
"Begitu saya mendengar tentang Klaster baru di Secapa, saya langsung berkoordinasi dengan gubernur karena saya minta bantuan gubernur (agar bisa berkoordinasi) ke Panglima. Alhamdulillah pak gubernur siap melakukan itu," ujarnya.
Sebagian Besar OTG
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan dari 1.264 pasien positif Covid-19 di klaster Secapa AD di Kota Bandung, hampir semuanya merupakan orang tanpa gejala (OTG). Sedangkan, hanya 17 di antaranya yang dirawat dengan gejala yang cenderung ringan.
Gubernur yang akrab disapa Emil ini pun meminta masyarakat tidak terlalu khawatir dengan klaster baru ini.
Terlebih, orang berlatar belakang militer dianggap memiliki fisik yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melakukan isolasi sehingga tidak mudah menularkan kepada orang lain di luar kawasannya.
“Masyarakat jangan terlalu khawatir. Kalau satu titik, apalagi militer, itu lebih disiplin dalam lokalisir karantinanya. Mayoritas OTG, hanya 17 dari seribuan sekian (yang postif Covid-19). Ini mengindikasikan penyembuhan 14 hari di Secapa ini bisa berlangsung dengan lebih cepat,” ucap Emil di Gedung Pakuan, Jumat (10/7).
Emil mengatakan orang-orang yang masuk lembaga pendidikan militer ini adalah orang-orang yang sehat dan kuat, sehingga proses penyembuhannya bisa sangat cepat. Hal tersebut terjadi di klaster Setukpa di Sukabumi, yang kini 100 persen pasien positifnya sudah sembuh.
Sebelumnya, beredar informasi bahwa penyebaran virus di klaster ini berawal pada 21 Juni saat sejumlah siswa melaksanakan pesiar atau libur.
Kemudian, pada 25 Juni, tiga orang siswa dan satu orang PNS Perawat KSA Secapa AD berobat di RS Dustira. Saat dilakukan rapid test, hasilnya dinyatakan reaktif, setelah dilakuakn swab test, hasilnya pun positif.
Kemudian, dalam informasi yang beredar di aplikasi pesan di kalangan wartawan, pada 30 Juni pun hasil rapid test terhadap 188 orang dinyatakan reaktif. Pemeriksaan lanjutan dengan metode swab test pun hasilnya 178 positif Covid-19.
Kemudian, pada 2 Juli, dilakukan tes swab massal siswa dan organik sebanyak 836 orang. Dari angka tersebut, terdapat 669 orang positif Covid-19. Hingga 7 Juli diperoleh data hasil tes swab 1.264 orang positif Covid-19. Ditanya mengenai hal itu, Emil menyatakan belum bisa mengkonfirmasinya secara pasti.
• Benarkah Virus Corona Bisa Menular Melalui Udara? Ini Penjelasan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid
• Misteri Mobil Pikap yang Tiba-tiba Ada di Hutan Cianjur Terungkap, Ternyata Begini Ceritanya
• Zodiak Cinta, Sabtu 11 Juli 2020: Aquarius Ragu Karena Masa Lalu, Sagitarius Perkuat Ikatan Hubungan
“Contoh, di awal-awal kan laporannya 200 ya, maka kami sampaikan kepada masyarakat sesuai informasi. Di hari berikutnya, setelah ada pengumuman dari pusat, diumumkannya 962. Itu kalau ditotal. Dilaporkannya kan sebetulnya dalam tiga hari, totalnya 1.200-an,” katanya.
Emil pun mengintruksikan jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat dan Kota Bandung untuk melakukan pelacakan keluarga perwira dan siswa yang dinyatakan positif. terlebih, dari setiap siswa, diberikan waktu pesiar sehari dalam seminggu.
“Kalau kesiapan rumah sakit, dari 1.200-an itu mayortas OTG, hanya 17 yang di RS Dustira. Karena tadi angkatan darat (TNI AD) sudah punya sistem yang kuat, maka sebagian dibawa ke Jakarta di RSPAD Gatot Subroto. Jadi Beban di non-Dustria dan non-RSPAD belum ada. Sementara per hari ini ketersian RS di Jawa Barat baru 27 persen, masih terkendali,” katanya.
Emil mengatakan Covid-19 tidak pilih-pilih untuk menulari siapapun. Di Amerika Latin, Presiden Brazil, Honduras, dan Bolivia, dinyatakan positif Covid-19. Sebelum obatnya datang, katanya, maka cara melawannya adalah 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. (SAM)