Pemkot Tasikmalaya Putuskan Tak Memperpanjang PSBB, Kini Bersiap Menyongsong New Normal

Budi meminta warga tetap disiplin mematuhi anjuran pemerintah terkait antisipasi mandiri penyebaran Covid-19.

Editor: Machmud Mubarok
(tribunjabar/firman suryaman)
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, memberikan keterangan pers terkait PSBB dan new normal di halaman Bale Kota, Kamis (28/5). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNCIREBON.COM, TASIKMALAYA - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 (corona) Kota Tasikmalaya, memutuskan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak diperpanjang.

Pemkot Tasikmalaya bersama segenap warga kota kini harus bersiap menghadapi kehidupan baru di tengah wabah Covid-19 yang belum tuntas. Yaitu menjalani konsep hidup new normal.

"Barusan kami rapat terkait PSBB dan new normal. Setelah tim membeberkan hasil evaluasi penerapan PSBB, kami memutuskan PSBB tidak diperpanjang," kata Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, dalam keterangan persnya di halaman Bale Kota, Kamis (28/5) petang.

Budi mengatakan, penerapan PSBB tahap kedua tersebut akan berakhir Jumat (29/5). Setelah itu, pihaknya tinggal menyiapkan pemberlakuan new normal yang saat ini masih digodok di tingkat pusat dan provinsi.

"Jadi mulai hari Sabtu (30/5) kehidupan kembali ke sedia kala lagi. Kegiatan sosial ekonomi kembali berjalan. Tapi protokol kesehatan Covid-19 masih tetap berlaku karena pandemi Covid-19 belum berakhir," kata Budi.

Karena itu, Budi meminta warga tetap disiplin mematuhi anjuran pemerintah terkait antisipasi mandiri penyebaran Covid-19.

"Walau PSBB tidak diperpanjang lagi, tapi memakai masker saat berada di luar rumah, jaga jarak serta mencuci tangan memakai sabun masih tetap berlaku," ujar Budi.

Suami Istri di Ciamis Tewas Setelah Gelar Pesta Miras, Suami Tewas Pukul 02.00, Istri Pukul 08.30

Jangan Jadikan Lagi Mi Instan Menu Sarapan Anda, Meski Enak, Berisiko Kena Penyakit Mematikan Ini

Minum Air Rendaman Kurma Ternyata Bermanfaat, Kolesterol Bisa Turun, Sakit Kepala Belakang Hilang

Mulai 1 Juni

Jawa Barat menjadi salah satu provinsi yang bersiap memasuki tatanan normal baru atau new normal sesuai arahan pemerintah pusat.

Selain Jabar, ada 3 provinsi, yakni DKI Jakarta, Sumatera Barat, serta Gorontalo, dan 25 kabupaten/kota yang akan memasuki tatanan normal baru.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan Pemerintah Provinsi Jabar akan merancang dan menyosialisasikan tatanan normal baru kepada masyarakat. Pada Senin (1/6), Jabar akan mulai beradaptasi dan masuk tatanan normal baru.

“Kita akan mulai (adaptasi dengan tatanan normal baru) kurang lebih di hari Senin (1/6), dari Rabu sampai Minggu ini kita sosialiasi. Nanti di hari kerja, di hari Senin kita mulai,” kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, seusai memimpin rapat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Rabu (27/5).

Kang Emil mengajak semua pihak, termasuk media massa, untuk turut menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait tatanan normal baru di Jabar. Dengan sosialisasi yang komprehensif, pengendalian COVID-19 dan tatanan normal baru dapat berjalan optimal.

“Jadi, saya minta kerja sama ke media selama empat atau lima hari ini kita fokus mengedukasi tentang tata cara normalitas baru itu, karena terkendalinya Jawa Barat akan terganggu jika ada euforia dalam normalitas baru,” ucapnya.

Menurut Kang Emil, penunjukan Jabar untuk memasuki tatanan normal baru karena Jabar dinilai mampu mengendalikan COVID-19. Hal tersebut terlihat dari angka reproduksi (Rt) penyebaran COVID-19 yang menyentuh angka 1,09.

 Jika PSBB Tak Diperpanjang, Mal-mal di Bandung Akan Buka Serentak 30 Mei, Terapkan Protokol Covid-19

 BST Kemensos Tahap Dua Dijamin Cair Juni 2020, Masyarakat Terdampak Covid-19 di Indramayu Siap-siap

 RSUD Cideres Majalengka Pastikan Pelayanan Tak Terganggu Usai 40 Tenaga Medis Jalani Isolasi Mandiri

“Angka reproduksi kita ada di 1,09. Dalam standar WHO, angka itu bisa dianggap terkendali, makin kecil di nol, itu lebih baik. Kita akan fokus menjaga ini selama 14 hari ke depan. Kita sudah satu minggu rasionya di angka satu. Mudah-mudahan seminggu lagi tetap ada di angka satu, sehingga bisa dalam kategori terkendali,” katanya.

Meski demikian, kata Kang Emil, penerapan tatanan normal baru di Jabar akan mengacu pada level kewaspadaan COVID-19.

“Maka istilahnya itu bukan pelonggaran, bukan relaksasi, istilahnya itu adaptasi. Adaptasi terhadap situasi baru. Apa yang diadaptasi, pelan-pelan, secara bertahap kegiatan ekonomi akan dibuka. Tapi dengan cara baru yang protokolnya sedang kami siapkan,” ucapnya.

Kang Emill pun mencontohkan tatanan normal baru di tempat perbelanjaan atau pertokoan harus menerapkan jaga jarak, pengguanaan masker, dan cuci tangan. Selain itu, jumlah kapasitas pengunjung pun harus dibatasi.

“Semua toko atau ekonomi harus bikin surat pernyataan bahwa dia siap mematuhi protokol baru di new normal dan siap diberi sanksi kalau melanggar. Intinya hanya terbagi dalam tiga, yaitu menjaga jarak, harus menjaga higienis yakni menggunakan masker, dan cuci tangan ketika keluar-masuk dari sebuah tempat,” ucapnya.

Selain di tempat perbelanjaan, tatanan normal baru akan diterapkan di semua sektor, seperti lembaga pendidikan, rumah ibadah, dan industri.

“Normalitas baru itulah yang akan kita lakukan di daerah-daerah. Dan ini (adaptasi tatanan normal baru) akan dikawal oleh TNI/Polri selama 14 hari. Pak Presiden sudah memberi tugas pada Panglima TNI dan Kapolri untuk memobilisasi TNI dan Polri di empat provinsi ini," kata Kang Emil. (Sam)

(firman suryaman)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved