Covid 19 di Jawa Timur

Perawat di Surabaya Berstatus PDP Covid-19 Meninggal Dalam Kondisi Hamil, Khofifah Sebut Pahlawan

Saat ini, sesuai protokol kesehatan, semua perawat dan dokter yang pernah memiliki riwayat kontak dengan Ari Puspitasari ditracing dan isolasi.

Editor: Machmud Mubarok
(Tangkapan layar Instagram)
Ari Puspitasari, seorang perawat Rumah Sakit (RS) Royal Surabaya meninggal dunia dengan menyandang status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19, Senin (18/5/2020). Perawat tersebut meninggal dalam kondisi hamil. 

Awalnya, para tenaga medis itu tak tau bahwa mereka akan disambungkan dengan keluarga di rumah.

Mereka mengira hanya akan berbicara lewat video conference dengan Andika.

 

Tiba-tiba, Andika mengaku ia memiliki kejutan untuk para tenaga medis.

"Jadi kita punya surprise ini," kata Andika Perkasa kepada para tenaga medis, seperti dikutip dalam video yang diunggah akun YouTube resmi TNI AD, Jumat (24/4/2020).

Seorang Petugas Medis di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB, usai memantau kondisi pasien Balita 1,5 Tahun asal China yang dirawat karena mengalami demam tinggi, Senin (27/1/2020). Pasien beljm dinyatakan suspect Corona.
Seorang Petugas Medis di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB, usai memantau kondisi pasien Balita 1,5 Tahun asal China yang dirawat karena mengalami demam tinggi, Senin (27/1/2020). Pasien beljm dinyatakan suspect Corona. (Kompas.com (FITRI R))

Layar pun langsung menampilkan keluarga perawat yang sedang berada di rumah.

Kesempatan pertama diberikan kepada suster Rahmayanti. Ia tak kuasa menahan air mata saat melihat anak-anaknya.

Begitupun keempat buah hati Rahma ikut menangis karena merindukan ibundanya.

"Bunda cepat pulang ya, sebentar lagi puasa, bunda di rumah ya,” ujar anak tertua Rahmayanti sambil terisak.

 Layanan Akad Nikah di KUA Majalengka Kembali Dibuka, Tapi Khusus Para Calon Pengantin Ini

Sudah dua bulan lebih Rahma tak bertemu anak-anaknya karena menjadi garda terdepan dalam menghadapi Covid-19.

Sejak pandemi ini muncul di tanah air, RSPAD memang menjadi salah satu rumah sakit yang pertama kali ditunjuk sebagai RS rujukan.

"Doain bunda ya, biar bunda bisa cepat pulang," jawab Rahmayanti.

Setelah Rahmayanti, giliran suster Heni Hendrayani mendapat giliran berbincang dengan keluarganya lewat video conference.

Suasana haru langsung pecah ketika anak laki-laki suster Heni Hemdayani yang masih berumur lima tahun menagis kencang karena lama tidak bertemu dengan ibunya.

 Seorang Nenek Tewas Tertabrak Motor di Astanaanyar Bandung Saat Sedang Menyebrang

Adapun anak pertama suster Heni memberikan semangat kepada sang ibunda.

"Mama cepat pulang, aku kangen," kata dia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved