Info Kesehatan
Sulit Bangun Seperti Ketindihan Saat Tidur Disebabkan Hantu? Ini Penjelasan Soal Sleep Paralysis
Sering Alami 'Ketindihan' Saat Tidur? Begini Penjelasan Medis Tentang Sleep Paralysis
Penulis: Mutiara Suci Erlanti | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Hypnopompic Sleep Paralysis.
Kelumpuhan semacam ini berlangsung ketika seseorang tersadar pada akhir masa tidur. Umumnya, masa tidur terbagi menjadi dua, yaitu NREM (non-rapid eye movement) dan REM (rapid eye movement).
Porsi NREM adalah sekitar 75 persen dari masa tidur, sementara sisanya menjadi masa tidur REM. Ketika seseorang tersadar sebelum masa REM berakhir, maka pada saat itulah bisa terjadi hypnopompic Sleep Paralysis.
Menelusuri Faktor Risiko Ketindihan atau Sleep Paralysis
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami fenomena ini adalah ketika mengalami kurang tidur atau pola tidur yang tidak teratur.
Faktor usia juga berpengaruh, remaja dan dewasa muda merupakan kalangan yang lebih berisiko.
• Cara Ampuh Bersihkan Karang Gigi, Tak Perlu Ke Dokter, Cukup Gunakan Bahan Alami Ini
Selain itu ada faktor risiko lain, seperti faktor keturunan, tidur dalam posisi terlentang, mengalami stres, menderita gangguan bipolar, kram kaki pada malam hari, serta penyalahgunaan obat-obatan.
Meski jarang terjadi, kelumpuhan masa tidur ini juga bisa menjadi gejala narkolepsi, yaitu gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan untuk tetap terjaga lebih dari 3-4 jam.
Mencukupi Kebutuhan Tidur
Tiap orang memiliki kemungkinan mengalami ketindihan. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita.
Ada yang mengalami ketindihan satu hingga dua kali saja seumur hidup, namun ada juga yang menghadapi beberapa kali dalam satu bulan atau lebih sering lagi.
Beberapa perubahan kebiasaan, sering kali efektif mengatasi fenomena ketindihan.
Misalnya memastikan terpenuhinya waktu yang dibutuhkan untuk tidur, yaitu sekitar 6-8 jam tiap malam, memperbaiki lingkungan tempat tidur, atau mulai tidur dan bangun pada jam yang sama secara teratur.
Pola hidup sehat lain juga dapat mengurangi kemungkinan sleep paralysis, seperti olahraga secara teratur, mengurangi konsumsi kafein, menghindari konsumsi minuman beralkohol dan berhenti merokok.
Tanda-tanda Perlu Diwaspadai
Kelumpuhan pada masa tidur sering kali tidak membutuhkan penanganan khusus, namun segera periksakan diri Anda jika kemudian mengalami hal-hal berikut:
-Rasa cemas atau khawatir berlebihan.
-Merasa lelah seharian.
-Tidak dapat tidur semalaman.
-Penggunaan obat-obatan hanya boleh dilakukan berdasarkan saran dokter. Kemungkinan dokter akan memberi obat antidepresan untuk membantu mengatasi hal tersebut.
Mengalami peristiwa ketindihan pada umumnya membuat seseorang merasa takut, namun tidak perlu khawatir berlebihan.
Dengan memperbaiki pola tidur dan menerapkan gaya hidup sehat, sering kali efektif dalam mengurangi risiko terulangnya peristiwa tersebut. Jika gejala berlanjut dan mulai mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik. (Tribuncirebon.com/Mutiara Erlanti)
