Seorang PDP di Kuningan Meninggal
KISAH Pemulasara PDP Meninggal di Kuningan, Hanya Tayamum, Jenazah Dikafani & Dibungkus Plastik
Wawan, salah seorang petugas pemularasa di RSUD 45 Kuningan, mengaku kepanasan dan kehabisan tenaga saat mengenakan APD saat mengurus jenazah PDP
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN – Wawan, salah seorang petugas pemularasa di Rumah Sakit Umum Daerah 45 Kuningan, mengaku kepanasan dan kehabisan tenaga saat mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).
Pakaian antidroplet itu ia pakai saat melakukan pemulasara jenazah PDP.
“Selama dua jam berpakaian APD, saya sendiri di kamar isolasi,” ungkap Wawan saat memberikan keterangan kepada awak media, Sabtu (4/04/2020).
• Banyak Warga Urban Hubungi Hotline Crisis Center Covid-19 Kuningan, Namun Ada Juga yang Hanya Iseng
Meski tidak positif, kata Wawan, kewaspadaan tetap diperlukan dalam pencegahan terhadap Pandemi Covid-19. “Tetap saya lakukan sesuai saran tim medis dan memang protokol Covid-19 begitu,” katanya.
Kemudian, untuk pemulasaraan jenazah PDP ini memang sangat jauh berbeda dengan kasus kematian lainnya.
“Antara mayat korban kecelakaan atau terjangkit HIV/ Aids jelas berbeda banget. Terutama dalam kewaspadaan saya saat di situ,” kata Wawan.
Pemulasaraan dilakukan jelang dini hari (4/04/2020). Menurutnya, saat memandikan jasad PDP tidak seperti pada umumnya. “Saya gantikan untuk bersih – bersih, korban PDP itu menggunakan tayamum,” ujarnya.
Seusai melakukan tayamum tadi, masih kata Wawan, jasad korban PDP dikafani dan dilengkapi bungkus plastik.
“Untuk menjaga cairan atau hawa keluar dari jasad tadi, saya bungkus pakai plastik hingga tiga lapis dan saya yakin aman ,” ungkap Wawan.
• Yuk Download Lagu Aisyah Istri Rasulullah MP3 Cover Syakir Daulay, Sabyan, Anisa Rahman Ada di Sini
• Nisfu Syaban Jatuh Pada 8 Hingga 9 April, Ini Amalan Terbaik untuk Mengisi Malam Nisfu Syaban
Untuk penyerahan jasad korban PDP ke rumah duka, Wawan menyebutkan, jasad korban yang dibawa menggunakan ambulans rumah sakit, pun dibungkus kantong mayat. “Kami serahkan korban ke rumah duka atau pihak keluarga,” ujarnya.
Sesaat setelah melakukan fardu kifayah di ruang isolasi, kata Wawan, sekitar dua jam menggunakan pakaian alat pelindung diri (APD).
“Saya buka, lantaran Kapolsek Ciniru mengontak saya melalui telepon pribadinya,” ujarnya.
Sejumlah keterangan pun diberikan kepada petugas kepolisian sambil menunggu waktu pemberangkatan jasad korban ke rumah duka.
“Tadi ada beberapa laporan yang berikan ke Pak Dani, Kapolsek Ciniru,” ujarnya.
• Jadwal Acara TV, Minggu 5 April 2020 RCTI Trans TV Indosiar SCTV GTV ANTV, Ada Film Hit & Run
Usai melakukan memberikan keterangan, kata Wawan, dirinya kembali menggunakan pakaian alat pelindung diri baru. “Karena APD itu kan sekali pakai,” ungkapnya.
Perjalanan menuju rumah duka memakan waktu sekira 45 menit. Wawan meminta kepada keluarga korban untuk membantu prosesi pemakaman.
“Tadi sebanyak tiga alat pelindung diri saya kasih kepada warga, untuk memakamkan jenazah PDP tersebut,” ungkap Wawan.
Wawan pun merasa senang ketika ada warga yang berkenan menggunakan alat pelindung diri saat pemakaman tadi.
• Di Mana Prabowo Saat Indonesia Lawan Corona? Ternyata Menhan Lakukan Ini untuk Lawan Covid-19
Prosesi pemakaman yang cukup singkat, kata Wawan, namun tetap tidak melepaskan rukun atau etika dalam penguburan jenazah secara agama.
“Seperti melakukan azan dan iqamat di dalam kuburnya tadi, juga pembacaan talkin,” ujarnya.
Upacara pemakaman yang begitu berbeda, memberikan pengalaman dan motivasi bagi lingkungan sekitar.
“Terutama dalam mencegahan penyebaran Covid-19.” Ujarnya.
Dampak Pandemi Covid-19
Merasakan dampak pandemi Covid-19, kata Wawan, tentu sangat baik bagi lingkungan masyarakat.
Terutama dalam melakukan karantina wilayah parsial dan melakukan physical distancing atau tetap berada di rumah.
“Sebab biasanya pemulasaraan jenazah itu sebanyak 6 orang untuk perbulannya. Entah dari korban kecelakaan atau korban HIV/Aids,” ungkapnya.
• Zodiak Kesehatan, Minggu 5 April 2020: Libra Hindari Makan Gorengan, Taurus Harus Sering Berjemur
Wawan menambahkan, tugas dan tanggung jawab sebagai pemulasara tentu dibarengi niat ibadah. “Perasaan biasa saja, ya kaya ibadah gitu saja,” ujarnya.
Ia pun berharap pandemi Covid-19 ini bisa cepat berlalu. “Ya mudah-mudahan kembali normal dan selalu menjaga hidup sehat,” ungkapnya. (*)