Harga Bawang Putih di Pasar Kepuh Kuningan Naik Rp 10 Ribu Per Kg, Jahe Merah Dijual Rp 80 Ribu/Kg
Hal itu berbeda dengan harga jahe biasa yang kini dijual Rp 40 ribu per kg dari harga semula Rp. 80 ribu
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor TribunCirebon.com, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Harga sejumlah komoditas di Pasar Kuningan mengalami kenaikan cukup tinggi. Hal itu menyusul dengan tidak stabilnya pasokan barang ke para pedagang.
"Memang beberapa waktu akhir ini pasokan kurang lancar," kata Widia, salah seorang pedagang sayuran di Pasar Kepuh Kuningan. Jum'at (6/03/2020).
Kenaikan harga antara lain dialami bawang putih dari harga Rp. 50 ribu, kini harga jual tembus Rp. 60 ribu per kg. Lalu harga jahe merah kisaran Rp. 50 ribu, kini per kilogramnya mencapai Rp. 80 ribu.
Hal itu berbeda dengan harga jahe biasa yang kini dijual Rp 40 ribu per kg dari harga semula Rp. 80 ribu." Kalau kenaikan harga jahe merah, itu bisa untuk obat. Mungkin efek berita virus corona juga ya kang, " tanya dia.
Widia mengungkapkan, komoditas lain yang mengalami kenaikan harga terjadi pada telur. Semula harganya stabil pada kisaran Rp. 22 ribu per kg, kini mencapai Rp. 26 ribu per kg.
Kemudian harga gula pasir yang semula Rp. 13 ribu kini berada di posisi harga jual Rp. 16 ribu.
Alasan kenaikan beberapa barang ini akibat banyak konsumen yang menggunakan untuk kebutuhan jelang perayaan munggah di bulan puasa.
• Seorang Ibu Nikahi Anak Kandung di Gorontalo Hingga Hamil Besar, Ngaku Suka Sama Suka, Ini Faktanya
• Jenderal Polisi Nyamar, Ngetes Bikin Laporan di Polsek, Dicuekin Petugas, Kapolsek Langsung Dicopot
• Menikah Dengan 12 Pria dalam 6 Tahun, Wanita Ini Bikin Kaget Suaminya Setelah Malam Pertama
Di tempat sama, Sarki, pedagang sembako membenarkan, adanya kenaikan harga sembako jelang munggahan nanti di bulan puasa. "Iya kang, bulan puasa tinggal menghitung hari saja," ucap dia.
Mengenai dampak pemberitaan virus corona, Sarki mengatakan, aktivitas pasar seperti biasa pada umumnya. Sementara komoditas pasar kebanyakan disuplai dari agen lokal juga.
"Kalau pengunjung memang dirasakan ada penurunan. Tapi itu tidak terjadi pada langganan kami," ujarnya.
Sementara itu Kasi Pasar Kuningan, Sumarnadi didampingi stafnya, Arisman, mengakui adanya lonjakan harga beberapa komoditas di pasar ini. Hal itu tidak disebabkan adanya penimbunan barang yang dilakukan para pedagang.
"Pengawasan dan pengendalian sirkulasi barang menjadi prioritas pantauan kami. Namun untuk masalah perubahan harga jual itu terjadi alami. Pedaganglah yang ngerti mana harga pas jual dan beli," kata Sumarna.
Sementara seorang petani cabe, Somad, mengatakan, meski harga cabe rawit mengalami kenaikan cukup tinggi, tidak memberikan keuntungan yang langsung dirasakan petani. Pasalnya, kondisi saat ini, masih masuk dalam masa cocok tanam. "Harga boleh tinggi, tapi gak bisa rasakan. Ini pohon cabe saya belum pantas untuk dipanen," ujarnya. (*)