Begini Sejarah Makam Raden Toemenggoeng Dendanagara yang Diyakini sebagai Bupati Majalengka Pertama

Napak tilas itu bertujuan mengenalkan kepada masyarakat makam Raden Toemenggoeng Dendanagara

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Makam RT Dendanagara atau Kanjeng Kyai Siera Adi Ningrat, Bupati Majalengka pertama. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Pemerintah Desa Gunungwangi yang bekerjasama dengan Komunitas Grup Majalengka Baheula (Grumala) dan Dewan Kesenian dan Kebudayaan Majalengka (Dekkma) menggelar kegiatan Napak tilas di komplek makam Wijaya Kusuma, Selasa (11/2/2020).

Kegiatan napak tilas itu bertujuan mengenalkan kepada masyarakat yang diyakini belum mengetahui bahwa makam tersebut merupakan makam Raden Toemenggoeng Dendanagara atau Kanjeng Kyai Siera Adi Ningrat.

Lucinta Luna Ditangkap Polisi Atas Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Ditemukan Barang Bukti Ini

Beliau diyakini sebagai Bupati Majalengka pertama pada periode (1819-1848).

Ketua Grumala, Nana Rochmana mengatakan, keyakinan itu mulanya didasari oleh oleh adanya prasasti yang tertera pada nisan serta tulisan di atas pintu masuk makam dengan huruf Arab Pegon dengan menggunakan bahasa Jawa kuno.

Ketua Grumala, Nana Rochmana
Ketua Grumala, Nana Rochmana (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

"Awal penelusuran ini berawal dari ditemukannya sebuah naskah yang disebutkan oleh Bupati Majalengka ke-8 di tahun 1958 yang menyebutkan Bupati Dendanagara, yang makamnya di Gunungwangi," ujar Naro, sapaan akrabnya, kepada Tribuncirebon.com, Selasa (11/2/2020).

Mengetahui hal itu, Komunitas Grumala yang digagas oleh dirinya berupaya menelusuri hingga ke pemakaman di Gunungwangi tersebut.

3 Muncikari Jajakan 4 Gadis Cianjur Kepada Wisatawan Timur Tengah, Ditangkap Polisi, Ini Videonya

Di sanalah ditemukan beberapa tulisan Arab Pegon dengan bahasa jawa kunonya.

"Namun, karena tidak sanggup dan tidak paham akan tulisan Arab Pegon atau aksara Jawa itu, akhirnya mencari orang yang mampu membacanya hingga ditemukan ahli huruf Arab Pegon dan bahasa Jawa kuno, yaitu Tarka orang Indramayu," ucapnya.

Lanjut Nana menjelaskan, tulisan yang ada di batu nisan serta di pintu masuk atas yang terpampang baru bisa dibaca pada 5 Januari 2019 lalu.

Setelah, dirinya bersama seseorang asal Belanda mengajak Tarka, yang dikenalnya melalui media sosial.

Tes Kepribadian: Cara Seseorang Mengepalkan Jari Tangannya Ternyata Dapat Ungkap Sifat Asli Dirinya

Pada tulisan di kayu jati yang diyakini masih utuh tersebut berbunyi.

"Pémut punika cungkub pasaréyan Kanjeng Kiyahi Arya Suraadiningrat Adipati Carbon kang ayasa Radén Tumenggung."

Artinya, Pengingat: ini adalah Cungkup Makam Kangjeng Kyai Arya Suradiningrat Adipati Cirebon yang berjasa, Raden Tumenggung.

Unjuk Rasa di Depan Disdik Indramayu Nyaris Ricuh, Ada Seorang Dari Massa Aksi Menerobos Barisan

"Arya Sriningrat Kanjeng Majalengka waktu dalu punika nuju tanggal 23 dinten Jumuah Sasi Siyam Tahun Dal 1327 Hijriyah."

Artinya, Arya Sriningrat Kangjeng Majalengka malam itu pada hari Jum’at Tanggal 23 Bulan Syiam (Ramadhan) Tahun Dal 1327 Hijriyyah.

"Atawa Walandi tanggal 18 Oktober ari Jumah 1909 kang ngapalani Haji Muhamad Rafingi Holifah wa syahadu‘ala dzalika K.H. Abduliman Wanadireja."

Unjuk Rasa di Depan Disdik Indramayu Nyaris Ricuh, Ada Seorang Dari Massa Aksi Menerobos Barisan

Artinya, atau menurut penanggalan Belanda; hari Jum’at tanggal 18 Oktober 1909. Yang mengepalai/mengetuai Haji Muhamad Rofingi Khalifah dan yang menyaksikan hal tersebut adalah K.H. Abduliman Wanadireja.

Pada batu nisan juga tertera kalimat yang ditulis dalam bahasa dan huruf yang sama, di antaranya adalah.

"Hijra Kangjeng Nabi Muhamadh 1268."

Artinya, Hijrah Kanjeng Nabi Muhammad 1268.

"Tahun 1268 Hijriah."

Artinya, 1440 –1268 = 172 tahun.

"Punika Pa-hingettaning ta-hun waladhi 1852."

Artinya, Inilah catatan tahun Belanda 1852 (2018-1852 = 166 tahun).

"Punika pa-hingettan ning babadh 1781."

Artinya, inilah catatan babad tahun 1781 (2018 – 1781 = 237 tahun].

Di sana juga ada tulisan lainnya, sebagai berikut.

"Hadza Kiyahi Mas Sutadiwirya Rama nipun Kiyahi Mas Demang Wedana Maja."

Artinya, inilah Kyai Mas Sutadiwirya Ayahanda dari Kyai Mas Demang Wedana Maja.

"Wafatipun ing tanggal 9 Robi’ul Awwal tahun za 1286 Hijrah Nabi saw Jawi 1798 1916 M."

Artinya, wafatnya pada tanggal 9 Robi’ul Awwal tahun za 1286 Hijriyah Nabi SAW Jawa 1798 1969 M.

Selain itu, Naro menambahkan, ada juga prasasti yang jug ditulis di batu dengan bunyi, sebagai berikut.

"Halamadh hingkang nama Kyahi Harya Hadhipati Sur-yahadhiningrat."

Artinya, alamat [inilah] yang bernama Kiyai Arya Adipati Suryahadiningrat.

Tusuk Ibu Kandung Berkali-kali, Remaja di Jakarta Ini Meronta-ronta & Menjerit Saat Diamankan Polisi

Lebih jauh Ketua Grumala menyampaikan, bahwa kata Babad bisa diartikan sebagai permulaan atau awal.

Babad, di dalam naskah kuno mengandung pengertian membuka hutan atau suatu tempat untuk dibuat menjadi pedukuhan, desa, pesantren dan lain sebagainya.

"Alhamdulilah, akhirnya kami dapat membaca tulisan itu pada tahun lalu, padahal penelusurannya sudah dari 2018 atau dua tahun lalu, hingga akhirnya diperoleh keyakinan dari tulisan-tulisan tersebut," kata Naro.

Wabup Majalengka hadiri napak tilas

Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D Mardiana menghadiri kegiatan Napak tilas makam Bupati Majalengka Pertama, Raden Toemenggoeng Dendanagara, Selasa (11/2/2020).

Wabup Tarsono disambut baik dan didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Majalengka dan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Argapura.

 Sopir dan Kenek Truk yang Tabrak Empat Rumah & Dua Mobil di Gunungjati Cirebon Alami Luka Ringan

Pantauan Tribuncirebon.com, acara napak tilas dilakukan di Komplek pemakaman Wijaya Kusuma, di Desa Gunungwangi, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.

Tulisan Arab Pegon di pintu masuk makam Bupati Majalengka pertama, RT Dendanagara
Tulisan Arab Pegon di pintu masuk makam Bupati Majalengka pertama, RT Dendanagara (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Setibanya di lokasi, Tarsono langsung duduk di latar makam Raden Toemenggoeng Dendanagara yang berbentuk seperti rumah di ujung komplek tersebut.

 Praktik Prostitusi di Vila Trawas Mojokerto Terbongkar, Pelaku Tawarkan Jasa Hubungan Badan Bertiga

Didampingi oleh seluruh Muspika, Tarsono turut menikmati dengan ikut menyimak satu persatu kegiatan yang digelar.

Dalam kesempaannya, orang nomor 2 di Majalengka itu menyampaikan bahwa kegiatan ini perlu terus digelar, mengingat acara ini mengenalkan kepada masyarakat bahwa terdapat petilasan makam Bupati Majalengka pertama.

Sebab, beberapa tahun lalu masyarakat, khususnya warga Desa Gujungwangi, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka mengenal makam tersebut sebagai makam Kyai.

 Arus Kendaraan Jalur Cirebon - Indramayu Sempat Alami Kepadatan Akibat Truk Tabrak Empat Rumah

"Ini tentu perlunya pendekatan antara kami Pemerintah Daerah melalui Pemdes kepada masyarakat bahwa di desa ini ada makam Bupati Majalengka pertama," ujar Tarsono, Selasa (11/2/2020).

Sementara, Ketua Grumala sekaligus panitia dari komunitas, Nana Rochmana menyampaikan, awalnya pihaknya bersama teman-teman komunitas Grumala tidak mengerti dengan adanya makam Bupati Majalengka pertama.

Sebab, tulisan yang berada di pintu masuk makam tersebut menggunakan tulisan aksara Jawa yang hanya sejumlah orang saja yang memahaminya.

 Gabung Ke Persija Jakarta, Osvaldo Haay Pakai Nomor Punggung 46

"Awal penelusuran ini berawal dari ditemukannya sebuah naskah yang disebutkan oleh Bupati Majalengka ke-8 di tahun 1958 yang menyebutkan Bupati Dendanagara, yang makamnya di Gunungwangi," ucapnya.

"Namun, karena tidak sanggup dan tidak paham akan tulisan Arab Pegon atau aksara Jawa itu. Akhirnya mencari orang yang mampu membacanya hingga ditemukan ahli huruf Arab Pegon dan bahasa Jawa kuno," jelasnya.

 ZODIAK BESOK Rabu 12 Februari 2020: Leo Harus Bersabar, Capricorn Fokus Berkarier

 Naro, sapaan akrab Nana Rochmana menyampaikan, selain mengenalkan makam Bupati Majalengka pertama, kegiatan ini juga digelar untuk mengetahui asal usul atau sejarah makam tersebut.

Napak tilas

Pemerintah Desa Gunungwangi yang bekerjasama dengan Komunitas Grup Majalengka Baheula (Grumala) dan Dewan Kesenian dan Kebudayaan Majalengka (Dekkma) menggelar kegiatan napak tilas, Selasa (11/2/2020).

//

Kegiatan napak tilas dilaksanakan dalam rangka mengenalkan makam Raden Toemenggoeng Dendanagara atau Kanjeng Kyai Siera Adi Ningrat sekaligus Bupati Majalengka pertama periode (1819-1848).

 Inilah Tanda-tanda Keputihan Tak Normal Pada Wanita, Segera Atasi Dengan Obat Alami Ini!

Makam itu berada di komplek Makam Wijaya Kusuma, di Desa Gunungwangi, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.

Suasana kegiatan Napak Tilas di Makam RT Dendanagara, Bupati Majalengka Pertama, Selasa (11/2/2020).
Suasana kegiatan Napak Tilas di Makam RT Dendanagara, Bupati Majalengka Pertama, Selasa (11/2/2020). (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)

Ketua Grumala, Nana Rochmana mengatakan, kegiatan napak tilas ini sengaja dilaksanakan agar masyarakat Majalengka khususnya warga Desa Gunungwangi mengetahui bahwa di desanya ada petilasan Bupati Majalengka pertama.

Di samping itu, kegiatan ini juga dilakukan agar masyarakat memahami bahwa Ulang Tahun Majalengka itu diperingati setiap tanggal 11 Februari.

 Gerakan #SaveBabi di Medan Tuntut Jokowi Selesaikan Kasus Penyebaran Virus & Tolak Pemusnahan Babi

"Kami ingin meluruskan atau memberikan informasi bahwa berdirinya Kabupaten Majalengka itu tanggal 11 Februari sesudai dengan yang tertuang pada prasasti di makam ini," ujar Naro, sapaan akrab Nana Rochmana.

Dalam kegiatan itu, dihadiri sejumlah komunitas, budayawan seniman dan warga Desa Gunungwangi.

 REKRUTMEN TNI AD Dibuka, Ada Tamtama, Bintara & Taruna Akmil, Lulusan SMA Dipersilahkan Melamar

Hingga kini, kegiatan tersebut masih berlangsung dengan pemaparan beberapa budayawan yang mengetahui sejarah Makam RT Dendanagara sebagai Bupati Majalengka pertama.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved