Anak Bekas Anggota ISIS di Suriah Merengek Ingin Pulang ke Indonesia, Tak Kuat Lihat Kebrutalan ISIS
Nada Fedulla, seorang warga negara indonesia (WNI) yang dibawa ayahnya yang menjadi anggota ISIS ke Suriah. . .
nurrosiarto: Jangan dipulangkan ya pak...mereka sudah memilih jalannya. Tambah bahaya laten di dalam negeri nanti
adhyphsp: Mantap pak, mereka yang mau keluar dari nkri
rifqi16: Betul pak, jgn dibawa kesinii
rizki.stwn_: Pokoknya jangan dengerin mereka yg selalu memprovokasi doang pak:'
riioo_0: Paspor aja udah dibakar pak, takutnya bila kembali kesini membuat kelompok" baru lagi
deasyday: Tolak yg sdh membakar paspor nya dan yg mau berjihad dengan ISIS.. jangan kasi kendor pak
Sementara itu, Menteri Agama Fachrul Razi juga menyatakan jika pemerintah saat ini masih mengkaji kemungkinan pemulangan WNI yang pernah menjadi ISIS ke Indonesia.
"Rencana pemulangan mereka itu belum diputuskan pemerintah dan masih dikaji secara cermat oleh berbagai instansi terkait di bawah koordinasi Menkopolhukam," ucap Fahrul,
"Tentu ada banyak hal yang dipertimbangkan, baik dampak positif maupun negatifnya," sambungnya.
Pesan Aida
Aliansi Indonesia Damai (Aida) menilai pemerintah perlu melakukan profiling terhadap warga negara Indonesia (WNI) eks kombatan ISIS yang akan dipulangkan ke tanah air.
Baru-baru ini, pemerintah memang mewacanakan pemulangan terhadap 600 WNI eks kombatan ISIS yang kini tinggal di dua kamp salah satunya Al Hol.
“Profilingnya juga harus jelas. Tidak boleh orang yang tujuannya ke Suriah untuk cari istri disamakan dengan orang yang tujuannya untuk jihad. Jadi harus rinci,” terang Direktur Aida, Hasibullah Sastrawi, ketika ditemui di Malang, Rabu (5/2/2020).
Menurutnya, profiling itu bertujuan untuk menentukan kadar radikalisme dalam setiap WNI eks kombatan ISIS tersebut. Apabila profiling tidak dilakukan, dia khawatir program deradikalisasi pemerintah tidak efektif dan malah menjadi bumerang di kemudian hari.
“Bahkan saya melihatnya mereka, apabila tidak diprofiling secara jelas dan rinci, ancamannya bisa lebih parah dari virus Corona,” katanya.
Meski berbahaya, Hasibullah tetap mendukung wacana pemerintah untuk memulangkan WNI eks kombatan ISIS. Karena apabila tidak dipulangkan, 600 itu akan menjadi manusia tanpa kewarganegaraan (stateless).
Hasibullah juga mengatakan 600 orang itu masih merupakan WNI secara hukum formil, “Karena meskipun mereka telah mengklaim dirinya warga negara ISIS, tapi ISIS bukanlah negara secara de jure. Tidak ada negara yang mengakui kedaulatan ISIS. Sehingga secara formil, mereka masih tetap warga negara Indonesia,” ujarnya.
Sejak jatuhnya ibu kota ISIS yakni Raqqa, puluhan ribu perempuan dan anak-anak tidak mempunyai tempat tinggal dan tinggal di kamp-kamp. Mereka terlantar dan hidup memprihatinkan.