Wabah Virus Corona
Sampel Dua Pasien Suspect Corona di RSHS Bandung Dikirim ke Jakarta, Belum Tentu Terjangkit
Hasil penelitian di Balitbangkes tersebut, katanya, biasanya baru bisa diperoleh setelah satu atau dua hari dari penerimaan.
Laporan Wartawan Tribun, M Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sampel dari hidung, tenggorokan, dan mulut, milik dua pasien yang kini dirawat dan diisolasi di Ruang Infeksi Khusus Kemuning (RIKK) Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung sudah dikirim untuk diteliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Kementerian Kesehatan RI di Jakarta.
Sebelumnya diberitakan, kedua pasien tersebut masih dirawat intensif dan menjalani observasi di RIKK RSHS karena mengalami infeksi saluran pernapasan dan beberapa hari sebelumnya mengunjungi negara yang terpapar virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Ketua Tim Infeksi Khusus RSHS dr. Yovita Hartantri, SpPD-KPTI mengatakan sambil menunggu hasil pemeriksaan terhadap spesimen atau sampel tersebut, pihaknya merawat dua pasien ini di RIKK RSHS.
"Kepada pasien, kami sudah melakukan pengambilan spesimen dari mulut, hidung, dan tenggorokan, kemudian dikirim untuk penelitian lebih lanjut ke Jakarta," kata Yovita di RSHS, Senin (27/1).
Anggoata Tim Infeksi Khusus RSHS dr. Basti Andiyoko, Sp.PK(K) mengatakan sampel tersebut sudah dikirim berdasarkan standar WHO (World Health Organization) ke Balitbangkes di Jakarta.
"Kita sudah lakukan pengambilan sampel sesuai standar WHO. Waktu untuk hasil pemeriksaan memang tidak cepat, dan kami masih menunggu," katanya.
Hasil penelitian di Balitbangkes tersebut, katanya, biasanya baru bisa diperoleh setelah satu atau dua hari dari penerimaan. Melalui penelitian terhadap spesimen tersebut, akan diketahui apakah kedua pasien ini terjangkit coronavirus seperti yang dikhawatirkan atau sebaliknya.
• Penyakit Gagal Ginjal, Asam urat, Diabetes Minggat dari Tubuh, Caranya Konsumsi Daun Binahong
• Berapa Kali Batas Maksimal Melahirkan dengan Cara Operasi Caesar? Ini Jawaban Ahli
• Foto-foto Kedekatan Kobe Bryant dengan Putrinya Gigi Bryant, Tadinya Gigi Akan Meneruskan Jejak Kobe
Sebelumnya diberitakan, dua pasien dirawat dan diisolasi di Ruang Infeksi Khusus Kemuning (RIKK), Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Senin (27/1). Kedua pasien ini masih dirawat intensif dan menjalani observasi karena mengalami infeksi saluran pernapasan dan beberapa hari sebelumnya mengunjungi negara yang terpapar virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Ketua Tim Penanganan Infeksi Khusus RSHS, dr Yovita Hartantri Sp.PD-KPTI, mengatakan pasien pertama yang dirawat tersebut adalah seorang laki-laki berusia 35 tahun dan baru pulang beberapa hari lalu dari Sichuan, Cina. Pasien ini adalah WNA dari Cina yang bekerja di salah satu perusahaan di Indonesia.
Seperti diketahui, katanya, Sichuan masuk dalam salah satu kawasan di Cina yang dua warganya terkonfirmasi terjangkit coronavirus. Laki-laki ini juga, katanya, kemudian mengalami demam dan radang tenggorokan dan berobat ke RS Cahya Kawaluyaan Padalarang.
Dari Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan, pasien dirujuk ke RSHS dan diterima di IGD. Karena punya riwayat perjalanan ke Sichuan dan terdeteksi mengalami infeksi saluran napas, pihak RSHS memindahkan pasien ini ke ruang isolasi di RIKK dari IGD RSHS secara langsung menggunakan ambulans lewat jalan khusus, tanpa melalui koridor dalam rumah sakit.
"Saat dikirim dari Cahya Kawaluyaaan, pasien mengalami demam 37,7 derajat Celcius. Tapi saat di IGD RSHS, suhunya sudah di bawah 37 derajat. Kondisi terakhir, pasien dalam kondisi baik tidak ada demam, dan tenang. Dalam pemeriksaan di tenggorokan memang ada radang. Jadi dari pemeriksaan tadi malam dan pagi, pemeriksaan darah, sel darah putih baik dan trombosit normal," kata Yovita di RSHS, Senin (27/1).
Pasien ini pun, katanya, masih menjalani observasi di ruang isolasi RIKK. Pihaknya menduga pasien ini mengalami infeksi saluran pernapasan atas akut. Pihaknya pun tetap melakukan pengambilan spesimen dari hidung dan tenggorokan pasien untuk selanjutnya diperiksa.
Pasien kedua, katanya, adalah laki-laki berusia 24 tahun, warga negara Indonesia dan bertempat tinggal di kawasan Dago, Bandung. Pasien ini sudah lama mengidap epilepsi dan sering berobat ke Singapura.
"Pasien kontrol dalam kondisi baik (di Singapura), lalu kembali ke Indoneisa dan ke Bandung 22 Januari. Sehari setelah dari Singapura mengalami batuk dan demam. Pada 25 Januari pasien kejang dan tidak sadar, dibawa ke RS Borromeous," katanya.
Saat itu, katanya, dilakukan pemeriksaan darah dan ditemukan ada infeksi, kemungkinannya infeksi paru-paru, walau hasil ronsen saat itu menunjukkan kondisinya masih baik. Namun seperti diketahui, Singapura adalah salah satu negara yang juga memiliki pasien yang telah terkonfirmasi terpapar coronavirus.
"Pada 26 Januari pasien ini mengalami perburukan kondisi tubuh sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan. Sempat kejang, tidak sadar, dan saat melakukan foto dada, ada perburukan. Saat itu dari Borromeous dikirim ke ruang isolasi, dengan tetap melakukan observasi, dugaan penyebab adanya infeksi pnemonia," katanya.
Yovita mengatakan kondisi pasien masih dirawat dengan alat bantu pernapasan di RIKK RSHS, tanpa pemberian obat. Tekanan darahnya stabil, dan kondisi lainnya stabil, namun hasil laboratorium menunjukkan bahwa ada perburukan. Sementara ini, pasien dari Bandung tersebut diduga mengalami infeksi saluran pernapasan bawah akut.
PNS Pun Akan Diperiksa
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat segera mendata para Tenaga Kerja Asing (TKA), Tenaga Kerja Indonesia (TKI), termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang dalam rentang dua bulan terakhir sempat mengunjungi Cina dan negara lainnya yang terpapar 2019 Novel Coronavirus.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat M Ade Afriandi mengatakan hal tersebut dilakukan untuk mencegah virus asal Cina tersebut menular dari dan di kalangan para pekerja.
"Kami baru saja rapat, di antaranya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jabar ya, kita siapkan data pekerja per kabupaten dan kota, TKA maupun yang khusus dari Cina, TKI juga," kata Ade melalui ponsel, Senin (27/1).
• BBWS Berencana Akan Pangkas Tanggul di Seberang, Posisi Sungai yang Menikung Sehingga Mengikis Habis
• Sepasang Kekasih Terancam Hukuman Mati, Simpan 41 Kg Ganja di Kosan, Ditangkap Polisi
• Dewan Kabupaten Majalengka: Sebanyak 60-70 Persen Bangunan Sekolah di Kabupaten Majalengka Rusak
Ade mengatakan hal yang akan didata adalah jejak perjalanan para pekerja asing ataupun pekerja dalam negeri selama dua bulan terakhir. Termasuk, katanya, TKI yang selama ini bekerja di Cina atau negara lain yang terpapar coronavirus tersebut.
"Kita sepakat tidak mendiskriminasi pekerja asal Cina. Siapapun yang keluar masuk Cina dan negara terpapar lainnya, termasuk tenaga asal Indonesia, siapapun orangnya, apapun perusahaannya, kita data," ujarnya.
Akan ada, katanya, langkah pemeriksaan medis kepada para pekerja yang melakukan perjalanan ke negara terpapar virus tersebut. Selama ini diketahui negara yang memiliki kasus warga yang terkonfirmasi positif menderita virus tersebut adalah Cina, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Perancis.
"Antisipasinya kami koordinasikan juga dengan pemerintah kabupaten dan kota, terkait untuk mengetahui TKA atau TKI yang yang keluar masuk Cina atau negara lainnya dalam dua bulan ini," katanya.

TKI yang selama ini bekerja di negara-negara tersebut, katanya, juga harus mendapat perhatian serius dan pemantauan kesehatan. Pihaknya segera mengedarkan surat mengenai hal ini kepada pemerintah di kabupaten dan kota.
"Karena baru bahas hari ini, besok kita kirim edaran lewat UPTD Pengawasan Tenaga Kerja, mereka akan koordinasi ke kabupaten kota dan perusahaan. Berdasarkan data tenaga kerja asing maupun pekerja Indonesia ini, kita akan cermati," katanya.
Mengenai TKI di negara terpapar coronavirus, pihaknya berkoordinasi dengan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) mengenai jadwal kepulangan TKI dari negara tempat kerjanya.
"Nanti dengan P3MI berkoordinasi mengenai kepulangan Tenaga Kerja Indonesia dari negara yang terkena virus misalkan Cina, Taiwan, Malaysia, Thailand, dan lainnya," katanya.
Pihaknya pun akan mendata PNS yang dalam dua bulan terakhir mengunjungi Cina dan negara lain yang terpapar coronavirus, baik yang berlibur ataupun melakukan perjalanan dinas.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan pelayanan kesehatan akan diselenggarakan kepada warga dengan prinsip universalitas dan tanpa diskriminasi dari negara manapun. Saat dikaitkan dengan coronavirus tentunya perhatiannya tidak khusus untuk TKA Cina, tapi untuk seluruh masyarakat.
Terkait screening katanya, akan dilakukan secara menyeluruh ke semua pekerja, terutama yang ada riwayat perjalanan ke negara terpapar virus tersebut atau kontak dengan yang diduga memiliki kasus tersebut. (Sam)