Mang Oded Janji Berikan Uang Kontrakan Sekitar Rp 26 juta, Bagi Korban Eksekusi Tamansari

Maka Pemerintah Kota Bandung akan memberikan waktu satu tahun mengontrak dan memberikan uang kontrakan sekitar Rp 26 juta.

Editor: Mumu Mujahidin
Tribun Jabar - Tribunnews.com
Wali Kota Bandung Oded M Danial 

Pelataran itupun dipenuhi oleh berbagai harta benda, seperti lemari, kasur, barang elektronik, hingga pakaian milik warga yang dimasukan ke kantung kresek hitam.

Enok Kartika (51) salah seorang warga RT 05/11 yang terdampak eksekusi mengaku, Ia bersama sembilan orang anggota keluarga hanya dapat pasrah menerima kenyataan.

"Hidup seperti ini, mungkin menjadi hadiah bagi ibu di usia ke-52 tahun. Kalau kemarin masih enggak terasa tinggal disini (pengungisan), tapi sekarang (hari ini) perasaannya sedih banget, malah beberapa kali ibu lupa, ada perasaan mau pulang, tapi pas mau turun tangga, baru keinget lagi, rumahnya udah engga ada, jadi air mata keluar sendiri," ujarnya sambil menangis saat di temui di Masjid Al-Islam, Jalan Kebon Bibit, Jumat (13/12/2019).

Disinggung terkait harta benda yang dapat diselamatkan, Enok mengatakan, hanya sebagian kecil saja, dan pakaian yang melekat di tubuhnya.

Beberapa warga terdampak eksekusi lahan RW 11 Tamansari dan memilih bertahan dan tinggal sementara di lantai dua Masjid Al-Islam, pascaeksekusi lahan Jumat (13/12/2019) /Cipta Permana.
Beberapa warga terdampak eksekusi lahan RW 11 Tamansari dan memilih bertahan dan tinggal sementara di lantai dua Masjid Al-Islam, pascaeksekusi lahan Jumat (13/12/2019) /Cipta Permana. (Tribun Jabar - Tribunnews.com)

Sebab saat proses eksekusi berlangsung, menurutnya warga tidak mendapat pemberitahuan sama sekali, sehingga petugas pun mengangkut paksa barang-barang dari dalam rumahnya.

"Tidak ada pemberitahuan sama sekali sebelumnya, jadi tibum (petugas penertiban) Satpol PP itu main angkut aja semua barang-barang, dan sekarang engga tahu ada dimana-dimananya. Apalagi selama puluhan tahun saya tinggal disana dan buka warung kios kecil, isinya engga tahu dimana sekarang. Cucu saya juga sekarang kepaksa engga sekolah soalnya seragamnya engga tahu dimana," ucapnya.

Dirinya berharap, agar keluarga dan warga lainnya yang terdampak segera mendapat pengganti yang sepadan dari rumah mereka yang telah dieksekusi dari pemerintah.

Sebab, selain mereka enggan direlokasi, tapi juga tempat tinggal mereka dahulu juga dibangun dengan hasil jerih payah selama puluhan tahun.

"Inginnya ya cepat ada penggantinya, karena engga mungkin kita tinggal di sini terus, siapa juga yang betah tinggal lama-lama seperti korban tsunami begini. Mau pindah ke tempat keluarga lain juga, saya tidak punya siapa-siapa lagi di sini, jadi sekarang saya cuma bisa melamun kapan punya rumah lagi seperti dulu," ujar Enok.

Hal senada disampaikan oleh warga terdampak lainnya, Diandra Apriliyani (28).

Jelang Perayaan Hari Natal dan Tahun Baru, Polres Majalengka Akan Menempatkan 6 Pos Pengamanan

Arus Kendaraan di Tol Cipali Diprediksi Naik 9,6 Persen Saat Libur Natal dan Tahun Baru 2020

Dirinya menuturkan, warga yang tinggal di masjid merupakan warga yang menolak direlokasi.

Selain itu, proses eksekusi berlangsung tanpa pembertahuan sebelumnya, sehingga sebagian besar warga tidak melakukan persiapan apapun sebelum meminggalkan rumah mereka.

"Kalau barang-barang mah jangan ditanya ya, kaya baju juga banyak yang hilang engga tahu dimana, uang juga ada yang hilang, soalnya Satpol PP kan menggusur paksa dan nyimpen barangnya taruh dimana aja," ujarnya di lokasi pengungsian.

Dirinya berharap, segera adanya solusi dari pemerintah terkait tempat tinggal sementara yang dapat ditempati bagi warga, selain di lokasi Rumah Susun Rancacili, karena khawatir nasibnya sama dengan warga yang digusur di Jalan Jakarta, kawasan Kiaracondong.

Terlebih dirinya menambahkan, beberapa warga sejak lahir telah tinggal di RW 11, termasuk dirinya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved