Wajah Miftah Berkaca-kaca Saat Rumah Reyotnya Diratakan dengan Tanah, Bakal Jadi Rumah Baru
Miftah bekerja serabutan untuk menghidupi lima orang anaknya, kadang bekerja sebagai buruh tani itupun kalau ada yang menyuruh.
Laporan Wartawan Tribun, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNCIREBON.COM - WAJAH Miftah (56) terlihat semringah menatap tumpukan batu bata bersusun yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Puluhan warga kampung berdiri mengelilinginya, sebagian hanya meninggikan kepalanya dari atas pagar benteng gang. Sebagain lagi hanya mengintip dari balik jendela rumah.
Rumah reyot nyaris ambruk milik Miftah kini sudah rata tanah. Satu sak semen yang telah diaduk dengan pasir dan sebuah cangkul terlihat jelas di tengah lahan yang akan dibangun rumah layak untuknya.
Doa warga Kampung Cariang Girang RT 01/05, Desa Bunisari, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur ini terkabul. Pria yang Jumat pagi mengenakan peci hitam dan sarung ini selalu menengadahkan kedua tangannya agar ada dermawan yang sudi memperbaiki rumah panggungnya yang sudah reyot dan nyaris ambruk tersebut.
Jumat (1/11) pagi merupakan hari dimana para dermawan mendengar doanya. Miftah bersama sang istri pun menyambutnya dengan wajah berkaca-kaca.
Miftah yang tinggal bersama istri dan lima orang anaknya Muslih (29), Siti Hanipah (18), Siti Salmah (13), Yusup (10), dan Siti (13) sebentar lagi akan mempunyai rumah baru. Puluhan tahun Miftah dan keluarga tinggal di rumah panggung nyaris ambruk berukuran sekitar 6x5 meter itu.
Miftah yang menerima bantuan sempat tak bisa berkata-kata dan hanya ucapan terima kasih yang keluar dari mulutnya.
"Saya hanya bisa berterima kasih kepada semuanya yang telah membantu saya, semoga balasannya lebih dari Allah SWT," katanya.
• Jaksa Agung RI Pulang ke Majalengka, Polisi Persiapkan Pengamanan Jalur
• Foto-foto Laga Babak Pertama Kalteng Putra vs Persib Bandung, Kevin Cetak Gol untuk Persib 1-0
• VIDEO - Banjir di Kelurahan Cibadak Kota Bandung, 100 Rumah Terendam dan Perabotan Hancur
Miftah bekerja serabutan untuk menghidupi lima orang anaknya, kadang bekerja sebagai buruh tani itupun kalau ada yang menyuruh.
Hasil dari buruh tani tersebut digunakan untuk beli beras tiga liter dan sisanya dipakai biaya anak sekolah.