Pecahkan Rekor MURI Membatik Massal, Pemkab Cirebon Berharap Anak Muda Bisa Gemar Membatik
Pecahkan Rekor MURI Membatik Massal, Pemkab Cirebon Berharap Anak Muda Bisa Gemar Membatik
Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Kabupaten Cirebon saat ini sudah dikenal oleh masyarakat luas sebagai kota batik dan memiliki pusat Batik yang berada di Kawasan Batik Trusmi, Kecamatan Weru.
Sekretaris Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpor), R Chaidir Susilaningrat, mengatakan, Batik Cirebon saat ini sangat digemari banyak orang dari berbagai penjuru dunia.
"Menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Cirebon. Pemerintah juga pada hari ini menyarankan bagi warga dan pegawai pemerintah untuk mengenakan batik," kata Chaidir di Komplek Perkantoran Pemkab Cirebon, Kecamatan Sumber, Rabu (2/10/2019).
• Musim Kemarau Panjang, Damkar Kabupaten Bandung Barat Kesulitan Mencari Sumber Air Untuk Pemadaman
Belum lama ini, kata Chaidir, membatik massal dilakukan di Kabupaten Cirebon oleh ribuan siswa sekolah dasar serta menengah. Hal tersebut dilakukan sebagai misi melestarikan budaya Cirebon.
Chaidir mengatakan, siswa yang terlibat dalam acara membatik massal itu tampak semangat dan memperlihatkan kepedulian terhadap batik.
• Terseok-seok di Papan Tengah Klasemen Liga 1 2019, Persib Bandung Ngarep Finish di 5 Besar
"Sangat diharapkan anak-anak memiliki ketertarikan terhadap batik, pembatik kita sedikit," katanya.
Belum lama ini, ribuan pelajar di Cirebon berbondong-bondong mendatangi Pusat Kawasan Batik Trusmi, Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Senin (1/10/2019).
Ribuan pelajar yang terdiri dari murid sekolah dasar (SD) hingga siswa sekolah menegah pertama (SMP) datang ke kawasan Batik Trusmi, untuk membatik bersama dalam memperingati Hari Batik Nasional 2 Oktober.
• Cara Mudah dan Ampuh Membasmi Tikus di Rumah yang Bikin Jengkel, Dijamin Minggat
Bertempat dipelataran parkir Batik Trusmi, ribuan pelajar begitu antusias, semuanya seragamamenggambar batik jenis mega mendung di atas kain, menggunakan lilin cair serta canting.
Kayla Azzahra (10), siswa SD Galunggung, mengaku, kalau ia sangat antusias mengikuti kegiatan membatik itu, karena menurutnya ini adalah kali pertamanya membuat batik di atas kain.
"Biasanya cuma bikin dibuku gambar, sekarang langsung," kata Kayla.
Berbeda dengan Kayla, Rizki Andriano (12), mengaku kesulitan menggunakan canting untuk membatik di atas kain kanvas, sehingga banyak tetesan lilin yang tidak berada garis lingkar motif mega mendung.
• BANGGA, Indramayu Dapat Rekor MURI Dodol Mangga Gedong Gincu Terpanjang di Dunia
Namun begitu, kata Rizki, ia sangat senang karena bisa mengetahui cara membatik, karena selama ini ia hanya sering melihat batik yang telah dipajang di toko-toko Batik di Desa Trusmi.
"Kirain gampang, ternyata susah. Tapi senang," katanya.