BJ Habibie Meninggal Dunia
Kisah BJ Habibie Benci pada Semua Dokter Setelah Kehilangan Ainun: Semua Dokter Gagal, Saya Marah!
Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie, pernah mengaku sempat membenci semua dokter.
Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Kisah ini kembali diceritakan BJ Habibie saat menjadi tamu istimewa dalam acara "Rosi Spesial Kemerdekaan: Habibie, Kemerdekaan dan Cinta" di Kompas TV, Kamis (17/8/2017) malam.
Pada awalnya, BJ Habibie mengaku sama sekali tak tertarik dengan Ainun meski kala itu banyak laki-laki naksir pada Ainun.
"Kalau pun saya naksir (saat itu), belum tentu dia mau," ujar Habibie kepada pembawa acara, Rosiana Silalahi.
Jawaban BJ Habibie pun mengundang tawa hadirin dalam acara tersebut. Ainun merupakan putri dari teman orang tua BJ Habibie.
Adpaun BJ Habibie pun dekat dengan ayah Ainun sejak berusia 12 tahun.
Kala itu, ia mengaku datang kepada ayah Ainun karena memiliki banyak pertanyaan.
"Bapaknya Ainun pintar banget," tuturnya.
Adapun BJ Habibie termasuk yang datang dari keluarga tak berada. Para laki-laki yang mendekati Ainun hampir semuanya memiliki mobil atau merupakan anak menteri dan pejabat negara. Sedangkan ayah Habibie saat ia kuliah sudah meninggal dunia.
Sehingga, ibunya harus banting tulang menjalankan usaha katering untuk membiayai Habibie sekolah. Kedekatan Habibie dengan ayah Ainun bahkan kerap dimanfaatkan kawan-kawan Habibie.
Mereka yang naksir pada Ainun dan kakak Ainun ingin datang, namun takut pada ayah Ainun yang agak galak.
Mereka kemudian mengajak BJ Habibie dan menghampiri Ainun serta kakaknya saat sang ayah tengah asyik ngobrol dengan BJ Habibie.
Adapun BJ Habibie dan Ainun rupanya memiliki satu kesamaan.
Saat duduk di bangku SMA, keduanya dicap oleh guru ilmu pasti sebagai siswa paling muda di kelas namun sama-sama cerdas.
Adapun Ainun satu angkatan lebih muda dari BJ Habibie.
Dicap sama-sama pandai, guru tersebut pun kerap mengatakan jika Habibie dan Ainun menikah pasti memiliki anak-anak yang juga cerdas. Sering dijodoh-jodohkan, BJ Habibie merasa malu.