HEADLINE - Diduga Membawa Bibit Penyakit, Kemendag Sita Pakaian Bekas Senilai Rp 5 M di Gedebage

, pakaian bekas ini masuk dari luar negeri melalui pelabuhan tikus yang banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Sumatra, Tembilahan,

Editor: Machmud Mubarok
Tribun Jabar/Mega Nugraha
?Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Perdagangan menyita ratusan karung pakaian beras di komplek pergudangan Safir Permai, Gedebage Kota Bandung, Kamis (5/9). 

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG -  Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Perdagangan RI menyita 551 karung besar pakaian bekas impor di kompleks pergudangan Safir Permai di Kawasan Gedebage, Bandung, Kamis (5/9).

Penyitaan dilakukan tak lama setelah ratusan karung pakaian bekas itu diturunkan dari truk. Meski terlihat geram, Haji Amir (45), pemilik pakaian bekas itu, hanya bisa pasrah.

Direktur Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono, mengatakan, pakaian bekas senilai Rp 5 miliar itu mereka sita karena diduga mengandung bakteri bakteri E. coli, jamur, dan bakteri Staphylococcus, yang bisa menyebabkan beragam penyakit, termasuk infeksi kulit.

"Hasil penelitian menunjukkan semua jenis pakaian impor bekas mengandung bakteri dan kuman. Bakteri dan kuman paling banyak ada di celana pendek, hot pants, dan korset," ujarnya saat memimpin penyitaan.

Lucinta Luna Pamer Foto Dengan Cowok Ganteng & Bilang Punya Gandengan Baru, Putus dari Abash?

Bruno Matos Mengamuk, Tantang CEO Persija Jakarta Bertemu Secara Tatap Muka: Bayar Gaji Saya!

WOW Bocah Indramayu Ini Masuk Garuda Select dan Akan Berlatih di Inggris Selama 9 Bulan

Penyitaan ini, ujarnya, mereka lakukan berdasar Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 51/M-DAG/PER/7/2015 tentang Larangan Impor Pakaian Bekas.

"Kita memiliki kebijakan larangan impor pakaian bekas. Barang-barang ini dikirim dari Medan, kemudian dijual dan diedarkan di Bandung," ujarnya.

Veri mengatakan, selain berpotensi mendatangkan penyakit, bisnis pakaian bekas impor ini mengganggu keberlangsungan produk tekstil Indonesia.

"Produk teksil kita banyak dan besar. Mohon maaf, kita bangsa besar, ngapain harus mengimpor, membeli pakaian bekas dari bangsa lain sementara kita juga punya produk tekstil sendiri?" kata Veri.

Vanessa Angel Pamer Foto Nempel Pipi & Hampir Cium Hotman Paris, Bilang Jangan Lupa Salat Jumat

Sebelum Bunuh Edi, Aulia Kesuma Ngaku Rutin Berhubungan Badan: Edi Seminggu Tiga Kali Minta Jatah

Pelabuhan Tikus

Veri mengatakan, pakaian bekas ini masuk dari luar negeri melalui pelabuhan tikus yang banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Sumatra, Tembilahan, dan Riau.

"Beredar sampai ke Pulau Jawa melalui jalur darat, termasuk yang datang ke Bandung," ujarnya.

Hal senada dikatakan Rizal Tanzil, Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), yang kemarin juga ikut hadir saat penyitaan.

"Pakaian ini sampah. Kita ini bukan tempat sampah. Kita punya industri tekstil yang besar dan maju. Ekspor garmen kita juga cukup baik," ujar Rizal.

Ia mengatakan, dalam satu karung besar pakaian bekas impor, rata-rata terdapat 200 hingga 500 potong pakaian.

"Ini jumlahnya 551 karung. Bayangkan pakaian bekas yang membanjiri pasaran. Produsen tekstil dan garmen kita itu lebih dari cukup untuk mengkover kebutuhan sandang masyarakat," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved