Viral di Media Sosial

VIDEO VIRAL 3 Polisi Hajar Tersangka yang Sedang Terbaring Tak Berdaya di Rumah Sakit, Wajah Dipukul

Polisi juga akan menyelidiki peran semua perwira yang bertanggung jawab atas penangkapan pria itu.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
Istimewa
Ilustrasi aniaya 

TRIBUNCIREBON.COM - Dua polisi Hong Kong ditangkap, Selasa (20/8/2019) atas tuduhan penganiayaan seorang tersangka di rumah sakit.

Rekaman video CCTV penganiayaan yang diketahui terjadi pada 26 Juni itu dirilis oleh seorang legislator kota dan menjadi viral di media sosial.

Kedua polisi itu ditahan di Kantor Polisi Sheung Shui, demikian keterangan pejabat kepolisian Hong Kong dalam jumpa pers seperti dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post.

Polisi menegaskan bahwa penganiayaan ini tidak terkait dengan gerakan protes atau demo Hong Kong.

Korban, bermarga Chung dan berusia 62 tahun ini ditangkap karena menyerang polisi sekitar jam 11 malam, sehari sebelumnya, menurut anggota parlemen Lam Cheuk-ting.

Dalam video, yang diberikan kepada Lam oleh keluarga korban, para petugas terlihat memberi tekanan pada kepala dan mata Chung ketika dia terbaring tak berdaya di atas troli rumah sakit.

Mereka kemudian memukul sejumlah tubuh pria itu, di bagian perut dan wajahnya, memutar pergelangan tangannya dan kemudian melepas celananya dan melakukan pelecehan yang menjijikkan menggunakan sebuah tongkat.

VIDEO PENGANIAYAAN POLISI HONG KONG:

Bahkan jari manis patah dan mengeluh sakit di alat vitalnya.

Lam mengatakan, rekaman aslinya sebenarnya 28 menit, namun hanya delapan menit yang ia publikasikan demi alasan privasi korban.

Kasus penganiayaan ini dikhawatirkan akan menjadi isu liar karena aksi demonstrasi menentang pemerintah juga menyudutkan polisi akibat tindakannya menganiaya demonstran.

Salah satu tuntutan demonstran adalah mendesak pemerintah membentuk tim investigasi independen terkait serangan polisi terhadap demonstran pada 9 Juni serta kebrutalan polisi yang mengakibatkan mata seorang demonstran wanita terluka pada Minggu (13/8/2019).

Seorang juru bicara kepolisian mengatakan, pihaknya akan dengan tegas menyelidiki kasus ini secara adil dan jujur.

Tse Chun-chung, kepala Humas Kepolisian membenarkan bahwa dua petugas telah ditangkap pada hari Selasa sore karena penyerangan yang mengakibatkan cedera pada korban.

"Polisi tidak akan menutup mata terhadap kekerasan, terutama bagi petugas yang sengaja melanggar hukum," kata Tse.

Putra-putra Chung sudah mengajukan laporkan kepada  polisi beberapa hari setelah insiden tersebut.

Legislator Lam Cheuk-ting (kedua dari kiri) dan anak-anak Chung memegang gambar tubuh Chung (62) yang menjadi korban penganiayaan polisi di rumah sakit (SCMP/Sam Tsang)

Tse membenarkan bahwa polisi tidak mendatangi rumah sakit sejak peristiwa itu, tetapi membantah bahwa pasukan itu gagal melakukan tugasnya.

"Berdasarkan pemahaman kami, biasanya tidak ada kamera pengawas di bangsal, jadi kami akan mendatangi rumah sakit nanti," kata Tse.

Seorang juru bicara dari rumah sakit mengatakan bahwa pria itu dimasukkan ke dalam ruang pasien isolasi karena secara emosional tidak stabil dan gelisah.

Ruangan khusus dengan dinding dan lantai berlapis dan kedap suara ini biasanya disediakan untuk pasien psikotik, atau mereka yang berisiko bunuh diri.

Juru bicara itu mengatakan pasien tersebut dalam kondisi mabuk dan kemudian dijaga oleh petugas.

"Staf medis pergi ke kamar itu secara teratur untuk memantau kondisi pasien dan tidak menemukan sesuatu yang luar biasa," katanya  dan menambahkan pasien tidak menyampaikan keluhan terkait apa yang dialaminya di rumah sakit.

Menurut sebuah sumber SCMP, seorang staf di rumah sakit, rekaman kamera CCTV tersebut terlihat pada monitor di pos perawat dekat tempat serangan itu terjadi.

"Siapa pun bisa melihat layar itu karena itu tempat terbuka," kata sumber tersebut.

Sebenarnya ada tiga petugas polisi yang masuk ke ruangan itu, namun petugas ketiga tidak ikut melakukan penganiayaan, namun juga tidak mencegah rekan-rekannya berbuat brutal.

Polisi kemudian mengkonfirmasi bahwa seorang petugas keempat ada di tempat kejadian, namun tidak masuk ke ruangan itu.

Polisi juga akan menyelidiki peran semua perwira yang bertanggung jawab atas penangkapan pria itu.

Chung mengalami trauma berat atas kejadian itu, bahkan membenturkan kepalanya ke bagian logam tempat tidur. Putra-putranya mengatakan bahwa ayah mereka mencoba untuk bunuh diri.

Chung yang dilaporkan mabuk pada saat penangkapannya pukul 11 ​​malam pada tanggal 25 Juni mencoba menyerang polisi dan meneriakkan “polisi hitam".

Meskipun tidak terkait dengan demo Hong Kong, tetapi motif serangan Chung terhadap polisi diduga terkait dengan sentimen buruk terhadap polisi yang sering disebut pendemo sebagai "polisi hitam" dan "polisi Triad".

Polisi kemudian menangkap dan menganiayanya, lalu dibawa ke rumah sakit.

Putra bungsu Chung mengatakan, waktu melakukan penganiayaan, petugas mengatakan kepada ayahnya, "Inilah yang dilakukan polisi hitam!"

Putra-putra tersebut mengecam perilaku petugas yang “tidak mematuhi hukum”, dan mengatakan bahwa mereka harus dijebloskan ke penjara.

"Ayah kami sudah tua, tangannya sudah diikat dan dalam kondisi tidak stabil (mabuk), kenapa polisi harus menyiksa warga lanjut usia?” Kata mereka.

Mereka mengatahui penganiayaan terhadap Chung setelah kakek itu pulang dan merasa aman untuk menceritakan apa yang dialaminya.

Lam mengutuk para petugas polisi tersebut karena telah mempermalukan insitusi yang saat ini sedang dalam kondisi terpojok setelah aksi brutal terhadap para demonstran.

“Dia sangat mabuk. Korban mungkin mengkritik petugas polisi tetapi tidak ada alasan bagi petugas tersebut untuk menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk menyiksa korban, untuk menghinanya secara fisik. Ini pelanggaran serius," katanya.

Lam bahkan curiga bahwa insiden itu adalah "puncak gunung es" dan mengkhawatirkan ratusan demonstran anti-pemerintah yang ditangkap dan ditahan oleh polisi.

Pihak kepolisian mengatakan, mereka belum bisa menghubungi korban untuk meminta keterangan meskipun sudah mencoba.

"Polisi melakukan beberapa upaya untuk menghubunginya tetapi semuanya gagal," kata Tse yang mengaku, pihak kepolisian baru mengetahui video itu pada Selasa hari ini.

"Ini pertama kalinya polisi melihat video hari ini setelah beredar di media sosial," katanya.

Tse juga membantah polisi menutup-nutupi kasus ini karena video tersebut baru diketahui tiga minggu setelah kejadian.

Video rumah sakit ini muncul di saat polisi Hong Kong dalam kondisi tersudut akibat aksi demo Hong Kong yang sering diwarnai bentrok dengan pendemo. (Tribun Batam/Alfian Zainal)

Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul VIDEO VIRAL - Dua Polisi Hong Kong Terekam CCTV Menganiaya Tahanan di Rumah Sakit

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved