Khutbah Jumat

Materi Khutbah Jumat Pekan Ini Berjudul Memohon Agar Dijauhkandari Hati yang Mati

Dalam pelaksanaan salat Jumat, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, salah satunya adalah penyampaian khutbah

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
SAFARI RAMADAN - Kapolres Indramayu, AKBP Ari Setyawan Wibowo melaksanakan Safari Ramadan dengan menunaikan shalat Jumat berjamaah bersama warga di Masjid At-Taqwa, Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jumat (21/3/2025) 

Imam Ibnu Athaillah dalam Matan Al-Hikam-nya menyebutkan tanda hati seseorang yang sedang mati.

 مِنْ عَلَامَاتِ مَوْتُ الْقَلْبِ عَدَمُ الْحُزْنِ عَلَى مَا فَاتَكَ مِنَ الْمُوَافِقَاتِ وَتَرْكُ النَّدَمِ عَلَى مَا فَعَلْتَ مِنْ وُجُودِ الزَّلَاتِ 

Artinya, “Salah satu kematian hati adalah tidak adanya kesedihan atas kesempatan ibadah yang terlewat dan tidak adanya penyesalan atas kekhilafan yang pernah dilakukan.”

Demikian ini, sama halnya dengan apa yang dijelaskan Syekh Ibnu Ajibah. Namun, beliau menambahkan satu lagi tanda hati yang sudah mati. Pertama, tidak bersedih atas kesempatan ibadah yang terlewat. 

Kedua, tidak menyesali perbuatan buruk yang telah dilakukan. Ketiga bersahabat dengan orang-orang lalai yang juga mati hatinya. 

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah 

Tanda-tanda yang disebutkan Imam Ibnu Athaillah dan Syekh Ibnu Ajibah itu jangan-jangan semuanya ada pada diri kita tanpa kita sadari. 

Atau salah satu di antara ketiganya kerap kita lewati begitu saja, tanpa tahu bahwa sesungguhnya hati ini sudah mati. Naudzubillahi min dzalik. 

Mari kita selalu memohon kepada Allah agar senantiasa diberikan kemudahan dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan mudah pula untuk meninggalkan segala larangan-larangan-Nya. 

Manusia tentu saja memiliki dosa kepada Allah swt. Dosa kecil ataupun dosa besar. Disengaja atau tidak. Tapi ingat bahwa rahmat dan ampunan Allah swt tidak ada habisnya. 

Satu hal yang paling penting di balik kesalahan-kesalahan yang barangkali terlanjur sudah kita lakukan, yaitu berikhtiar sekuat tenaga menjaga hati ini agar tidak mati, kita jaga agar terus hidup. 

Karena dengan begitu, jalan tobat selalu terbuka untuk kita semua, di manapun, dalam kondisi bagaimanapun, dan kapanpun. Syukur-syukur dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 

Sahabat Abu Musa Al-Asy’ari ra meriwayatkan sebuah hadits Nabi Muhammad saw tentang perbedaan orang yang hatinya hidup dan orang yang hatinya mati, kering, dan gelap. 

 قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَتُهُ وَسَاءَتْهُ سَيِّئَتُهُ فَهُوَ مُؤْمِنٌ 

Artinya, “Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang merasa senang oleh kebaikannya dan merasa susah oleh keburukannya, maka ia adalah orang yang beriman.’” (HR At-Thabarani). 

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved