Khutbah Jumat
NASKAH Khutbah Jumat: Menghidupkan Nilai Akhlak Nabi Muhammad dalam Kehidupan Sehari-hari
umat Islam yang telah balig, sehat, dan berakal, diwajibkan untuk melaksanakan salat dua rakaat yang menggantikan salat zuhur.
Perjalanan dakwah yang beliau emban sungguh sangat besar tantangannya. Beliau memikul tanggung jawab yang besar untuk seluruh umat manusia. Nabi Muhammad saw di beri tugas yakni sebagaimana hadits dari Abu Hurairah ra yakni:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi). Allah mempersiapkan Rasulullah menjadi insan yang kamil karena tanggung jawab yang sedemikian besar. Rasulullah memiliki akhlak yang santun dan lembut, berkasih sayang, dan ini hakikat dari akhlak Islam.
Allah memberikan pujian langsung kepada Rasulullah melalui firmanNya dalam Surat Al-Qalam ayat 4:
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
Artinya: ”Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
Berbagai rujukan sirah mengabadikan momen indah dan mengharukan tentang akhlaknya Rasulullah, hingga fase hidup di Madinah dan wafatnya Rasulullah.
Para sahabatnya mengambil langsung teladan akhlak dari Rasulullah. Ada Sayyidina Abubakar yang bergelar siddiq, karena kejujurannya, ada Umar bin Khattab yang memiliki garis hitam di wajahnya disebabkan seringnya menangis mengingat kematian, ada Sayyidina Utsman yang santun dan pemalu, dan sayyidina Ali yang berani dan memiliki tingkat kasih sayang yang tinggi kepada kaum mukmin. Allah berfirman:
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Telah datang seorang Rasul dari kalanganmu, berat menanggung penderitaanmu, ingin kamu mendapatkan keamanan dan berkasih sayang kepada orang yang beriman.” (QS. At-Taubah; 128).
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, Sebagai rujukan utama dalam akhlak, meneladani Rasulullah dalam setiap aspek kehidupan bukanlah suatu yang mustahil, karena Rasul bukan malaikat. Beliau manusia biasa yang di dalam dirinya ada mutiara akhlak yang agung.
Beliau senatiasa menangis jika datang firman Allah yang menyebut umat Rasulullah banyak di neraka, lantas beliau memohon kepada Allah agar umatnya banyak di surga. Rasulullah seorang yang rendah hati, seorang penghulu segala Rasul, dipuji oleh Tuhan, tapi berjalan dimuka bumi tanpa meninggikan kepala.
Bahkan ketika Fathul Makkah, beliau menundukkan kepalanya sebagai tanda penghormatan kepada kota Makkah. Rasulullah tidak pernah menyimpan dendam kepada penduduk Makkah yang telah mengusirnya, tidak ada terlintas amarah kepada penduduk Taif yang dulu melempari dirinya tanpa ampun sampai berdarah lututnya.
Beliau memaafkan semuanya, dan maaf dalam Islam yang paling hebat itu adalah dengan “fa’fu wasfahu” yakni maafkan dan lupakan semua kesalahan. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Artinya: “Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”
Ayat ini memberikan penjelasan kepada kita betapa seorang Rasulullah itu mempunyai kelembutan agar manusia tertaut hatinya menerima dakwah. Sekiranya Rasul keras, tentu banyak orang akan berpaling.
Suatu hari seorang Badui kencing di masjid, lalu para sahabat datang untuk menahannya. Rasul datang memperlakukan sang Badui tadi dengan penuh kelembutan. Betapa Badui itu jatuh cinta kepada Rasul dan hanya mau mendangar apa yang Rasulullah nasihatkan.
NASKAH Khutbah Jumat: Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Pengingat Menjaga Akhlak Anak Bangsa |
![]() |
---|
NASKAH Khutbah Jumat Besok 5 September: Rahasia Keagungan Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur’an |
![]() |
---|
NASKAH Khutbah Jumat Besok 5 September 2025, Hujan Rahmat di Bulan Maulid Nabi Muhammad |
![]() |
---|
NASKAH Khutbah Jumat 29 Agustus 2025: Enam Penyebab Utama Kerusakan Hati Manusia |
![]() |
---|
NASKAH Teks Khutbah Jumat 29 Agustus 2025: Kenikmatan Surga dan Dahsyatnya Siksa Neraka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.