Khutbah Jumat

NASKAH Khutbah Jumat: Menghidupkan Nilai Akhlak Nabi Muhammad dalam Kehidupan Sehari-hari

umat Islam yang telah balig, sehat, dan berakal, diwajibkan untuk melaksanakan salat dua rakaat yang menggantikan salat zuhur.

Eki Yulianto/ Tribuncirebon.com
NASKAH Khutbah Jumat Besok 5 September 2025: Menghidupkan Nilai Akhlak Nabi dalam Kehidupan Sehari-hari 

TRIBUNCIREBON.COM - Maulid Nabi merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang oleh umat Islam diperingati setiap tahun. Dalam tradisi Islam, Maulid Nabi umumnya jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah, sementara sebagian kalangan Syiah memperingatinya pada 17 Rabiul Awal.

Istilah maulid atau milad dalam bahasa Arab memiliki arti "hari lahir". Peringatan ini bukan sekadar mengenang kelahiran Nabi, melainkan juga menjadi momen untuk meneladani akhlak, perjuangan, dan risalah Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.

Sementara itu, Hari jumat adalah hari istimewa yang memiliki makna tersendiri dari hari-hari biasanya.

Pada hari tersebut kaum lelaki dari umat Islam yang telah balig, sehat, dan berakal, diwajibkan untuk melaksanakan salat dua rakaat yang menggantikan salat zuhur.

Baca juga: NASKAH Khutbah Jumat: Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Pengingat Menjaga Akhlak Anak Bangsa

Salat pada hari Jumat tersebut hanya terdiri dari 2 rakaat, yang diawali dengan khutbah Jumat oleh khatib.

Khutbah Jumat sendiri merupakan ceramah yang disampaikan khatib sebelum salat, yang juga termasuk salah satu syarat dan rukun dalam salat Jumat.

Berbicara tentang hari Jumat merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari, Jumat pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.

Di dalam hari Jumat, salat Zuhur pun berganti menjadi Salat Jumat.

Dalam bekhutbah sang khotib bebas menerangkan perihal Meneladani Ahlak Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Terbaru 13 September 2024: Amalan-amalan Sunnah di Bulan Rabiul Awal

Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى : لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Maasyiral Muslimin rahimakumullah, Segala puji dan syukur kita persembahkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan rahmatNya yang senantiasa diberikan kepada kepada hamba-hambaNya. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Baginda Rasulullah saw, sumber keteladanan, manusia yang paling mulia di muka bumi ini.

Pada kesempatan mulia ini, khatib berwasiat kepada seluruh jamaah wabil khusus kepada khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan serta menguatkan ketakwaan kita kepada Allah sw dalam wujud menjalankan segala perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Semoga kita senantiasa akan dapat menjalani kehidupan dengan baik dengan modal takwa yang kita punya.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada Jumat kali ini, khatib mengajak kita semua kembali untuk terus istiqamah mengambil keteladanan dari Rasulullah Saw dalam kehidupan kita. Dalam perjalanan sejarah umat manusia, ada umat yang tunduk dan beriman,tapi banyak juga yang membangkang, sehingga datang bala dari Allah swt. Tercatat dalam Al-Qur’an bagaimana kisah siksaan yang Allah berikan kepada kaum Tsamud, kaum ‘Ad sampai kepada kaum Luth. Umat-umat ini sudah Allah musnahkan dari muka bumi karena akhlak jahiliyah mereka melampaui batas.

Harus diakui bahwa manusia cenderung ingin mendapatkan kebaikan, dan memperlakukan orang lain dengan baik, akhlak demikian menjadi fitrahnya setiap manusia. Kefitrahan tersebut menjadi hilang karena ketidakmampuan mendengar dan melihat setiap kebenaran. Pada tingkat yang lebih ekstrem, ada beberapa Rasul yang menjadi korban pembunuhan oleh umatnya sendiri.

Sejarah menunjukkan, fase setelah Masehi, bangsa Arab yang mendiami Makkah tumbuh menjadi negeri yang maju dalam perdagangan. Tetapi akhlak manusia saat itu semakin jauh dari fitrah. Persia dan Romawi yang mengapit Makkah malah lebih buruk daripada itu. Di sini peperangan antar cucu Adam kerap terjadi. Siapa yang kuat dia akan berkuasa dan yang berkuasa akan terus menginjak bawahannya. Allah telah mempersiapkan kehadiran seorang Rasul yang teristimewa, sebagai penyeru terakhir untuk seluruh alam, dialah Rasulullah Muhammad saw.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved