Hidran Hilang di Pasar Ciawigebang Kuningan, Pejabat Dinas Terkait Angkat Bicara

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan bicara soal hidran yang hilang di Pasar Ciawigebang.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: taufik ismail
TribunCirebon.com/Ahmad Ripai
Damkar Kuningan memeriksa keberadaan hidran yang tertutup lapak jualan baju di Pasar Baru Kuningan beberapa waktu lalu. 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai 

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kawasan pasar tradisional Ciawigebang tidak terdapat ketersediaan hidran sebagai alat sambung pasokan air, dalam kondisi darurat dan biasa digunakan petugas pemadam kebakaran.

Hal ini mendapat tanggapan dari pejabat Kuningan.

"Perlu diketahui bahwa pasar tradisional itu milik desa. Kemudian, soal hidran itu baiknya tanyakan langsung ke pihak pengelola pasar," kata Pj Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kuningan Carlan saat dihubungi ponselnya, Rabu (15/10/2025). 

Pasar dengan bangunan megah usai dilakukan revitalisasi, kata Carlan bentuk pengerjaan itu dilakukan oleh pemerintah desa dan sumber anggaran itu langsung dari Provinsi Jawa Barat.

"Pembangunan revitalisasi pasar itu bukan oleh Pemda Kuningan," katanya. 

Carlan mengatakan, baiknya perlengkapan dn kebutuhan ketersediaan hidran itu masuk wilayah pemerintah desa.

"Ya, untuk ketersediaan kembali unit hidran itu harus ke desa," katanya. 

Anggota DPRD Kuningan 

Menghilangnya dua unit hidran saluran air untuk kebutuhan pemadam kebakaran, di lingkungan pasar tradisional Ciawigebang mendapat tanggapan dari Sri Laelasari yang juga Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kuningan

"Kami tentu sangat prihatin dengan tidak tersedia hidran di lingkungan pasar tersebut. Apalagi sebelumnya terdapat hidran aktif dan berfungsi seperti pada biasanya," kata Sri Laelasari yang juga Komisi II DPRD Kuningan, Rabu (15/10/2025). 

Sri mengatakan hidran sebagai alat bantu dalam mempermudah petugas Damkar saat membutuhkan pasokan air di kondisi darurat.

"Ini sangat penting tersedia. Sebab, petugas Damkar itu bicara dan tindakannya prioritas pelayanan sosial dan kemanusiaan.'' 

''Bayangkan, ketika pemadaman terjadi kekurangan air. Apakah harus nyedot dari sungai tak karuan, atau dari kolam ikan milik warga," kata Sri yang juga mantan Komisi III DPRD Kuningan

Ketersediaan hidran bagi pemadam kebakaran, kata Sri bukan soal permudah membutuhkan pasokan air. Namun, masuk dalam perawatan mesin sedot yang terdapat di unit mobil pemadam kebakaran.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved