Berita Cirebon Hari Ini

Banjir dan Lumpur Tak Jadi Halangan, Guru dan Murid SDN 1 Gunung Sari Sambut Mobil Pengantar MBG

Meski halaman sekolah masih dipenuhi lumpur dan sejumlah ruang kelas belum kering, mobil pengantar MBG berhasil masuk ke SDN 1 Gunung Dari

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
MBG CIREBON - Meski halaman sekolah masih dipenuhi lumpur dan sejumlah ruang kelas belum sepenuhnya kering, mobil pengantar Makanan Bergizi Gratis (MBG) tetap berhasil masuk ke SDN 1 Gunung Sari, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Kamis (20/11/2025) pagi 
Ringkasan Berita:
  • Meski halaman sekolah masih dipenuhi lumpur dan sejumlah ruang kelas belum kering, mobil pengantar MBG berhasil masuk ke SDN 1 Gunung Dari
  • Air setinggi betis yang menutup akses jalan tak menyurutkan semangat para pengantar maupun murid untuk memastikan distribusi MBG tetap berjalan seperti biasa

 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto


TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Meski halaman sekolah masih dipenuhi lumpur dan sejumlah ruang kelas belum sepenuhnya kering, mobil pengantar Makanan Bergizi Gratis (MBG) tetap berhasil masuk ke SDN 1 Gunung Sari, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Kamis (20/11/2025) pagi.


Air setinggi betis yang menutup akses jalan tak menyurutkan semangat para pengantar maupun murid untuk memastikan distribusi MBG tetap berjalan seperti biasa, meski sekolah sedang diliburkan akibat banjir.


Pengantar MBG, Hendra mengatakan, pengantaran tidak boleh berhenti hanya karena kondisi cuaca ekstrem.

Baca juga: Teks Pidato Hari Guru Nasional 25 November 2025, Singkat dan Penuh Makna


“Kalau untuk dapur tetap beroperasi seperti biasa, karena tetap harus tanggung jawab walaupun keadaan kaya gini,” ujar Hendra saat ditemui di sela-sela pengantaran, Kamis (20/11/2025).


Ia mengaku, akses menuju sekolah cukup sulit karena masih tergenang, sehingga tim harus memilih jalur memutar.


“Meskipun menjangkau lokasinya juga nerjang banjir, tetap harus kirim."


"Tapi kan kita tetap pilih ambil jalur aman, mutar ke Pabuaran dulu,” ucapnya.


Kendati tantangan besar, pengantaran tetap dilakukan ke seluruh titik yang sudah terjadwal.


“Tetap kami kirim ke penerima manfaat MBG. Jumlahnya 14 sekolahan, baik itu TK, SD, SMP, termasuk di SDN 1 Gunung Sari ini,” jelas dia.


Sekitar pukul 10.00 WIB, mobil MBG masuk pelan-pelan ke area halaman sekolah yang masih menyisakan lumpur.


Beberapa guru langsung menyambut dan menurunkan tepak-tepak makanan dari dalam mobil.


Tak lama, murid mulai berdatangan satu per satu setelah sebelumnya diinformasikan melalui grup WhatsApp kelas.

Baca juga: KBM SDN 1 Gunung Sari Cirebon Terhenti Karena Banjir, 6 Ruang Kelas Terdampak


Salah satunya Galih, murid SDN 1 Gunung Sari, yang terlihat antusias menerima jatah makanannya.


“Ini tuh MBG mau makan di sini,” kata Galih, ceria.


Ia bahkan mengaku tetap senang meski sekolah diliburkan karena banjir.


“Senang, abis main langsung makan meski sekolah diliburkan,” ujarnya.


Suasana halaman sekolah tampak penuh tawa.


Sebagian murid memilih membuka tepak dan makan sambil duduk di teras, sementara lainnya membawa pulang makanan dengan memindahkannya ke tepak makan pribadi.


Guru SDN 1 Gunung Sari, Siti Mutoharoh mengatakan, putusan meliburkan sekolah bukan hanya karena ruang kelas terendam, tetapi juga lantaran banyak rumah guru dan siswa ikut terkena banjir.


“Ya aktivitas sebenarnya diliburkan karena kondisinya kaya gini, apalagi ada rumah gurunya juga kebanjiran,” ucap Siti.


Menurutnya, rumah para murid pun tidak luput dari banjir.


“Jadi rumah anak-anak juga terendam, sehingga sekolah diliburkan,” jelas dia.


Meski begitu, distribusi MBG tetap dilakukan agar anak-anak tetap memperoleh asupan makanan harian.


“Kalau MBG sendiri tetap disalurkan, karena anak-anak di grup WhatsApp diumumkan,” katanya.


Ia menjelaskan, murid bebas memilih apakah ingin makan di sekolah atau membawa pulang.


“Setelah dibagikan, ada yang mau makan di sini, ada yang bawa pulang dengan memindahkan ke tepak makan sendiri,” ujarnya.


Sebelumnya, aktivitas belajar mengajar di SDN 1 Gunung Sari terhenti total setelah banjir merendam enam ruang kelas sejak Rabu (19/11/2025) malam


Ruang kelas 1, 2 dan dua kelas 6 menjadi yang paling terdampak.


Pada Kamis pagi, kondisi sekolah masih basah.


Guru-guru sibuk mengepel lantai, sementara suara anak-anak bermain air terdengar dari kejauhan.


Siti Mutoharoh membenarkan bahwa air sempat masuk ke ruang kelas dan baru mulai surut menjelang siang.


“Iya, ini sementara sudah dibersihkan kelas yang kemasukan air. Kelas satu masuk, kelas dua juga masuk. Semakin siangnya ini semakin surut,” katanya.


Total ada enam kelas yang tergenang.


“Tergenang sih kelas satu dan tiga kelas… eh, enam."


"Kelas enam di sebelah sana, dua kelas. Yang lainnya cuma sedikit karena dijaga,” jelasnya.


Karena sebagian ruang belajar tidak bisa digunakan, sekolah diliburkan sementara.


“Iya, berhubung kondisinya seperti ini, jadi diliburkan dulu,” tambahnya.


Ia juga menyebut banjir di wilayah itu bukan kejadian baru.


“Langganan, ya, Pak. Iya, langganan. Jadi setiap banjir diliburin,” katanya.


Banjir yang merendam enam dusun di Desa Gunung Sari itu disebut sebagai banjir kiriman dari wilayah Kuningan.


"Hujan dari jam 15.00 sampai 16.00 terlalu deras. Apalagi di Kuningan sangat deras. Jadi ini sebenarnya banjir kiriman,” Perangkat Desa Gunung Sari, Nanang Hendriana. 


Ketinggian air dilaporkan mencapai 40–70 sentimeter di sejumlah titik, bahkan lebih. Total sekitar 600 rumah terdampak.


Kondisi mulai surut pada Kamis pagi, dan Kapolsek Waled, Iptu M Fadholi, memperkirakan genangan bisa kembali normal sekitar pukul 10.00 WIB.

 

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved